Raungan Biru

13.3K 1.8K 172
                                    


Ten menatap Hansol dan Johnny yang sedang menimang kedua putra mereka. Satu alpha dan satu omega, sempurna bukan? Ten sangat iri saat binar bahagia terpancar jelas di wajah Johnny. Apa Taeyong akan seperti itu?

Sampai kapan ia dapat diam? Sudah lewat satu minggu dan Taeyong belum melakukan apapun dan belum mengetahui apapun. Atau alpha tampan itu hanya berusaha mencari waktu yang tepat untuk membunuh anaknya?

"Ten!"

"....."

"Ten! Hei!" Doyoung menyenggol lengan Ten saat Ten tak menyahut panggilan Hansol.

"A! Ya?"

Hansol tersenyum. "Aku tahu masalah mu begitu berat. Tapi, percayalah kami akan selalu membantu mu."

Ten menatap ketiga temannya bergantian. "Aku takut kehilangan anak ku. Tapi aku juga takut kehilangan Taeyong hyung. Jika orang tua kami tahu, sudah pasti jalan terakhir adalah pemusnahan."

"Kita akan cari cara terbaik dan teraman Ten, ingatlah, bahwa kami juga memikirkan mu." Kata Johnny.

Ten tersenyum penuh rasa syukur. "Terima kasih."

"Jadi, siapa nama wolfie manis ini?" Tanya Doyoung sambil mengusap gemas pipi bulat bayi di dekapan Hansol.

"Nama ku Jungwoo imo!" Jawab Hansol pelan.

Ten tergerak, ia seperti terbang saat melihat bayi itu menggeliat. "Kalau alpha yang tampan ini?"

"Johnny!!" Jawab Johnny narsis.

Ten merengut dan membuat tawa dalam ruang rawat Hansol pecah. Johnny terkekeh.

"Namanya Lucas. Sang pangeran elang dan rosella." Kata Johnny penuh kebanggaan.

Ten dan Doyoung tersenyum, diam-diam dalam hati berdoa memohon kebahagiaan yang sama.

.......

Taeyong sedang mengiris daging sapi saat Ten pulang dengan wajah berbinar bahagia. Omega manis itu segera menghampiri Taeyong dan memberinya ciuman kecil.

"Malam hyung!"

Taeyong tersenyum hangat dan membalas ciuman Ten dengan kecupan ringan. "Malam sayang ku!"

"Hyung apa kita akan memanggang hanwoo?"

Taeyong mengangguk. "Tentu! Akhir-akhir ini kau suka sekali daging kan?"

"Ya! Entah kenapa aku selalu ingin makan daging." Jawab Ten ceria.

"Wolfie yang sedang tumbuh memang butuh banyak daging! Hal wajar karena insting karnivoranya."



Deg.



Ten terdiam dan menatap Taeyong ketakutan. Ternyata alphanya telah tahu.

"H-hyung.."

"Aku sudah tahu. Kau tak perlu berusaha menyembunyikan apapun dari alpha mu!" Kata Taeyong datar. Intonasi hangat beberapa menit yang lalu telah tenggelam digantikan suara berat penuh ancaman.

"Aku hanya takut-"

"Apa yang kau takutkan?"

"Hyung membunuh anak kita bahkan sebelum ia melihat dunia!"

Taeyong menghentikan gerakan pisaunya. "Aku tak akan mencabut nyawanya langsung! Dokter-"

"TIDAK!!!!"

"Ten!!" Suara Taeyong mendayu berbahaya.

Ten mundur selangkah dan mengusap kasar wajahnya yang telah basah oleh air mata.

"Sampai mati pun aku akan mempertahankan wolfie kita!!!"

Prangg!



Taeyong melempar pisaunya hingga menyenggol vas bunga hingga jatuh dan pecah.

Begin - TaeTenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang