10 - Runaway

6.5K 736 68
                                    


"Wonwoo-ya kita mau ke mana?"

"..."

"YA! Wonwoo-ya! Mau ke mana kita?"

"..."

"JEON WONW...!"

"DIAMLAH!" bentak Wonwoo mengagetkanku.

Wonwoo menatapku tajam. Membuatku tiba-tiba takut dengannya. Sama sekali Wonwoo tak pernah melihatku seperti ini. Tatapan intimidasi yang membuktikan kalau Wonwoo sedang marah. Denganku terutama.

Wonwoo pun kembali melanjutkan langkahnya. Pergelanganku dipegang erat olehnya seakan-akan dia tak mau aku kabur darinya. Bahkan ponselku juga dipegangnya.

Hingga akhirnya kami di halte bus. Tak ada percakapan selama kami di bus. Bahkan sampai bus ini tiba di terminal pun Wonwoo masih diam tanpa kata.

"Wonwoo-ya..." aku memberanikan diri memanggilnya setelah kami turun dari bus dan memasuki terminal.

"Diamlah... kau tidak mau orang-orang tahu siapa aku kan?" kata Wonwoo.

Kami berdua melangkah menuju loket. Wonwoo membeli tiket bus dengan tujuan yang tak kuketahui. Itu karena aku tidak ikut mengantri. Aku duduk di kursi tunggu sampai dia kembali dengan dua tiket di tangannya.

"Jadi... bisa aku bertanya ke mana kita sekarang, Jeon Wonwoo?" tanyaku begitu kami berdua sudah duduk di bus.

"Kampung halamanmu..."

"MWOOOO?" teriakku. Untunglah bus ini sangat sepi. Hanya ada satu keluarga kecil duduk di barisan depan. "Maksudmu... BOSEONG?"

Wonwoo tersenyum lalu mengangguk, "Tidak hanya Jisoo yang bisa kau ajak. Aku pun harus kau ajak..."

"Kau gila? Kita turun sekarang..." kataku lalu bangun dan hendak keluar.

Dan dengan cepat Wonwoo menarikku dan mendudukkanku lagi ke kursi bus, "Tidak boleh!"

"YAA! Kau gila, Wonwoo-ya? Bagaimana dengan syuting? Mereka semua pasti mencarimu dan mencariku..."

"Tak ada yang akan terjadi selain syuting hari ini batal..."

Aku kehabisan kata-kataku, "MWOO?"

"Sudahlah. Sebaiknya kau diam dan nikmati perjalanan..."

"Wonwoo... sungguh ini tidak benar!"

Wonwoo melipat tangannya dan memejamkan matanya. Perlahan, bus menuju Boseong ini pun mulai berjalan. Tak ada yang bisa kuperbuat selain menenangkan pikiranku. Ya, aku memang sedikit senang akan kembali ke Boseong.

Tapi sungguh aku belum siap untuk kehilangan pekerjaanku dan jadi pengangguran lagi.

.

.

.

.

.

.

.

Karena kami berangkat pukul sebelas siang, maka kami tiba di Boseong pukul lima sore. Baru kemarin aku menghirup udara sejuk Boseong. Siapa sangka sekarang aku bisa menghirupnya lagi.

Kulirik Wonwoo yang tampak terkesan dengan pemandangan perkebunan teh di sini. Ekspresinya sama seperti Joshua.

"Eoh, y/n-ya!" teriak Bibi Kang, tetangga rumahku yang tak sengaja kutemui di tengah perjalanan menuju rumah. "Sedang apa kau di sini? Bukankah kau sudah kembali ke Seoul?"

Live With Seventeen 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang