Part8

157 19 9
                                    

      The Enemy in The Sack

“Apa setelah itu, mungkin bagi kita untuk bersama?” Tanya Jeon Jungkook pada IU, saat mereka kembali dipertemukan oleh takdir.

IU terdiam menatapnya, senyum simpul terlihat dibibirnya.

                        ***

Raungan serigala menyadarkan tidur Jung Eunha, terdengar keributan di luar kamar,  terdengar benda-benda saling bertubrukan.

Tiba-tiba hal-hal negatif merasuki pikiran Jung Eunha, ia sangat khawatir jika terjadi apa-apa dengan Jeon Jungkook.

Namun kakinya terasa sulit untuk melangkah.

“Ada apa ini?” tanyanya pada dirinya sendiri.
Dengan sekuat tenaga ia menyeret kakinya turun dari ranjang, berusaha melangkah mendekati pintu.

Saat tangannya meraih kenop pintu, suara benda itu berhenti.

Mengapa berhenti. Batin Jung Eunha.

Ia menarik gagang pintu kamar itu, pintu terbuka.

Matanya terpaku menatap keindahan rumah Jeon Jungkook.

Kakinya melangkah menyusuri setiap tempat di rumah itu.

Langkahnya terhenti saat mendengar suara dari arah barat, tepatnya di dapur rumah itu.

Ia berbalik ke arah dapur, mencari kebenaran pemilik suara.

Dan kakinya terhenti, matanya mematung mendapati Jeon Jungkook sedang berbicara dengan Lisa.

“Saem?” ucap Jung Eunha.

Jeon Jungkook dan Lisa spontan menoleh menyadari kedatangan Jung Eunha.

Kedua mata mereka berubah menjadi merah darah dan bibir mereka bertaring, sungguh menyeramkan.

Lisa mendekatinya, dengan tatapan yang haus akan darah.

Jung Eunha mencoba mundur, namun tubuhnya ditahan oleh Jeon Jungkook.

Jung Eunha berusaha berteriak meminta tolong, akan tetapi napasnya tersengal-sengal dan suaranya terasa berat untuk di keluarkan.

“Jeballaeyeo!!!” teriak Jung Eunha, saat Lisa mengincar darahnya.

Kedua matanya terbuka, perasaan takut itu bisa sirnah disaat ia menyadari itu hanyalah mimpi.

Untung saja itu hanyalah mimpi. Seru batinnya.

_

Jung Eunha mempersiapkan diri untuk berangkat ke Sekolah, namun sejak tadi Jeon Jungkook tak terlihat.

“Dimana dia?” gumam Jung Eunha.

Namun ia mengabaikan hal-hal negatif yang mencoba mempengaruhi pikirannya.

Ia melangkah untuk pergi, namun sebelum ia sampai pintu depan ia menaruh sepucuk surat di selipan vas bunga yang terletak di atas meja makan.

_

Jung Eunha Pov

Setiap sudut di rumah ini benar-benar indah dan bergaya ke-eropaan.

Aku menyukainya, aku pernah membayangkan akan berada disini lebih lama.

Mustahil! Hal itu tak akan hadir, mungkin saja di dalam mimpi.

Aku segera beranjak dari tempatku berdiri, aku membuka pintu lalu pergi menuju Sekolah.

_

Jam pertama kelas 3-3 kosong, karena Guru Kim sedang berkunjung ke Kantor Dinas Pendidikan.

Jam pertama-ketiga adalah kedamaian bagi kelas 3-3, karena mereka dapat menghabiskan waktu bersama.

I Think You Mine [Series 2]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang