11. Tercyduk

7.4K 334 77
                                    

 

   Kupandang langit biru yang cerah, kulihat awan putih yang berarak dengan anggunnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


   Kupandang langit biru yang cerah, kulihat awan putih yang berarak dengan anggunnya.

Sejuknya semilir sepoy angin membelai lembut rambutku, sebagian membawa beberapa kolopak bunga flamboyan merah samping sekolah yang berguguran, bertebaran, beterbangan dengan indahnya.

Di sini, di atas gedung sekolah aku berdiri. Sebuah tempat yang tenang dan nyaman, yang biasa menjadi tempat favoritku di saat jam istirahat di kala gundah gulana.

Teriknya sinar mentari tak akan mengusirku dari sini, karena terlindung oleh rindangnya pohon bunga flamboyan yang bersemi merah merata.

Kupejamkan mataku . . .

Kurentangkan tanganku . . .

Kutarik nafas dalam-dalam . . .

Kulepaskan Perlahan . . .

. . . . . . . .

Tiuuuuut . . . .

DUUT!!

Aku masih diam terpejam, suara ledakan gas terdengar meletus dari belakangku dengan kerasnya.

Kubuka kelopak mataku. Kutengok kanan kiri, mengecek apakah ada orang lain selain aku disekitar sini. Soalnya kan bisa gawat kalau ada yang mendengar insiden memalukan yang gak sengaja meletus tadi.

       'Aman, gak ada orang.' pikirku lega. Gak banget aja soalnya, masa cowok setampan aku terlihat buang gas. Ntar Bisa hilang reputasi keelegananku sebagai cowok tampan dan keren ini dong. Yang denger juga pasti beruntung banget tuh hihihi . . .

     'Fiuuuh . . . !!' lupakan hal memalukan tadi!' *muka memerah.

Aku mencoba berusaha menenangkan diri. merefresh, menghapus pikiran dan perasaan aneh yang sedang bergejolak dihatiku saat ini. Perasaan yang membuat jantungku berdetak dua kali lipat dari biasanya. Perasaan yang membuatku memaki-maki diriku sendiri.

     'Haha . . .ini gila!' umpatku gemas-gemas kesal, menepuk sandaran tembok pembatas keamanan yang seperti balkon ini.

Yah, aku mulai agak-agak gak beres. Soalnya kok bisa bisanya aku jadi mengagumi sesama cowok. cowok anak teman Ibuku, yang baru datang, kemarin-kemarin itu. Yang kurasa dia lah yang menjadi penyebabnya.

Seorang cowok yang membuat debaran dadaku begitu keras, yang selalu membuatku jadi salah tingkah, melebihi saat aku dekat dengan Mona pacarku saat waktu pendekatan dengannya dulu, Yang kata orang Mona tuh cantik dan seksi itu.

Memang . . . tidak kupungkiri bahwa Raka juga tak kalah cantiknya. Eh, manis, imut, lucu, unyu-unyu bisa dibilang gitu tepatnya.
Mungkin karena itu aku dan juga teman-teman sekelas pada terpesona padanya, saat perkenalan dikelas tadi. Yah, Raka sekelas denganku. Entah itu kebetulan atau sudah ditakdirkan.
Hmm . . . Sepertinya dia akan jadi idola baru di kelas,  sekolah ini deh. Tadi aja satu kelas pada histeris heboh, saat pertama melihat kehadirannya. Seperti kedatangan artis korea yang akan konser saja. Aku jadi kalah pamor deh . . .

RADITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang