Taeyong melangkah tergesa saat matahari telah menyentuh horizon barat. Penghujung musim panas membuatnya terlihat jelas. Ia ingin segera sampai di rumah dan memeluk omeganya, memastikan Ten dan calon anaknya baik-baik saja.
"Sajangnim!" Panggil sekretarisnya. Ia menoleh dengan wajah kesal.
"Apa?"
Omega cantik bernama Seulgi itu mundur selangkah, takut.
"Tadi siang Nyonya Ten menelepon."
Taeyong menyerit, seketika ingat bahwa ia mematikan ponselnya seharian ini.
"Apa katanya?""Nyonya Ten ingin makan texas chicken dengan saus yang menggenang. Dengan bentuk daging ayam yang simetris, dan memiliki warna keemasan."
"Huh?"
"Dan satu gelas limun yang asam ditambah wipe krim, serutan coklat dan sirup maple. Gelas ukuran jumbo berwana hijau polkadot dan sedotan merah."
Taeyong terdiam. Memikirkan kemungkinan rasa yang buruk dari minuman Ten.
"Baiklah."
Seulgi menyerahkan notenya pada Taeyong dan membungkuk hormat sebelum pergi.
Taeyong menghela napas, minuman macam apa ini? Batinnya geli.
Tak lama Taeyong segera keluar dan melajukan mobilnya menuju salah satu pusat perbelanjaan besar di dekat kantornya. Saat ia keluar, ia melihat beberapa teman sekelasnya sedang berkerumun dan menenteng banyak belanjaan.
"Dasar! Pandai sekali mereka menghabiskan uang." Gumam Taeyong.
Ia berdecak tak peduli dan melanjutkan perjalanannya mencari pesanan Ten. Texas chicken mudah dibeli dan ia tak perlu antre terlalu lama tapi saat ia memesan limun aneh itu sang waitress menyerit aneh.
"Tuan? Anda yakin dengan pesanan anda?"
Taeyong menyerit tak suka. "Tentu saja. Omega ku mengidam dan ingin minuman aneh itu!"
Sang waitress mengangguk. "Baiklah."
Taeyong hanya diam dan menunggu di meja. Cafe tempatnya memesan limun berseberangan dengan salah satu toko perlengkapan bayi ternama, ia ingat disana ia membeli kado untuk anak-anak Johnny.
Entah ada rasa tertarik saat melihat aura ceria di toko itu, jadi Taeyong putuskan untuk singgah setelah minuman aneh itu datang.
......
Dan disinilah Taeyong, di depan jajaran pakaian dan sepatu mungil nan manis. Saat para pramuniaga melihatnya Taeyong mengusap tengkuknya gugup."Tuan? Ada yang bisa saya bantu?"
"Aku.. Sebenarnya aku tidak tahu harus membeli apa." Kata Taeyong lirih.
Pramuniaga itu tersenyum. "Anak pertama ya?"
"Ya."
"Apa yang istri anda pesan?"
"Sebenarnya ini keputusan ku untuk singgah." Kata Taeyong, matanya sibuk menjelajahi rak-rak sepatu.
"Mungkin anda-"
"Aku mau sepatu itu!!"
Taeyong menunjuk sepasang sepatu coklat tua polos dengan less putih dan bagian dalam dengan warna krem. Taeyong suka dengan desainnya yang sederhana dan coklat adalah warna yang elegan.
"Baiklah."
Pramuniaga itu segera mengambilkan pesanan Taeyong dan membungkusnya. Taeyong menatap kotak transparan itu dengan mata berbinar, ah! Jika anaknya lahir nanti pasti dia akan sangat cocok dengan sepatu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Begin - TaeTen
FanfictionORIGINAL STORY! JANGAN TANYA LAGI! Ten menangis bukan karena ia tak tahu lambang siapa yang muncul di lengannya. Ia menangis karena lambang itu adalah milik Lee Taeyong. Taeyong x Ten A.B.O 28 Oktober 2017 - 03 November 2018