09. Teman Baru

7K 441 43
                                    

MEMAHAMI itu sulit
karena itulah banyak
orang MENGHAKIMI

     Hari senin adalah hari yang menyebalkan bagi pelajar yang malas sepertiku. bagaimana gak? Secara, hari Senin ke hari minggu itu lama banget, sedangkan hari minggu ke hari senin itu cepet banget. Nyebelin gak tuh? Huft padahal kan masih ingin malas malasan. Karena hari minggu kemarin aku habiskan buat nenemin Ibuku berbelanja seharian ke mall. di tambah lagi si anak imut itu. Eh, imut? Aaaargh!! Aku mengusak rambut juniorku. Eh rambut kepalaku maksudnya, fiuuh!! kayaknya otak gue udah geser, mulai tercemar, teracuni sama tu bocah deh.

Aku yang sebelumnya biasa saja pada sesama cowok, entah kenapa setelah kehadirannya di di rumahku, serta sekamar denganku itu. Aku jadi merasa ada perasaan aneh. Perasaan yang gak bisa aku jelaskan, aku ungkapkan dengan kata-kata. Ini gila, gak mungkin gue belok. yah gak mungkin. Gue masih waras, yah masih waras.

Yah aku punya seorang cewek. Cewek yang sangat cantik nan seksi, idola para cowok-cowok di sekolah ini. dia sedang menungguku di kelas, Senyum manisnya sebentar lagi akan menyambutku. Mona . . . I'm coming honey.

Aku bergegas masuk ke gerbang sekolah, menghiraukan Raka yang ada dibelakangku, aku harus menjaga jarak, aku harus menjauhinya, membuang jauh-jauh rasa itu.

Kulihat Raka bengong, 'agh bodo lah, emang gue pikirin?' Pikirku menyeringai senyum jahat.
anak-anak lain menyapaku. "Hai pagi Dit!?" seru cewek cantik yang sepertinya kenal aku. Tapi aku gak begitu kenal dia haha. "Yah pagi." awabku senyum. "Pagi kak . . . "sapa cewek lain lagi, yang sepertinya adik kelasku.
Cewek tadi pun berlalu sambil senyum-senyum sendiri. 'Heh? Aneh!' pikirku Sambil garuk-garuk kepala gak gatel, alias heran.

Aku berjalan di koridor, dan aku merasa anak-anak lain tengah memperhatikanku. pandangannya tampak aneh, saling berbisik-bisik satu sama lainnya. Yah Sepertinya sedang ngomongin aku gitu. Hmmm gak tau juga sih, mungkin ngomongin orang lain. Haha pede yah gue. Emang, secara aku kan gak kalah gantengnya sama si Raka itu hehe . . .

Hmmm . . . kenapa yah mereka? Berasa gak seperti biasanya saja pikirku. Sambil memegang dagu.
Gak beberapa lama aku sampai di dekat mading. Kulihat area itu Seperti lampu neon yang penuh dikerumunin serangga laron laron. terlihat penuh sesak oleh siswa siswi yang sepertinya pada kepo alias penasaran pada berita disitu. Gak hanya mereka, aku pun jadi ikut penasaran juga. 'Ada apaan sih?' Gumamku.

"Huwaaaa!!! gak mungkin, gak mungkin. Hiks!"

"Jiaah udah, jangan nangis disini dong. Malu tuh pada liatin"

Kudengar suara isak tangis seorang cewek yang gak asing lagi bagiku. Yah itu suara Mona, Mona pacarku.

Aku mendekat, membelah kerumunan padat siswa siswi yang lagi pada ngepoin papan pengumuman itu. "Maaf, permisi permisi . . ." ucapku. Melongok Kepo.

Melihat kehadiranku siswa siswi itu heboh. "eh lihat, itu Aditnya datang?" pst pst pst . . . mereka saling bergumam, berbisik, mendelik tajam ke arahku.

'Apa!? Apa apaan ini, siapa yang memajang fotoku disini!?' teriakku geram. Sambil kulepas dan kusobek sobek foto-fotoku itu dengan penuh emosi. Saat aku melongok berita di mading itu. Yang ternyata memuat berita tentang foto aku yang sedang makan di resto siap saji kemarin bersama Raka.

Di bawah mading aku lihat pacarku Mona bersimpuh, terisak sedih dengan menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya. Terlihat gemetar shock.

"Mona??" aku memanggilnya, menyentuh bahunya, berupaya untuk menjelaskan ini semua. Namun . . .

P L A A K ! !

Sebuah tamparan pedas  sepedas seblak level 5 melayang dan mendarat ke pipiku, kerumunan orang-orang disekirar melihat kami seolah mereka sedang menonton drama sekolah Mereka terlihat heboh berjamah.
Huft! Sakit, malu banget rasanya. Aku hanya bisa terdiam Menerima perlakuan Mona padaku.

RADITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang