Taeil membuka pintu rumahnya saat suara bell ditekan secara brutal hingga membuatnya jengkel. Ia menghela napas kasar saat melihat Taeyong berdiri di depan pintu dengan pakaian santai dan wajah menyebalkan.
"Ini baru pukul lima tigapuluh Taeyong tapi ya sudahlah. Masuk!"
Taeyong menggumam tak jelas dan masuk kedalam rumah Taeil. Doyoung yang melihatnya segera beranjak ke dapur.
"Mau minum apa hyung?"
"Terserah." Jawab Taeyong pelan.
Taeil memberi kode Doyoung untuk mendekat dan ia berbisik. "Beri dia vitamin tulang rasa jeruk."
Doyoung menyerit namun ia mengangguk menurut pada alphanya. Vitamin tulang untuk apa?
"Jadi bagaimana dengan-"
"Tidak jadi!" Taeyong menyela.
Taeil menyerit dengan wajah khawatir. "Tidak jadi melamar Ten?"
"Tidak jadi meminta pendapat mu hyung." Jawab Taeyong datar.
Taeil terdiam dengan wajah kesal namun matanya tak sengaja melihat tangan Taeyong meremas lutut kirinya.
"Ah lutut mu Yong!"
Taeyong mengangguk. "Aku rasa tubuh ku mulai mengalami kerusakan sedikit demi sedikit. Rasanya sakit sekali."
Taeil mendekat dan menyentuh lutut Taeyong.
"Sakit?" Tanyanya setelah mengetuk lutut Taeyong pelan.
Taeyong mengangguk. "Sakit sekali hingga rasanya aku ingin mengumpati mu hyung!"
"Taeyong aku serius!"
"Aku juga! Rasa nyerinya hingga pergelangan kaki dan rasanya seperti memar parah yang di tekan kuat."
Taeil menghela napas dan menoleh pada Doyoung yang meletakan tiga gelas minuman di meja.
"Bunny bisa kau ambilkan aku perlengkapan medis ku di ruang kerja ku?"
Doyoung menyerit. "Taeyong hyung kenapa?"
"Dia-"
"Aku terpeleset hingga terkilir." Potong Taeyong cepat.
Doyoung mengangguk singkat dan bergegas mengambil perlengkapan Taeil. Taeil menatap Taeyong kesal.
"Kenapa kau berbohong?!"
"Hyung tidak tahu ya? Omega mu itu tidak punya rem di mulutnya dan aku tidak mau Ten tahu keadaan ku."
Taeil mendengus, dalam hati membenarkan pendapat Taeyong.
"Minggu depan kau harus ke rumah sakit lagi untuk kembali melakukan foto rontgen. Aku akan menangani kasus mu."
Taeyong mengangguk dan bergumam terima kasih, Taeil tersenyum dan menepuk bahu Taeyong.
"Untuk saat ini kurangi meneteskan darah terlalu sering dan banyak karena itu akan mempercepat kerusakan ligamen lutut mu. Yeah! Mungkin sekarang adalah ligamen tapi kita tidak tahu bagian mana yang akan rusak selanjutnya."
"Apa aku bisa mencegah kerusakan yang lain?"
Taeil mengangkat bahunya. "Maafkan aku tapi ini konsekuensi yang di dapat alpha pengkhianat sejak dulu, aku hanya mampu mengobati dan memperlambat saja."
Taeyong menarik rambutnya kasar, ia benar-benar merasa frustasi.
"Aku takut Ten akan tahu lalu kondisinya menurun.""Intinya kau harus berada dalam pengawasan ku karena aku rasa kerusakan yang menyerang mu adalah kerusakan tulang. Menikah dengan Ten akan memperkecil kerusakan tubuh mu dan kelahiran wolfie pertama mu akan memutus kutukan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Begin - TaeTen
FanfictionORIGINAL STORY! JANGAN TANYA LAGI! Ten menangis bukan karena ia tak tahu lambang siapa yang muncul di lengannya. Ia menangis karena lambang itu adalah milik Lee Taeyong. Taeyong x Ten A.B.O 28 Oktober 2017 - 03 November 2018