Prilly langsung diam setelah mendengar ucapannya barusan, tanpa ada yang tahu gadis itu menyimpulkan senyum di sudut bibirnya.
"Pril!"
"Apa lagi sih? Iya gue denger lo bilang I miss you!" sahut Prilly.
"Lah, siapa yang ngomong?" tanya Ali. Prilly langsung membulatkan matanya, jika Ali tidak bicara, apa tadi ia hanya berkhayal?
"Eum anu-i-itu-"
"Udah cepetan bangun, nanti ada yang ikut bangun nihh," kata Ali.
"Siapa?" tanya Prilly polos.
"Hehe ada pokoknya, peliharaan gua," jawab Ali sambil terkekeh.
Prilly bangkit kemudian langsung membersihkan wajahnya yang sudah dipenuhi oleh terigu, kemudian membantu Ali bangun. Hal pertama yang Ali lakukan ketika melihat wajah Prilly adalah tertawa. Pun disana Beby ikut menertawakan wajah Prilly yang terlihat persis seperti adonan kue.
"Hahahahahahaha!"
"Dihh kok pada ngetawain gue sih! Awas lo berdua kena sama gue," omel Prilly seraya memungut sisa terigu yang berceceran dilantai dapur dan mengaplikasikannya pada wajah Ali yang cuma terkena sedikit dikeningnya. Beby berhasil mengelak sehingga tidak terkena cipratan terigu sedikitpun, ia bersembunyi dibalik tembok ketika Prilly akan menyerangnya.
Di dapur bergaya klasik pada malam hari begini jadi terdengar riuh karena Prilly bersikeras akan menghajar Ali dengan melakukan aksi kejar-kejaran sampai wajah pria tampan itu habis dikerumuni terigu sebagai balasannya karena telah menertawakan Prilly. Tapi Prilly sama sekali belum puas, ia masih mengejar Ali sampai wajah pria itu seratus persen tidak terlihat lagi. Ali pun tak mau kalah juga, ia melempar balik terigu tersebut ke arah Prilly.
Suara tawa yang saling bersahutan berhasil menghiasi malam sepi dirumah ini selama satu tahun lamanya. Beby yang jahil, merekam aksi Ali dan Prilly yang terlihat seperti anak bocah dan mengunggahnya ke insta story dengan caption, 'Detik-detik balikan hahaha'.
Namun, akibat saling melempar terigu, lantai dapur jadi licin dan terlihat berantakan. Tapi Prilly tak ambil pusing, ia tetap mengejar Ali hingga tanpa hati-hati kakinya terpeleset dan tubuhnya jadi tak seimbang.
"Eh awas!" Ali menahan tubuh Prilly, sekarang mereka terlihat seperti sedang berpelukan ditengah-tengah dapur, ralat: memang sedang berpelukan. Tangan Prilly melingkar dileher Ali, dan tangan Ali melingkar diperut Prilly.
Dan ya, retina mereka bertemu lagi dalam jarak yang sangat dekat. Entah mengapa, ada sesuatu yang tak asing bergejolak didalam diri Ali, jantungnya berpacu dua kali lipat, dan ia berusaha menelan saliva dengan begitu sulit karena hati kecilnya seperti digedor kuat oleh sesuatu. Rasa lama yang hidup kembali. Itu definisi yang cocok untuk perasaan Ali sekarang.
Sedangkan Prilly, ia merasakan sesuatu yang sama dengan yang Ali rasakan. Tapi lain halnya, ia berusaha asing pada rasa itu. Mengapa? Karena Prilly tidak ingin jatuh pada jurang yang sama. Prilly ingin dekat kembali, tapi bukan untuk mengulang sejarah, hanya sebatas ingin berteman baik dengan Ali. Apalagi untuk kembali menjalin hubungan, Prilly rasa tidak mungkin. Karena jika begitu, baginya sama saja seperti membaca ulang sebuah buku.
"Li, sorry.. bisa lepasin tangan lo?" pinta Prilly sambil berusaha melepas ikatan tangan Ali.
Ali masih terkunci oleh matanya yang teduh, sudah sangat lama Ali tidak menatap kedamaian disana. Karena setelah hubungan mereka kandas yang Ali lihat didalam mata gadis itu hanya sebuah api.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Best(girl)Friend
Fanfiction[SELESAI] Jangan patah semangat, cukup gue aja. Gue tahu ini cara bodoh dengan lari dari kesulitan dan ninggalin semuanya, tapi gue harap kalian ngerti. Semoga kalian nggak pernah berada di posisi gue. Biarin semua kesedihan gue kubur bareng kepergi...