Alohaa!
Maaf ya aku update-nya lama banget. Mohon maklum karena aku lagi nyusun skripsi. Padahal aku kangen banget buat lanjutin cerita ini.
.
.
.
.
.
Seventeen saat ini sedang melakukan syuting bersama Dingo TV. Sekarang mereka sudah masuk ke segmen interview, di mana mereka akan mengambil random pertanyaan-pertanyaan dari fans seputar kehidupan pribadi mereka.
Dan aku, duduk di antara staff Seventeen lainnya dengan malas sambil bermain ponsel. Aku terlalu malas untuk melihat syuting mereka, terutama wajah seseorang.
"Jeon Wonwoo-ssi..."
"Ne... ne..." jawab Wonwoo semangat.
"Seperti apa tipe idealmu?" tanya host.
Dan di saat inilah aku sangat tertarik untuk melihat mereka. Aku menengadahkan kepalaku ke stage, di mana Wonwoo juga melihatku. Sejenak kami saling memperhatikan satu sama lain sampai akhirnya Wonwoo mulai menjawab pertanyaan itu.
"Seseorang yang cantik tentunya..." jawab Wonwoo. "Cantik dan pekerja keras..."
"Wohoo... tidak bisakah kau lebih detail?" goda host. "Kalau begitu silakan kau ambil satu pertanyaan, Jeon Wonwoo-ssi..."
Wonwoo pun mengambil satu pertanyaan dari gelas fish ball yang dioper Vernon. Dengan segera ia mendapat satu pertanyaan.
"Biar aku membacakannya untukmu, Hyung..." kata Seungkwan. Pertanyaan itu pun berpindah tangan ke Seungkwan, "Jika suatu hari nanti kau punya pacar, dan kau harus memilih di antara pacarmu atau kami, Carat, manakah yang akan kau pilih?"
"Woah, pertanyaan yang sulit ya!" kata host.
Benar. Memang sulit. Sampai ekspresi wajah Wonwoo berubah. Aku bisa melihatnya dengan jelas. Dia juga sedang melirikku lagi sekarang.
Entah kenapa aku sedikit gugup menunggu jawaban Wonwoo sekarang. Apa yang akan dijawabnya?
"Tentu saja Carat..." jawab Wonwoo diiringi respon dari member Seventeen lain.
Aku menunduk lemas mendengar jawaban Wonwoo barusan. Baiklah, Wonwoo memang harus menjawab itu. Fans-nya akan marah jika dia menjawab pacar. Tapi kenapa aku malah sedih?
Jujur, aku sedih dan kecewa. Entahlah ini karena faktor kecemburuanku pada Jenny tadi atau tidak. Yang jelas aku hanya ingin pergi dari sini.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jam sebelas malam. Tapi aku masih di sini, di Pledis Entertainment, tepatnya di cafetaria. Aku belum makan sejak tadi siang, dan sekarang perutku mulai memanggilku agar segera mengisinya. Baiklah, kita lihat sekarang apa yang bisa kumakan, eoh?
Ramyeon. Selalu menjadi pilihan yang tidak buruk. Aku tak peduli kalau kemarin, kemarinnya lagi, dan kemarinnya lagi makanan ini juga menjadi menu makanku. Toh, aku sehat-sehat saja sekarang itu berarti informasi tentang tidak sehatnya ramyeon mungkin hanya sekedar mitos atau 'hoax'?