TEET . . . TEET . . .TEET . . . *bell sekolah.
Sudah dua minggu aku tinggal di Cirebon, sebuah kota kecil yang cukup panas seperti di kota Jakarta tempat tinggalku sebelum aku pindah ke sini.
Di kota ini, aku dan Ibuku menumpang di rumah sahabat ibuku. Di rumah tante Dian, ibunya Adit. Seperti yang aku ceritakan sebelumnya . . . Yah karena bisnis ibuku ditipu orang, hingga terpaksa gulung tikar dan semua aset-asetnya di sita pihak bank, termasuk rumah. Rumah yang penuh banyak kenangan indah di dalamnya.
Bel pulang sekolah barusan terdengar berbunyi, semua siswa siswi kulihat pada berkemas riang memasukkan buku-buku pelajaran dan alat-alat tulisnya ke dalam tasnya masing-masing, termasuk aku saat ini.
Suasana sekolah baruku di sini gak jauh berbeda dengan sekolahku yang di Jakarta, hanya saja aku agak kurang mengerti bahasa percakapan keseharian mereka.
Hmmm . . . . Jadi kangen teman-teman sekolahku yang di Jakarta, Yang sekarang hanya bisa mengobrol lewat medsos.Seperti halnya di Jakarta, gak di medsos, gak di sini, aku selalu jadi pusat perhatian orang-orang. Kata mereka . . . aku tuh imut katanya (hueks) lupakan. Senang dan agak kurang nyaman juga sih. Tapi yah . . . mau bagaimana lagi. Seperti halnya saat ini, kulihat mereka pada memperhatikanku. Ah . . . Aku jadi agak salting. Oh iya terkecuali Adit, sepertinya dia agak kurang suka denganku. Dia selalu bersikap jutek kepadaku. Kehadiranku di rumahnya, di kamarnya, di kehidupannya, mungkin aku tuh adalah pengganggu kenyamanannya, juga privasinya.
'Maafin gue Dit'
"Raka, Adit ayok cabut!!" Ajak Jojo menenteng ranselnya.
Raka, Adit, Jojo dan juga siswa siswi lainnya pada berhamburan keluar kelas masing-masing.
Suasana riuh percakan obrolan siswa siswi terdengar memenuhi koridor. "Bla bla bla""Raka, Jojo . . . Gue ke kelas Mona dulu yah. Kalian duluan saja.
"Iya" jawab Raka dan Jojo serempak.
Raka menatap kosong kepergian Adit yang tengah berlari menjemput pacarnya di kelasnya, mungkin dia bingung atau khawatir bakal ditinggal dan pulang sendirian. Sementara dia belum tau jalan dan naik angkot apa nantinya. Dan saat berangkat tadi pagi juga Adit selalu menghindarinya, gak mau terlihat sama-sama dengannya.
"Raka . . ."
"Oi . . . Raka . . ."
"Ah, Ya . . . a apa Jo?"
"sepulang sekolah ini lo sibuk kagak?"
"Kagak, emang napa Jo?"
"Main ke rumah gue aja yuk. Bete nih, tiap hari di rumah gue selalu sendirian."
"Memanggnya ortu lo kemana?"
"Mereka selalu sibuk dengan pekerjaannya, sedikitpun gak ada waktu buat gue. Pergi pagi pulang malam. Bahkan untuk makan bersama dan menonton tv bersama itu mustahil di keluargaku."
"Separah itu kah?"
"Yah begitulah, katanya itu semua buat gue. Tapi . . . Karena itu gue jadi mencari hal yang membuat gue gak bete lagi, mencari kesenangan lain. Seperti menghabiskan waktu bersama temen-temenku, termasuk sama Adit. Tapi semenjak dia punya pacar, dia jadi agak berbeda. Jarang kumpul sama gue dan juga temen-temen, dia lebih banyak bersama pacarnya si Mona itu. Terakhir kumpul itu saat balapan motor tiga minggu lalu."
"Oh . . . "
"Yah seperti yang barusan lo lihat itu, dia langsung nyamperin ceweknya kan?"
"Hmmm . . ."
"Nah, itu Adit" tunjuk Jojo.
Raka dan Jojo berjalan menuju Adit yang tengah bercakap cakap sama Mona.
"Say maaf yah, sekarang aku gak bisa nganter kamu pulang, soalnya sejak kejadian balapan itu. Aku jadi gak dibolehin bawa motor lagi." ucap Adit garuk kepala.
"Oh, gak apa-apa kok. Lagian Aku juga dijemput sama mang Asep, tuh mang asep udah dateng." Kata Mona senyum.
"hmmm" Adit bengong.
"Ya udah, duluan yah? Dah Adit"
"Ya, dadah?"
BREEEEEM!!!
Setelah mobil Mona sudah melaju jauh, tibalah mobil jemputan Adit.
"Kak Raka . . . Kak Adit . . ." Seru Neneng melambaikan tangan riang.
"Mang Udin, kan Adit sudah bilang bisa pulang sendiri gak usah di jemput segala." Ucap Adit manyun.
"Iya ingat kok mas, kata Ibu suruh jemput mas Raka aja kalau mas Adit gak mau, ya sudah katanya."
GUBAAAG!! Adit terjengkang.
"Kak Raka ayo pulang" kata Neneng.
Raka menoleh ke Adit lalu menoleh ke Jojo
"Eh, jadi elu tinggal sama Adit??" Tanya Jojo
"Iya hehe"
"Lo apanya Adit? Saudara, sepupu, adiknya, kakaknya?"
"Anu gu gue cuma . . ."
"Oe Dit. Elu kagak bilang-bilang kalau Raka tinggal di Rumah lo" bisik Jojo ke Adit.
"Kenapa harus bilang ke lo, iya dia tinggal di rumah gue dan sekamar dengan gue." Jawab Adit manas manasin. Karena dia sudah tau kalau temennya itu sepertinya suka Raka.
"Wuih serius, saat tidur bareng lo gak ngapa-ngapain dia kan?"
PLAK!! "Ih apaan sih lo? Gak lah. mememangnya elo gak normal dan mesum mulu otaknya!" Adit menepak kepala Jojo.
"Ah! sukur deh" Jojo lega.
"Ya udah gue balik yah, Raka ayok!" Adit masuk ke mobil.
"Kak Adit katanya gak mau, kok?" Sindir Neneng.
"Cerewet lo!" mencubit pipi Neneng.
"Auw sakit kak . . ."
Raka bengong dan berpikir 'tadi Jojo ngajak gue ke rumahnya, ini kesempatan gue buat gak ganggu hidup dia. Yah walau gak lama.'
"A anu Dit, Jojo ngajak gue main ke rumahnya. Lo mau ikut kita juga kagak?"
"Oh, kagak. Gue capek mau tidur!"
"Beneran gak mau ikut, lo gak khawatir gue ngapa-ngapain Raka" bisik mesum Jojo ke Adit. Sementara Raka terlihat gak ngeh.
"Bodo, terserah lo mau ngapain dia atau apa. Emang gue apanya dia. Aneh lo" kilah Adit agak khawatir, terlihat dari raut mukanya.
BREEM!!
"Ok Bye bye Adit. . . " teriak Jojo riang melambaikan tangan.
Raka diam menatap mobil Adit yang sedang melaju, begitu juga Adit menoleh kebelakang melihat ke Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
RADIT
Teen FictionComedy Romantic boyslove boyxboy RADIT (Raka Dan Adit) adalah julukan dua anak remaja cowok sebaya, yang diberikan oleh Ibu mereka yang seorang fujoshi. *Fujoshi itu cewek penggemar manga, drama, atau cerita yaoi, boyslove, boyxboy Cerita berawal d...