#13

1.1K 56 8
                                    

Anak Bandung Cinta Damai (3)

Natasha Aurora: Woy
Natasha Aurora: Hiduplah wahai laknat laknatku

Aiza: Paan

Natasha Aurora: Ngidam ricis nich

Aiza: Noh Marva lagi ricis

Natasha Aurora: SAMA SIAPAAAAA?!?!??!?!??!?!

Aiza: Gak usah so terkedjoet
Aiza: Tau kali dia sama siapa

Natasha Aurora: Oh Bagas
Natasha Aurora: Bagas for marva's lyfe

Aiza: Bukan

Natasha Aurora: Lah terus?

Aiza: Audin

Natasha Aurora: DEMI BULU IDUNG MONALISA
Natasha Aurora: AH YANG BENUUUUL?!?!?!

Marva Shareeza: iya benul -odin

Natasha Aurora: AUDINDRA RAMA AWAS AJA LO KALO SAMPE MARVA TERLIBAT DRAMA MOTOR MLEDUK LAGI!!!!

Marva Shareeza: gak akan
Marva Shareeza: sekarang gua bawa mobil
Marva Shareeza: jadi gak ada acara motor mleduk
Marva Shareeza: -odin

Natasha Aurora: GAK MAU TAU SAHABAT GUE HARUS BALIK DENGAN SELAMAT

Marva datang ke meja dengan bibir merah dan mata berkaca-kaca. Ia baru saja kembali dari wastafel untuk cuci tangan setelah menghabiskan satu porsi chicken wings level tertinggi. Sedangkan Audindra masih enjoy duduk di bangkunya karena ia hanya makan level satu, ia tidak mengambil risiko mencret-mencret hingga restoran tutup.

"Ada chat dari siapa?" Marva duduk di depan Audindra yang tengah memainkan ponsel Marva.

"Ini antek-antek lo, si Natasha sama Aiza."

Marva mengangguk dan ber-oh ria. Sejujurnya, ia sangat ingin Bagas ada di notifikasi ponselnya dengan spam chat tiada henti seperti dulu, namun untuk kali ini tidak lagi. Semuanya berubah dengan cepat.

Marva mengalihkan pandangan ke arah jalan besar yang ramai dengan kendaraan. Tiba-tiba saja hati Marva terasa kosong. Ada rasa kehilangan yang amat sangat merasuki relung hati Marva.

SRTTT

Sebuah memori gelap. Tanpa pemandangan apapun.

Jangan berakhir.. Kuingin sebentar lagi... Satu jam saja... Ku ingin diam berdua... Mengenang yang pernah ada...

Sebuah lagu mengalun, mengiringi isak tangis terdengar samar, seperti ditahan oleh tangan agar tidak terdengar oleh siapapun.

"Bastian.."

Itu suara Marva sendiri, begitu lirih menyebut nama Bastian.

Jangan berakhir... Kar'na esok takkan lagi... Satu jam saja... Hingga ku rasa bahagia... Mengakhiri segalanya...

"... jangan berubah..."

Tapi kini tak mungkin lagi... Katamu semua sudah tak berarti...

Yang Telah HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang