14. Concussion.

5.8K 741 46
                                    

Bau yang menjadi ciri khas rumah sakit menyeruak hingga membuatnya mual. Tapi mau bagaimana? Ia harus menunggu sampai dokter keluar dan memberitahu bagaimana keadaan gadis yang baru saja dikeroyoki disekolah hingga babak belur itu. Ia sudah menghubungi oma Prilly sekaligus Beby kalau sekarang Prilly berada dirumah sakit karena habis dipukuli, dan mereka segera meluncur kesini.

Ali. Ya, dia yang membawa Prilly kerumah sakit. Sewaktu bel pulang berdering nyaring, Ali langsung berlari ke toilet sebab perutnya terasa melilit akibat mengkonsumsi sambal yang begitu banyak hingga memakan waktu yang cukup lama. Ali tak peduli jika sekolah akan sangat sepi nanti, intinya ia ingin menuntaskan buang air besarnya sampai sakit diperutnya memudar.

"Aduh nyesel gua makan ayam geprek setan si bencong, pedes gilaa sampe ini gue nyut-nyutan anjir!" oceh Ali sembari mengelus perutnya yang terasa panas setelah memakan ayam yang ia beli dari adik kelasnya.

Sekitar pukul tiga sore kurang lima belas menit, ia menyusuri koridor yang sudah begitu sepi. Ali tak berfikiran apapun dan tetap berjalan santai diiringi sepoian angin sepanjang langkahnya dikoridor. Tapi waktu ia melewati lorong dimana koridor menuju tempat tongkrongannya, Ali mendengar rintihan seorang gadis. Terdengar ngilu dan menakutkan. Ali sempat berpikir untuk tetap berjalan karena pikiran negatif datang dan membuatnya takut, bukan itu saja, Ali sempat berpikir jika itu hanyalah sebuah prank semata.

Tapi langkahnya tertahan ketika suara rintihan itu berganti dengan suara melas meminta pertolongan. "To-longg!" suaranya terdengar kesakitan.

Ali akhirnya menoleh, dan mendapatkan seorang gadis sedang tergeletak dilantai. Ali memicingkan matanya, berusaha mengingat siapa gadis yang berlumuran darah itu.

"PRILLY?!" Ali berlari dan langsung mengangkat kepalanya lalu mengusap cairan merah kental yang mengalir dari keningnya. Tanpa berpikir panjang Ali langsung membopong tubuh Prilly, dan Prilly kembali pingsan dalam gendongannya. Beruntung Ali membawa mobil, hingga ia tak perlu repot lagi mencari taxi.

Seragam putih Ali berlumuran darah, tapi tidak ia pedulikan karena sekarang yang terpenting adalah kondisi Prilly.

Dokter yang menangani Prilly baru saja keluar dari ruang IGD, untuk itu Ali langsung menghampirinya dengan cepat dan bertanya bagaimana keadaan Prilly.

"Dok, gimana keadaan Prilly?" tanya Ali panik.

"Luka memar diwajahnya tidak terlalu serius, tapi akibat benturan yang sangat keras di kepala Prilly kemungkinan membuatnya mengalami gegar otak berat," jawab dokter itu menjelaskan. "Gegar otak berat ditandai dengan kehilangan kesadaran. Selain itu, pada gegar otak berat juga mungkin terjadi kehilangan keseimbangan atau kehilangan ingatan. Tapi kami belum pastikan karena kondisi Prilly masih sangat lemah, dia harus diberikan perawatan intensif sampai keadaannya pulih. Ada kemungkinan Prilly akan lama sadarkan diri karena dia juga mengalami pembengkakan otak," lanjut dokter pria paruh baya itu.

Ali mengepal tangannya menahan amarah pada orang yang telah membuat keadaan Prilly seperti sekarang, jika ia tahu ia akan habisi dia sekarang juga. Sayangnya Ali datang terlambat. Tadi sempat terpikirkan olehnya untuk melihat dari CCTV, tapi Ali lupa jika lorong menuju tempat tongkrongannya jauh dari pantauan CCTV.

"Akibat gegar otak berat, Prilly akan sering mengalami sakit kepala hebat, kurang konsentrasi, mual, muntah, perubahan perilaku, atau segala gejala yang biasa terjadi pada otak. Beruntung tengkoraknya tidak retak sehingga tidak ada yang perlu dicemaskan,"

"Gimana saya nggak cemas sih, dok? Saya... arghhh!" Ali berusaha menahan emosinya, berdoa agar amarahnya tidak ia lampiaskan pada dokter itu.

Ex Best(girl)FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang