10. Cemburu

7.2K 298 28
                                    

R A D I T
Raka Dan Adit

Part 10

      Pagi ini Putra dan Dion tengah bersiap-siap berangkat sekolah bareng. Mereka tengah berada di halaman rumah Putra. Dion seperti biasa menjemputnya.

"Nak Dion . . . sudah sarapan pagi belum? Mari masuk, sarapan dulu!?" kata Ibunya Putra.

"Udah, makasih tante. Kami berangkat yah?" ucap Dion pamit, bersalaman mencium tangan ibunya Putra.

"Iya, kalian hati-hati di jalan yah!?." ibunya Putra pun masuk kerumahnya.

Tapi sesaat akan jalan . . .

"Napa yon, ada yang ketinggalan?" tanya Putra heran melihat Dion berdiri, tengah sibuk merogoh-rogoh tas sekolahnya yang sepertinya mecari- cari sesuatu.

"Huft iya nih, kayaknya buku biologi gue ketinggalan deh!?" jawab Dion sibuk.

"Ya sudah kita ke rumah lo dulu mumpung masih disini." kata Putra yang tengah duduk di motor, memegang stang. Yang udah siap-siap jalan.

"Masalahnya itu, kunci rumah sepertinya ketinggalan juga nih, abis gak ada." jawab Dion.

TING!! "Aha! kak Joko yon?" sela Putra menunjuk kepalanya yang diatasnya muncul bola lampu menyala terang.

"Kak Joko tadi udah berangkat duluan, pas gue mau ke rumah lo. jadi otomatis Dia yang terakhir mengunci pintu rumah, Put."

"Nah maksud gue itu, kita buruan mengejar kak Joko. Bila perlu sampai ke sekolahnya kak Joko, meminjam kunci duplikat rumah lo itu yon."

"Bener juga. ayok buruan, sebelum jam masuk sekolah! Tar gue dihukum lagi." jawab Dion sambil melihat jam tangannya.

Dion pun naik bonceng ke Putra di motor scooter maticnya. Yah karena seperti biasanya gantian menyetir.

BREEM!! "pegangan yon!!" Putra tancap gas. Dion mendekap Putra dari belakang.

* * *

Joko sampai di sekolah, saat memasuki gerbang sekolah dengan mengendarai mogenya, dia menoleh ke Adit. cowok cakep populer, yang sedang berdiri mematung di tengah jalan gerbang sekolah, memperhatikan dua cowok yang sedang berangkulan dengan akrabnya di depanya. Lalu Joko pun melaju masuk menuju parkiran.

"Stop! Stop! Berhenti. Ini sekolahnya kak Joko put." Dion menyuruh Putra menghentikan motornya.

"Ok, ayok kita turun cari kak Joko."  kata Putra, menepikan motor.

"Ahk Ra Raka gue? Berani bener tuh orang, Main rangkul rangkul aja. Gak takut dikira yang aneh-aneh sama orang-orang kali yah, dia!? Eh, kok Raka gue sih . . . ? Ahg!! Keknya gue mulai kumat lagi deh nih" celoteh Adit, ngedumel kesel sendiri. Melihat Raka dan Orang yang merangkul Raka itu.

"Yon, tunggu gue!!" Putra mengejar Dion yang lari duluan mencari si Joko sepupunya.

BRUGH!! "Ah, so sorry Mas!" Dion menubruk Adit yang tengah berdiri di jalan. Lalu Dion berlalu lari begitu saja lagi.

"Duh, nih bocah . . . lari kagak liat-liat apa? Dasar anak tuyul loh!" Maki Adit kesal ke Dion yang sudah jauh,  karena menubruknya tadi.

DUGH!! "Eh, ma maaf bang. Kagak sengaja gue." ucap Putra meminta maaf pada Adit yang tersenggolnya, sambil berlalu juga.

"Anjiiir . . .!! Napa sih tuh bocah-bocah?? Pake lari-larian di sini. Mana panggil bang lagi? Emangnya gue abang becak apa!? Hmm . . . tapi tuh bocah lucu-lucu juga deh, mau ngapain sih mereka pada dimari? Huft, jadi mulai error lagi kan otak gue." Adit makin kesal sendiri karena barusan sudah di tubruk dan tersenggol oleh anak SMP tadi, Juga sebal karena ditambah pikiran dan perasaannya yang sudah mulai mengagumi cowok-cowok cakep yang dilihatnya.

RADITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang