Saat bangun tidur dan menyadari kalau aku berada di kamar kesayanganku itu sangat menyenangkan. Apalagi udara segar Boseong bisa masuk leluasa dari jendela kamar yang selalu dibuka oleh eomma setiap paginya. Aku jadi ingin pura-pura lupa kalau besok malam aku harus kembali ke Seoul. Tidak. Aku butuh liburan lebih lama. Bolehkan aku di sini sebulan lagi saja?
"EEOONNNNIIIIIII!!!!!!"
Baru saja aku ingin kembali memejamkan mataku tiba-tiba teriakan yang sangat kukenal mengagetkanku. Spontan aku beranjak bangun. Dan begitu aku turun dari tempat tidur, pintu kamarku dibuka oleh seorang gadis berpakaian jumpsuit yang tersenyum lebar melihatku.
"YOOO HANIIIII!!!!!!" teriakku.
Omaigad, sudah berapa lama aku tidak bertemu adikku, Yoo Hani?
.
.
.
.
.
.
.
.
"Eomma bilang pacar yang kau bawa sangat tampan. Di mana dia, Eonni? Aku penasaran setampan apa dia..."
"YAA!" sentakku. "Dia bukan pacarku!"
"Kalau bukan pacar kenapa kau bawa pulang ke Boseong saat Chuseok?" tanya Hani. "Setidaknya dia adalah someone special-mu kan?"
"Sebaiknya kau diam... sekali lagi kukatakan dia bukan pacar atau someone special... dia hanya temanku!"
"Ah, tapi aku tetap ingin melihatnya!" kata Hani beranjak berdiri. "Di mana dia sekarang?"
Benar, Joshua di mana ya sekarang? Apa dia sudah bangun? Apa tidurnya nyenyak? Setahuku Seungho-samchoon selalu mengorok saat tidur, sama seperti Hoshi.
Tapi tunggu. Setahuku Hani sangat update dengan musik Korea. Bukankah itu berarti?
"JANKAAMM!" teriakku saat Hani akan keluar dari kamarku.
"Wae?"
"Aku punya pertanyaan!" aku langsung menghampiri Hani. "Kau tahu Seventeen?"
"Menurut Eonni?" tanya balik Hani. "Heol! Tentu saja aku tahu! Aku bahkan menonton konser mereka di Jeju! Dan selalu merengek padamu agar bisa mendapatkan nomor ponsel mereka karna kau bekerja di Pledis, tapi kau tak pernah memberikannya bahkan di hari ulang tahunku!"
Sial! Benar juga! Kalau begitu Hani tidak boleh bertemu Joshua. Bisa gawat!
"Tapi akhir-akhir ini aku kurang update dengan Seventeen. Aku dan teman-temanku lebih sering membicarakan Wanna One... woah, Kang Daniel!" seru Hani. "Ong Seungwoo!"
Baiklah. Adikku memang seperti ini. Imajinasinya tak terkendali yang membuatnya sedikit freak (?). Dia bahkan senang membuat fanfiction tentang dia yang seakan-akan tinggal bersama Seventeen. Dan mungkin sebentar lagi dia akan bikin fanfiction, "Live With Wanna One"?
"Eoh, Jisoo-ssi, kau tidak perlu melakukan itu!" suara eomma tiba-tiba terdengar di luar sana.
"Jisoo?" gumam adikku. "Pacarmu namanya Jisoo? Aku mau melihatnya..." Hani pun langsung keluar dari kamarku.
Sejenak aku terdiam. Entah apa yang kulamunkan tapi aku terdiam cukup lama memikirkan apa yang sedang terjadi. Sampai akhirnya aku mendengar teriakan histeris Hani dari dapur, dan... "YAAA!!!! YOOO HANIIIII!!!!!!"