Taeyong duduk termenung di kursi dan menatap rintik hujan dari balkon ruang kerjanya dengan tatapan kosong. Kepalanya penuh akan berbagai macam pikiran yang menyiksa.Setega apa dirinya bicara seperti itu kemarin, jelas Yuta akan diam tapi kata-kata itu benar-benar membuatnya merasa buruk. Haruskah ia membunuh anaknya? Taeyong juga tahu bahwa Ten akan segera mengandung, tercium jelas dari aromanya yang semakin manis. Tapi, Taeyong tidak bisa.
Ia memiliki beberapa pertimbangan untuk memiliki wolfie dalam waktu dekat. Mungkin orang tuanya akan berpikir sama, atau bahkan si piggy Jae adiknya bahwa ia harus membunuh anaknya sebelum 'sesuatu' terjadi pada matenya.
Dan tapi lagi..
Taeyong ingin jadi ayah. Ia ingin di panggil papa dan mendapat pelukan dari tubuh mungil nan hangat.
"Kenapa ini begitu rumit." Bisiknya pelan.
"Luhan hyung sudah pergi bahkan Haowen sudah besar dan Sehun hyung baik-baik saja!! Tapi kenapa terasa begitu berat untuk melupakan kejadian buruk itu?! Ah sial!" Taeyong mengacak rambutnya dan mengumpat dengan suara kecil.
Ia menarik napas dan menghembuskanya pelan. "Tidak! Tidak!"
Suara ketukan pintu terdengar beberapa kali saat Taeyong masih sibuk dengan pemikirannya. Tak lama suara Ten terdengar pelan.
"Hyung, aku membuatkan mu Teh dan cookies jahe."
"Iya masuklah." Balas Taeyong.
Ten masuk dengan nampan di tangannya. Secangkir teh dan sepiring cookies jahe hangat.
"Jangan terlalu lelah bekerja hyung, istirahatlah sebentar. Sebelum laptop hyung basah dan rusak."
Kata Ten saat melihat laptop Taeyong masih menyala bahkan sang pemilik tak peduli dengan titik-titik air di layar laptop.Taeyong tersenyum dan segera menutup laptopnya begitu saja. Ia menarik Ten untuk duduk di pangkuannya.
"Aku akan istirahat sebentar lagi, setelah semuanya selesai."
"Baiklah." Ten mengangguk.
Taeyong tersenyum gemas saat wajah cantik Ten terlihat begitu bersinar, benar omeganya akan mengandung.
"Tidak." Bisiknya pelan.
"Huh? Apa yang tidak hyung?" Ten menyerit.
Taeyong segera menggeleng dan memberi Ten satu kecupan.
"Aku hanya teringat sesuatu.""Aahh begitu. Oh iya! Aku dengar dari umma jika hyung memiliki kakak omega ya?"
Raut wajah Taeyong berubah. "Ya."
"Aku-"
"Tapi dia sudah mati." Potong Taeyong cepat. Suaranya sarat akan luka.
Senyum Ten memudar, sebenarnya Ten tahu itu tapi saat mendengarnya langsung dari mulut Taeyong terasa begitu menyakitkan. Ia hanya ingin mengajak Taeyong mengunjungi makam Luhan.
"Dan Sehun hyung membenci ku." Lanjut Taeyong.
"Hyung tidak bersalah!"
"Tidak! Itu salah ku, seharusnya aku sadar bahwa omega yang hamil jauh lebih lemah dan aku begitu ceroboh hingga kami kehilangan Luhan hyung."
"Itu kecelakaan hyung!"
"Tapi jika Luhan hyung tidak hamil! Ia pasti dapat bertahan!! Dan jika aku tidak ceroboh mungkin kecelakaan itu tidak terjadi!! Aku membenci diri ku sendiri dan wolfie!!"
Wajah Ten menyendu, matanya berkaca-kaca. "Tapi jika aku-"
"Tidak!! Kau tidak akan mengandung tanpa kehendak ku.."
"...atau aku akan membunuhnya."
Deg.
KAMU SEDANG MEMBACA
Begin - TaeTen
FanfictionORIGINAL STORY! JANGAN TANYA LAGI! Ten menangis bukan karena ia tak tahu lambang siapa yang muncul di lengannya. Ia menangis karena lambang itu adalah milik Lee Taeyong. Taeyong x Ten A.B.O 28 Oktober 2017 - 03 November 2018