"Ayolah, Pril.. jangan bohongin perasaan lo terus!" ucap Beby sambil tersenyum jahil kearah Prilly.
"Ck, apaan sih lo! Nggak usah banyak bacot deh," sahut Prilly.
"Yaelah, mau sampe kapan lo mau pura-pura kayak gini? Dari cara lo natap dia aja tuh udah kentara ya,"
Prilly membuka lemari es, lalu menuangkan air putih kedalam dua gelas kosong. Untuknya dan untuk Beby. Beby terus menggodanya tanpa henti, membuat wajah manis Prilly berubah merah menahan marah.
"Beda gimana sih? Beda karena gue selalu kesel kalo liat muka dia?!"
"Bisa jadi bisa jadi. But, dengan lo nunjukin kekeselan lo ke Ali, malah jatuhnya seakan lo masih cemburu. Belum bisa move on gitu," tutur Beby.
"Ya nggak lah. Gue udah move on dari kapan tau, terus juga ngapain gue cemburu. Ada faedahnya? Nggak kan?!" balas Prilly.
"Ya mangkanya lo biasa-biasa aja kalo ketemu Ali, jangan sewot-sewot amat. Terus juga kalo lagi ngumpul, ya ikut aja walaupun ada Ali, dari awal kan emang begitu. Jangan cuma gara-gara lo putus sama Ali tali persahabatan lo juga putus. Ini nih yang gue takutin dari awal kalo pacaran sama sahabat sendiri, nggak enaknya gitu kalo putus, ujung-ujungnya musuhan!" oceh Beby menceramahi Prilly.
Prilly memutar bola matanya malas mendengar ocehan Beby yang terdengar seperti kaset rusak yang terus terputar, ia hanya menanggapinya dengan masuk kuping kanan keluar kuping kiri. "Mending ke kamar gue yuk, kita ngadem. Panas kuping gue denger lo ngoceh," cibir Prilly.
"Ihh kesel!" rengek Beby, dan disusul oleh suara cekikikan Prilly.
Mereka menghabiskan waktu hingga sore hari dengan main laptop, karaokean, selfie, dan yang terakhir tidur. Begitulah jika keduanya sudah bertemu, tak akan ingat waktu. Hingga pukul lima sore Beby pamit pulang karena langit sedang bersedih hati, takut hujannya awet sampai malam nanti katanya.
Sekarang Prilly sendirian dikamar, langit sudah gelap sempurna dan hujan turun sangat deras. Rasanya bosan sekali jika tidak ada yang menemani, apalagi satu minggu kedepan akan terus seperti ini karena hukuman dari Bu Wity.
Ketika tangannya lihai memencet keyboard laptop karena tengah membalas chat dari Beby di line, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan menampilkan sesosok wanita paruh baya berkacamata disana.
"Udah makan?" tanyanya.
"Belum," jawab Prilly kemudian mengalihkan pandangannya lagi ke layar laptop.
"Pantes aja masakan oma masih utuh.." katanya sambil mengelus rambut Prilly.
"Tadi ada Beby,"
"Terus, kenapa nggak diajak makan?"
"Katanya lagi diet," jawab Prilly tanpa menatap wajah sang nenek.
Oma terkekeh, padahal Prilly sama sekali tidak sedang melucu. "Udahan dulu main laptopnya. Makan gih, terus langsung istirahat, kan besok sekolah,"
"Aku di skors seminggu," ungkapnya.
"Astagfirullah, buat ulah lagi?" tanya oma terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Best(girl)Friend
Fanfiction[SELESAI] Jangan patah semangat, cukup gue aja. Gue tahu ini cara bodoh dengan lari dari kesulitan dan ninggalin semuanya, tapi gue harap kalian ngerti. Semoga kalian nggak pernah berada di posisi gue. Biarin semua kesedihan gue kubur bareng kepergi...