Anak Bandung Cinta Damai (3)
Natasha Aurora: Woy
Natasha Aurora: Hiduplah wahai laknat laknatkuAiza: Paan
Natasha Aurora: Ngidam ricis nich
Aiza: Noh Marva lagi ricis
Natasha Aurora: SAMA SIAPAAAAA?!?!??!?!??!?!
Aiza: Gak usah so terkedjoet
Aiza: Tau kali dia sama siapaNatasha Aurora: Oh Bagas
Natasha Aurora: Bagas for marva's lyfeAiza: Bukan
Natasha Aurora: Lah terus?
Aiza: Audin
Natasha Aurora: DEMI BULU IDUNG MONALISA
Natasha Aurora: AH YANG BENUUUUL?!?!?!Marva Shareeza: iya benul -odin
Natasha Aurora: AUDINDRA RAMA AWAS AJA LO KALO SAMPE MARVA TERLIBAT DRAMA MOTOR MLEDUK LAGI!!!!
Marva Shareeza: gak akan
Marva Shareeza: sekarang gua bawa mobil
Marva Shareeza: jadi gak ada acara motor mleduk
Marva Shareeza: -odinNatasha Aurora: GAK MAU TAU SAHABAT GUE HARUS BALIK DENGAN SELAMAT
Marva datang ke meja dengan bibir merah dan mata berkaca-kaca. Ia baru saja kembali dari wastafel untuk cuci tangan setelah menghabiskan satu porsi chicken wings level tertinggi. Sedangkan Audindra masih enjoy duduk di bangkunya karena ia hanya makan level satu, ia tidak mengambil risiko mencret-mencret hingga restoran tutup.
"Ada chat dari siapa?" Marva duduk di depan Audindra yang tengah memainkan ponsel Marva.
"Ini antek-antek lo, si Natasha sama Aiza."
Marva mengangguk dan ber-oh ria. Sejujurnya, ia sangat ingin Bagas ada di notifikasi ponselnya dengan spam chat tiada henti seperti dulu, namun untuk kali ini tidak lagi. Semuanya berubah dengan cepat.
Marva mengalihkan pandangan ke arah jalan besar yang ramai dengan kendaraan. Tiba-tiba saja hati Marva terasa kosong. Ada rasa kehilangan yang amat sangat merasuki relung hati Marva.
SRTTT
Sebuah memori gelap. Tanpa pemandangan apapun.
Jangan berakhir.. Kuingin sebentar lagi... Satu jam saja... Ku ingin diam berdua... Mengenang yang pernah ada...
Sebuah lagu mengalun, mengiringi isak tangis terdengar samar, seperti ditahan oleh tangan agar tidak terdengar oleh siapapun.
"Bastian.."
Itu suara Marva sendiri, begitu lirih menyebut nama Bastian.
Jangan berakhir... Kar'na esok takkan lagi... Satu jam saja... Hingga ku rasa bahagia... Mengakhiri segalanya...
"... jangan berubah..."
Tapi kini tak mungkin lagi... Katamu semua sudah tak berarti...
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Telah Hilang
Teen Fiction[-] Ketika lupa menjadi jalan terbaik. Ketika permintaan telah terkabul. Ketika takdir tak dapat diubah. Ketika semua tak lagi sama. Ketika luka hati tak dapat disembuhkan. Ketika serpihan hati yang telah hilang datang kembali. Ketika penggalan-pen...