Goresan Merah Pertama

21K 2.6K 571
                                    


Taeyong bersiap mengantar Ten pulang saat tangan halus sang omega menahan lengan kokohnya.

"Hyung?"

"Hmm?"

"Aku khawatir satu hal.." Ucap Ten lirih.

Taeyong menatap Ten serius. "Apa?"

"Dulu hyung memiliki banyak kekasih. Hyung tahu kan tentang konsekuensi mate.. Aku pikir-"

Taeyong berdecak. "Kau tenang saja. Aku tak akan membiarkan mu mati."

Ten menunduk dalam. "B-baiklah."

Bell berbunyi tepat saat pembicaraan mereka berakhir. Taeyong menatap Ten sekilas sebelum melangkah pergi untuk membuka pintu, Ten yang penasaran mengekori Taeyong dengan wajah menunduk.

Taeyong membuka pintu tanpa melihat intercom, seketika wajahnya semakin masam melihat siapa yang datang.

"Owh! Taeyongie!!"

Seorang beta tidak tahu malu. Jeni. Mantan kekasihnya yang ia buang setelah satu malam panas.

"Menjauh dari ku Jen!!" Gertak Taeyong.

Jeni mengerucutkan bibirnya imut, Jeni memang cantik tapi sungguh Taeyong tidak memiliki rasa untuk siapapun, untuk siapapun.

"Kenapa? Bukannya kita masih sering bercinta?"

Tubuh Taeyong menegang saat aroma Ten mulai memudar, reaksi dimana seorang omega yang kecewa pada alphanya.

"Tutup mulut mu! Kita tidak bercinta!! Aku sudah memiliki omega!"

Jeni merengut dan melirik punggung Taeyong.
"Aaaa.. Dia cantik! Hai!"

Ten menatap Jeni penuh waspada. Gadis cantik nan sexy itu membuatnya merasa terancam.

"Sayang sekali ya.. Bukankah lebih baik kau menikmati kebebasan?"

"Kau ingin omega ku mati?" Taeyong menggeram rendah.

Jeni tertawa dan menyentuh wajah Taeyong. Taeyong menjauhkan wajahnya saat suara ringisan mulai terdengar.

"Woahh!! Ternyata benar.. Jika seseorang alpha bersentuhan dengan wolf lain yang berbeda jenis sebelum penandaan.. Sang omega akan terluka! Luar biasa!!"

Jeni menatap takjub garis merah melintang di leher Ten. Seperti luka cambukan segar.

Jeni dengan sengaja menautkan tangannya dengan tangan Taeyong, menggenggamnya mersa.

"Akh!" Ten tersentak saat bahunya seolah dicambuk dan ia melihat bekas cambukan yang mulai membiru.

"Kurang ajar!!"

Taeyong mendesis marah, ia segera menarik Ten untuk menjauh dari Jeni. Ia merangkul Ten dan membaui omeganya sepekat mungkin untuk mengurangi rasa sakit akibat cambukan tak kasat mata.

"Kenapa kau kemari??!!"

Jeni menuip kukunya dan tertawa. "Iseng saja."

"Ten masuklah.. Hyung akan obati luka mu nanti!"

"Tapi hyung.."

"Ten!!" Tatapan Taeyong menajam.

Ten terdiam dan mengangguk, tak dapat membantah apapun. Ten berjalan pelan sebelum tangannya terasa begitu berat dan panas.

Srett..

Taeyong melotot marah saat bibirnya dicium dengan kurang ajar oleh Jeni. Ia mendorong gadis cantik itu dan berlari menghampiri Ten yang tersungkur di lantai.

Begin - TaeTenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang