8. I miss you!

6.4K 730 26
                                    

Prilly berjalan santai turun ke bawah, ia mengenakan celana Levi's putih pendek dan kaos hitam sembari mengelus-elus lengannya sendiri karena kedinginan. Padahal masih sore, tapi karena hujan langit jadi terlihat gelap.

Gadis itu masuk ke dapur, mengambil cangkir untuk membuat susu jahe agar bisa merasa hangat. Sebelum ia menuangkan air panas kedalam gelas yang sudah terisi bubuk susu jahe, tiba-tiba pintu rumahnya ada yang mengetuk.

Tok Tok Tok

Prilly menoleh sebentar, kemudian meletakkan cangkir itu terlebih dahulu. Ia berjalan menuju pintu untuk membukanya, oma sedang istirahat dikamar karena sakit, maka dari itu dibawah sepi sekali.

Ceklek

"Hai! Tumben hujan-hujan gini main kerumah gue?" sapa Prilly sembari merangkul teman sabahatnya itu.

"Iya, abisnya gue bete sendirian dirumah. Nyokap sama bokap keluar kota dadakan selama satu minggu ke depan. Gue boleh nginep kan?"

"Ya boleh lah, Beb. Lo kan udah kayak sodara gue sendiri," kata Prilly. Kemudian gadis itu melepas rangkulannya, lalu mendorong knop pintu dan menutupnya rapat-rapat karena hawa diluar begitu dingin. Tapi sebelum tuntas, tangan Beby menahannya lebih dulu.

"Eh, Pril, jangan ditutup.." kata Beby, membuat Prilly menahan aksinya.

"Kenapa?"

"Tuh, masih ada orang," jawab Beby seraya terkekeh kecil.

Prilly menoleh, memiringkan kepalanya untuk melihat siapa yang Beby maksud.

Astaga.

Dia.

Prilly langsung membulatkan matanya melihat kedatangannya kesini. Untuk apa? Hatinya bertanya-tanya.

"Ali cuma bantuin bawain koper gue kok, soalnya mobil gue lagi di servis jadinya gue minta tolong sama Ali buat anter gue kesini," jelas Beby seolah tahu apa yang tengah Prilly fikirkan.

"Ohh," Prilly terkekeh menatap Beby, lalu membuka lebar pintunya dan berpindah posisi ke sebelah Beby. "Gue kira bodyguard lo hihihi!" bisik Prilly.

"Sialan lo. Gitu-gitu mantan lo tuh!" cibir Beby sembari menoyor lengan Prilly.

"Sttt bacot! Nggak usah bahas soal mantan, ngerti?!"

Tak!

"Aw sakit , monyet!!" teriak Beby setelah mendapat injakan dahsyat dari Prilly yang ingin menutup pintu kembali.

"Heleh baru diijek pake sendal jepit udah lebay, gimana gue pake heels? Bolong kali kaki lo," ujar Prilly.

"SI SETAN! Biar pake sendal jepit juga sakit. Kaki lo kan kaki baja," oceh Beby.

"Ihhh mulutnya minta gue jambak, berisik!" omel Prilly.

Ali yang melihat tingkah mereka hanya bisa tertawa, kemudian mengikuti langkah Prilly dan Beby masuk kedalam ruang keluarga sambil menarik koper milik Beby. Ali dan Beby duduk disofa, sedangkan Prilly berdiri didepan mereka.

"Eh, Beb.. pegang napa, koper lu juga!" oceh Ali.

"Yaelah bantuinnya nggak ikhlas," ujar Beby.

"Ya bukannya gitu. Lu nggak tau diri, udah nelpon mohon-mohon supaya dianterin kesini, terus juga turun seenak jidat nggak mikirin kalo ada bawaan. Situ berani bayar gua berapa?" tanya Ali.

"Ah suka gitu lo. Nanti kalo misalnya nggak ikhlas gue bilangin ke Prilly lho soal tadi bshshhhs-" ucapan Beby langsung terpotong ketika Ali berusaha menutup paksa mulutnya. Prilly yang melihat kelakuan mereka hanya bisa menggeleng-geleng kepala sembari tersenyum kecil.

Ex Best(girl)FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang