Ten menatap Mark dengan pandangan lembut, ia mengusap rambut hitam putranya pelan dan ia berbisik.
"Markie.. Mama tinggal sebentar ya? Mama mau melihat papa sebentar, Markie bersama nenek sebentar ya.."
Ten mengecup pipi bulat Mark lalu menidurkanya di ranjang bayi, lalu ia menatap ibunya.
"Ibu, tolong jaga Mark sebentar.. Aku ingin mengunjungi Taeyong hyung sebelum kembali ke rumah."
Ibu Ten mengangguk, "tapi Ten, apa kau yakin akan tinggal di apartemen tanpa kami dan Taeyong?"
"Apartemen itu adalah rumah kami ibu, aku ingin Mark mengenal ayahnya walau hanya dari bau alphanya."
Ibu Ten menghela napas lalu mengangguk setuju, ibu Ten segera beranjak untuk semakin dekat dengan sang cucu. Ten menarik napasnya panjang lalu mulai melangkah keluar kamar. Luka operasi di perutnya masih terasa tidak nyaman, namun berkat darah Taeyong ia mampu meregenerasi tubuhnya dengan sangat cepat.
Ten hanya perlu berjalan menuju kamar yang tepat berada di samping kamarnya, Taeyong sengaja ditempatkan dekat dengan kamar Ten agar keluarga mereka lebih mudah mengecek keadaan keduanya.
"Tenangkan diri mu Ten Lee." Gumam Ten saat tangannya menggenggam erat gagang pintu kamar Taeyong.
Sreggg..
Pintu kamar Taeyong bergeser sebelum Ten menggesernya, tatapan mata lelah Jaehyun dan ibu mertuanya membuat Ten tersenyum pedih.
"Ibu? Jae?"Ibu Taeyong tersenyum lalu memeluk Ten erat. "Kau sudah siap pulang sayang ku?"
"Iya ibu, tapi aku ingin bertemu Taeyong hyung sebentar."
"Baiklah, ibu harus menyusul ayah kalian ke Shanghai.. Kau tahu kan tanpa Taeyong beberapa cabang perusahaan terbengkalai?"
"Iya ibu.. Maafkan aku tidak dapat membantu ibu dan ayah."
"Tidak apa-apa sayang.. Tolong jaga Taeyong ya."
Ten mengangguk pelan, ibunya tersenyum lalu melangkah meninggalkan kamar rawat Taeyong dan masuk ke kamarnya untuk melihat Mark. Tatapan mata Ten beralih pada Jaehyun yang masih diam diambang pintu.
"Jae.."
"Aku juga harus menggantikan Taeyong hyung."
Ten menyerit, apa yang akan Jaehyun gantikan? Seingatnya Jaehyun sedang sibuk dengan tugas dan laporan karena ia baru saja masuk perguruan tinggi negeri.
"Apa yang ingin kau gantikan? Kau belum bisa memegang perusahaan Jae!"
"Demo, aku akan menggantikan Taeyong hyung untuk demo terakhirnya." Jawab Jaehyun dengan cengiran jenaka.
Ten tertawa pelan, sedikit terhibur dengan candaan Jaehyun. "Ya ya! Selamat menikmati teriknya matahari."
"Hyung, jangan bersedih karena aku yakin Taeyong hyung akan segera sadar."
Ten tersenyum lalu mengacak-acak rambut Jaehyun. "Aku percaya piggy.. Tenang saja! Sana! Cepat pulang dan istirahat, kau tak mau terlambat dan mendengarkan Yuta hyung mengomel di demo pertama mu besok kan?"
"Hahaha.. Baiklah hyung, sampai jumpa!"
Ten mengangguk pelan, berbicara dengan Jaehyun memang selalu mampu menaikkan suasana hatinya, ia menghela napas saat Jaehyun menghilang dibalik pintu kamar rawat yang sebentar lagi ia tinggalkan, lalu ia melangkahkan kakinya memasuki kamar rawat Taeyong. Ten menarik pelan sebuah kursi lalu duduk di sisi kanan Taeyong.
"Hyung.. Apa kabar?" Tanya Ten setelah mengecup kening sang alpha.
"Belum merasa lebih baik ya?" Tanya Ten lembut, jemari lentiknya merapikan helaian rambut Taeyong yang berwarna putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Begin - TaeTen
FanfictionORIGINAL STORY! JANGAN TANYA LAGI! Ten menangis bukan karena ia tak tahu lambang siapa yang muncul di lengannya. Ia menangis karena lambang itu adalah milik Lee Taeyong. Taeyong x Ten A.B.O 28 Oktober 2017 - 03 November 2018