18. What must be maintained?

6K 775 47
                                    

"Sini, Li, masuk!" ajak Prilly ketika tubuhnya sudah berdiri diambang pintu.

"Mampirnya kapan-kapan aja ya? Soalnya gua buru-buru, lagian kan ntar malem kita--"

"Iya deh iya. Yaudah hati-hati ya," ucap Prilly sembari menarik bibirnya menciptakan senyum singkat.

Prilly akhirnya masuk ke dalam rumah saat tidak lagi melihat Ali yang telah menghilang setelah melewati gerbang rumahnya, tapi debaran jantungnya tak kunjung menghilang.

Seusai mandi Prilly menemui oma dibawah, ingin membicarakan suatu hal. Dan ia menemukan oma di ruang keluarga, wanita sudah berumur itu tengah menonton acara televisi ditemani teh hangat.

"Omaa," Prilly bergelayut dibahu oma, mendekapnya dari belakang kemudian mencium pipi kirinya.

Oma tersenyum penuh pertanyaan, "Pasti ada maunya nih kalau lagi manja begini," kata oma.

"Enak aja, nggak lah," sahutnya.

"Terus kenapa senyum-senyum gitu? Antara mau minta sesuatu kalau nggak ada masalah nih supaya nggak dimarahin,"

"Enggak dong, ma. Prilly tuh lagi seneng, suer deh nggak mau minta apapun apalagi sampe ada masalah," ujarnya lalu beralih duduk disamping oma.

"Terus?"

"Ah oma kepooo," sorak Prilly.

"Ck oma tahu nih kalau anak gadis lagi bahagia gini nih, pasti abis ditembak ya?" tebaknya belum tepat pada sasaran.

Prilly menggelengkan kepalanya, tapi kemudian tersenyum malu karena salah tingkah. "Belum tentu sih hahaha," ucap Prilly sambil tertawa.

"Yah jangan mau digantungin, minta kepastian dong!" ujar oma layaknya seorang gadis sebaya yang tengah memberikan saran untuk Prilly.

"Dih oma kok tahu-tahuan sih soal digantungin sama kepastian? Emang di era oma udah ada bahasa digantungin?" tanya Prilly ingin tahu.

"Nggak ada sih, tapi kan oma update terus di media sosial,"

"Ya ampun, oma! Awas aja genit di media sosial, aku nggak mau ya punya opa tiri," kata Prilly sambil menahan tawa.

"Hush, kalau ngomong itu dipikirin dulu. Walaupun oma banyak yang sukain waktu oma muda, tapi oma tetep setia sama opa. Bahkan sampe sekarang walaupun opa udah nggak disini," cerita oma dengan bangganya.

"Emang dulu oma sama opa ketemu dimana?"

"Di SMEA lah. Dulu opa sama oma nggak pacaran, cuma temen biasa. Tapi pas kita lulus kuliah, oma ketemu lagi sama opa ditempat kerja, waktu itu oma keterima kerja di perusahaan keluarga opa, di bagian accounting. Nah, disitu opa sama oma mulai serius,"

"Wis udah kayak di film-film ya hahaha," Prilly jadi cekikikan sendiri mendengar kisah cinta oma dan opa, Prilly kira oma dan opa dijodohkan seperti halnya papa dan mama.

"Ahh lupain deh, sebenarnya Prilly bukan mau ngomongin itu.." lanjutnya.

"Terus?"

"Oma kenal Om Raj nggak? Adiknya almarhumah mama," tanya Prilly.

Oma mengangguk, "Iya, kenapa emangnya?"

"Tadi selesai mandi, Prilly dapet telepon dari Om Raj. Katanya Prilly disuruh tinggal sama dia dan istrinya di Amsterdam, terus Prilly ditawarin buat lanjutin pendidikan disana, soal biaya semuanya Om Raj yang nanggung. Soalnya Om Raj mau Prilly sekolah tinggi dan berhasil supaya mampu bantuin dia buat bangun perusahaan keluarga mama di Amsterdam yang hampir bangkrut, karena itu satu-satunya aset keluarga mama yang tersisa," jelas Prilly.

Ex Best(girl)FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang