Taeyong menyerit saat seseorang berjalan mendekatinya, di tangan orang itu terdapat segenggam gandum berwarna keemasan.
Mata tajam Taeyong membulat saat sadar siapa yang berjalan mendekatinya. "Luhan hyung?"
"Taeyong-ah.."
"Luhan hyung!!! Hyung!!!" Taeyong segera berlari mendekati sosok Luhan, hyungnya yang meninggal sekitar lima tahun lalu.
Luhan tertawa pelan saat Taeyong memeluknya dengan erat, ia membalas pelukan Taeyong tak kalah erat.
"Sedang apa kau disini?"
"Aku- aku tidak tahu.."
"Pulanglah.."
"Ayo ikut aku pulang hyung.. Haowen sudah tumbuh besar, kau tak ingin melihatnya?" Tanya Taeyong.
Luhan menggeleng lalu memberikan tiga batang gandum pada Taeyong.
"Ini Ten, ini Mark dan ini diri mu.. Warnanya keemasan, itu artinya kau dapat kembali..""Hyung.."
"Dan lihat ini, ini milik Sehun, milik Haowen dan ini milik ku.." Kata Luhan sambil menunjukan satu gandum berwarna hitam.
"Aku tidak bisa kembali, tidak akan pernah kembali."
"Hyung.."
"Taeyong, dengar.. Aku melihat semuanya, tentang pengkhianatan mu, tentang kesalahan mu, tentang permohonan maaf mu bahkan tentang usaha mu memperbaiki semua, jadi ini saatnya mendapat bayaran atas usaha mu itu dan kau dapat kembali karena ini bukan rumah mu, belum menjadi rumah mu.."
"Aku tidak mengerti.."
Luhan tersenyum lembut, ia mengusap kepala adiknya yang lebih tinggi.
"Lihat semua gandum disini.. Jika kau sadar, gandum disini berpetak-petak kecil dan tidak semuanya berwarna keemasan, ada beberapa gandum yang berwarna hitam.."Taeyong mengedarkan pandangannya dan ia sadar dengan apa yang dikatakan Luhan.
"Lalu kenapa?""Setiap petak diibaratkan sebuah keluarga dan gandum keemasan adalah mereka yang masih hidup, sedangkan yang hitam adalah mereka yang mati.. Mereka yang menjadikan tempat ini sebagai rumah."
Luhan menepuk bahu Taeyong pelan. "Hidup mu masih panjang.. Bahkan petak gandum mu baru terbentuk.."
"Tapi, aku pengkhianat.. Aku pantas mati kan?"
"Pengkhianatan mu sudah kau bayar dan sekarang Tuhan akan memberi mu bayaran atas usaha mu memperbaiki semua.. Ini kesempatan kedua untuk mu."
"Pulanglah.. Aku titip salam rindu ku pada Sehun dan Haowen, aku akan menunggu kalian disini.."
Luhan berjalan mundur sedikit demi sedikit, Taeyong merasa bayangan Luhan semakin memudar dan kepalanya seolah berputar cepat diiringi rasa sakit yang luar biasa.
"Aaarrrgghhh.."
Mata tajam Taeyong terbuka cepat, napasnya terengah dan keringat dingin membasahi wajahnya. Taeyong mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan dan ia menemukan Johnny tertidur di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Begin - TaeTen
FanfictionORIGINAL STORY! JANGAN TANYA LAGI! Ten menangis bukan karena ia tak tahu lambang siapa yang muncul di lengannya. Ia menangis karena lambang itu adalah milik Lee Taeyong. Taeyong x Ten A.B.O 28 Oktober 2017 - 03 November 2018