Luka Yang Dibayar

11.7K 1.5K 82
                                    

Doyoung menyedot colanya dengan wajah datar saat Ten berlari tergopoh-gopoh mendekatinya dengan setumpuk buku tebal.

"Doyoung!"

"Aku belum mau mati di tangan Taeyong hyung jika ia tahu kau berlari seperti tadi dan aku tidak mau alpha ku kembali berkelahi dengan alpha mu saat aku mati!"

"Maafkan aku."

Doyoung mengangguk singkat dan memberi Ten sebotol air putih. "Memangnya ada apa?"

"Tidak! Aku hanya berusaha kabur dari profesor Cho! Alpha tua itu benar-benar berbahaya untuk nilai ku!"

Doyoung berdecih mengingat betapa menyedihkannya nilai yang ia peroleh saat mengambil kelas profesor Cho.

"Sudahlah lupakan! Bagaimana keadaan mu dan Taeyong hyung?"

"Baik."

"Aku dengar dari Hansol hyung, omega yang hamil akan sering memiliki luka sayat secara tiba-tiba."

Ten tersenyum miris. "Tidak juga! Itu hanya terjadi pada omega yang memiliki alpha pengkhianat."

Doyoung mendesah berat. "Karena itu aku tanya!"

Ten menarik lengan outernya dan terlihat bekas luka panjang yang mulai memudar. "Ini aku dapatkan tadi malam dan Taeyong hyung segera meneteskan darahnya."

Doyoung mengusap bekas luka Ten dan menghela napas. "Aku akan membantu mu sebisa ku Ten."

Ten tersenyum ceria. "Terima kasih! Oh iya! Aku rasa keponakan mu ingin makan ramyeon super pedas dengan ektra daging sapi tapi aku lelah sekali."

Doyoung memutar matanya jenaka namun ia berdiri dari duduknya. "Oke-oke! Ada lagi yang kau pesan wolfie kecil?"

"Yakiniku!"

"Baiklah akan aku pesankan!"

Ten mengangguk dan menatap Doyoung yang mulai menjauh menuju stan makanan. Ia menoleh saat ponselnya bergetar tanda pesan masuk, pesan dari Taeyong bahwa ia akan pulang sedikit malam.

Tak sengaja mata Ten terpaku pada sebuah buku sebesar album foto diatas tas Doyoung. Buku dari salah satu wedding organizer ternama di Seoul.

Ten menyerit dan menarik buku itu untuk dilihatnya. Beberapa model tuxedo, dekorasi ruangan, cincin dan perlengkapan pernikahan seperti undangan dan souvenir telah ditandai. Apa Doyoung akan menikah secepat ini?

"Ten?"

"A-ah ya?"

"Ini pesanan si kecil!"

"O-okay terima kasih Doyoungie."

Doyoung sadar Ten sedang melihat buku katalog wedding organizer yang ia sewa. "Bagaimana menurut mu?"

"Kau akan menikah?"

Doyoung tersenyum tipis. "Entahlah. Taeil hyung baru membuat wacana belum ada kepastian kapan kami menikah tapi dia meminta ku untuk memilih sekarang. Mungkin ia ingin yang terbaik."

Ten terkekeh pelan. "Yeah! Mungkin."

"Lalu bagaimana dengan mu?" Tanya Doyoung hati-hati. Ten yang hamil adalah Ten yang sangat sensitif.

Ten mengangkat bahunya tak tahu. "Bahkan Taeyong hyung tak memberi ku cincin. Aku tidak bisa berharap lebih."

Wajah Doyoung menyendu. "Oh sayang ku maafkan aku."

Ten tertawa pelan berusaha meredam rasa irinya. "Tidak apa-apa bunny! Aku berdoa untuk kebahagiaan mu."

Doyoung tersenyum lalu menyumpit selembar daging tipis dan menyodorkannya pada Ten.
"Oh stop memanggil ku bunny dan makanlah yang banyak!"

Begin - TaeTenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang