Latihan band untuk acara ulang tahun sekolah berjalan lancar hari ini, ditambah Ali sudah lumayan hafal dengan lagu yang dipilih-lagu jealous milik Labrinth. Ali dan Prilly bernyanyi dengan sangat bagus, suara mereka punya kesan tersendiri jika berduet seperti ini.
Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, mereka berlima memilih beristirahat sebentar sambil duduk dilantai. Posisi mereka masih sama seperti latihan tadi, Ali disebelah Prilly, Galang disebelah Juan, dan Beby sendiri dikursi piano.
"Makan yuk? Laper nih!" ucap Galang.
"Kuy lah kafetaria," ujar Juan.
"Ayo ayo ayo!" seru Beby.
Prilly tak menanggapinya, sedari tadi ia sibuk mengotak-atik ponselnya. Tiba-tiba sinyal berubah edge, padahal Prilly sedang asik mengobrol dengan Mario. Gadis itu langsung bangkit dari duduknya karena ingin mencari sinyal diluar, namun ia tidak pelan-pelan bahkan tidak pegangan. Padahal ia sering mengalami anemia. Benar saja, tiba-tiba kepalanya pening dan tatapannya mengabur, semuanya gelap dan merasa tubuhnya melayang-layang, hingga...
Bruk!
Tubuh gadis itu jatuh tepat diatas kaki Ali yang menyilang, Ali yang terkejut langsung menangkup tubuhnya refleks. Beby, Galang, dan Juan yang menyaksikan hal ini hanya menganga, padahal tadinya Beby khawatir Prilly tiba-tiba saja pingsan.
Prilly hanya mengalami setengah pingsan, mungkin yang sering mengalami anemia pernah merasakan juga. Gadis itu langsung bangun karena kaget tubuhnya ambruk, ditambah tahu ternyata ia jatuh tepat di pangkuan Ali dan pria itu menangkup tubuhnya.
Prilly memegangi kepalanya yang masih terasa pening, membuka matanya perlahan dan mendapatkan Ali yang sedang menatapnya khawatir.
"Lo gapapa, Pril?" tanya Beby langsung menghampirinya.
"Ga-gapapa," jawab Prilly polos. Kemudian ia meminta tolong pada Beby untuk membantunya bangkit dari pangkuan, lalu Juan menyodorkan air mineral agar tubuh Prilly cepat netral.
"Kenapa? Maag lo kambuh?" tanya Beby.
"Nggak kok, bukan.."
"Terus?"
"Anemia," tapi kali ini bukan Prilly yang jawab, melainkan Ali yang sudah tahu-menahu apa yang gadis itu alami.
Beby menyelipkan senyum dibibirnya, menatap kearah Galang dan Juan bergantian seakan memberi kode.
"Tau aja mantan hahaha," celetuk Juan.
"Wagelaseh ini mah hah," sambar Galang disusul tawa sepotongnya yang terdengar lucu.
"Baguslah, berarti Ali perhatian mangkanya sampe tau apapun tentang Prilly. Emang elo berdua!" cibir Beby.
"Halah, bilang aja kode buat Galang!" sahut Juan.
"Tai lu, Ju!!" ujar Galang.
"Bangke lo," susul Beby.
Mereka pergi ke kafetaria yang terletak tak jauh dari sekolah, makan sore bersama pada meja yang sama. Prilly memilih pojok karena tidak mau berdekatan dengan mantan kekasihnya. Meski begitu Beby anggap lebih baik daripada tak mau satu meja sama sekali.
"Mana bakso gua?" tanya Juan.
"Ini nih, yang bakso urat kan?" tanya Beby.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Best(girl)Friend
Фанфик[SELESAI] Jangan patah semangat, cukup gue aja. Gue tahu ini cara bodoh dengan lari dari kesulitan dan ninggalin semuanya, tapi gue harap kalian ngerti. Semoga kalian nggak pernah berada di posisi gue. Biarin semua kesedihan gue kubur bareng kepergi...