💋 vote 💋
Kamar pov
" dengar yah seul jangan kerja yang berat-berat! Jangan dulu cuci baju, masak atau apapun itu yang bisa buat kamu cape. Kalau bisa panggil OB aja bersihin disini"
" iyaa Jim. Kamu udah ingetin aku dari semalem"
" jangan iya iya aja kamu. Kamu tuh biasanya ngeyel kalau suaminya bilangin" ucap Jimin sambil memasang sepatunya
Yaaa setelah seminggu Seulgi sering mengeluh pusing kepala dan sering muntah-muntah dan semalam bertepatan Seulgi dan jimin makan malam tiba-tiba saja Seulgi pingsan.
Tanpa pikir panjang Jimin langsung menghubungi dokter pribadinya yaitu dokter Kim.
" istri lo baik-baik aja Jim. Gk perlu khawatir gitu"
" gimana gue gk khawatir bang udah seminggu ini Seulgi ngeluh pusing sama muntah-muntah"
" memang begitu keadaan ibu hamil" ucap dokter Kim teman sekaligus dokter pribadi Jimin
Jimin mengangguk seperkian detik baru dia sadar
" apa tadi bang? Lo ngomong apa barusan? Ibu hamil?"
Seokjin mengangguk
" istri lo hamil. Usia kandungannya masih satu bulan. Lagi rawan-rawannya tuh satu bulan. Kandungannya juga masih lemah. Lebih baik lo konsultasi sama Wendy deh diakan dokter kandungan"
" iya bang. Besok gue bawa Seulgi ke Rumah sakit. Makasih yah bang udah datang"
" sama-sama Jim. Dan selamat udah punya anak aja lo haha. Kalo gitu gue balik yah. Gk ngurus lo aja gue ini" ucap Seokjin dan berlalu pergi dari kamar Jimin
Sekarang mereka sudah berdiri didepan pintu kamar
" kalau gitu aku berangkat dulu. Nanti aku hubungin kalau udah di jalan. Kamu siap-siap aja dulu!. Jadi waktu aku sampai kita langsung ke Rumah sakit"
" iyaaa cerewet . Udah sana kerja! Cari uang yang banyak. Karena nanti kamu gk nafkahin aku aja. Nih dalam perut aku ada baby Park" ucap Seulgi sambil mengelus perutnya
" iyaa sayang."
Cup
Jimin mencium kening seulgi dan pergi.
.
.
Lobby.....
Pagi-pagi sudah heboh. Seorang resepsionis dan 2 tamu yang ingin tinggal di apartement ini
" dengar yah mba. Apartement ini bisa gue beli gitu aja. Jadi cepetan kamarnya satu"
" maaf mas sebelumnya. Bukan bermaksud gk mau ngasih kamarnya. Tapi----" ucap sang resepsionis menggantung sambil menatap kedua tamunya ini
" kalian berdua masih muda. Kamar kami ini dilarang untuk kumpul kebo, berbuat zinah dan---"
" heh mba. Kita ini memang masih muda. Tapi kita bedua ini udah nikah" ucap perempuan satu itu yang mencoba bersabar dari tadi akhirnya meledak.
Resepsionis itu menatap keduanya curiga. Dan lewatlah Jimin.
" daripada berisik pagi-pagi mending lo bedua kasih liat ke mereka buku nikah lo pada!" Ucap jimin sambil berlalu
Tanpa pikir panjang kedua tamu itu langsung mengeluarkan buku nikahnya.
" nih mba baca dan liat foto kita bedua disana!. Mirip apa gk sama yang asli" ucap pria itu yang udah dongkol
" eh kok mirip. Hhee iyaa. Maaf yah mba dan masnya. Kamarmya mau yang kaya gimana?"
" yang kamarnya ada dua" ucap perempuan itu langsung.
" ohh kalau begitu kamar kalian tepat didepan kamarnya mas Jimin"
" lo pikir gue tau yang mana Jimin. Lo dari tadi bikin gue mau gampar lo deh. Cepetan tunjukin kamarnya yang mana atau sebutin nomor berapa!"
Resepionis itu memberi kunci kamarnya" nomor 107. Mas dan mba have fun" ucapnya tanpa dosa
_________________
" aduhh terkuras waktu gue buat debat sama tuh mba-mba. Lo yah yang beresin semua! Gue mau kuliah dulu. Udah telat setengah jam nih" ucap pria itu meninggalkan kopernya dan kembali menuju lift.
" dasar sialan tuh orang. Untung suami sendiri" ucap perempuan itu dan tanpa sengaja melihat seorang perempuan yang berdiri didepan kamarnya. Seketika yeri sedikit menunduk memberi salam. Dan dibalas dengan senyuman manis dari perempuan itu.
Yaaa perempuan dan laki-laki tadi adalah Kim Yerim dan Jeon Jungkook pasangan muda yang dipaksa menikah itu hehe.
Tbc
