AvsP #4

5.5K 401 1
                                    

Prilly mengetuk pintu bercat putih itu dengan sangat hati-hati,Bangunan ini cukup besar bagi-nya terdapat air mancur di dekat pintu masuk dan beberapa tangga. Selang beberapa detik keluarlah wanita tua renta sepertinya dia adalah pembantu di rumah ini,Pikir Prilly.

Prilly tersenyum manis bersama Zizie yang berada tepat dibelakangnya, Zizie memandang rumah Mama-nya dengan pandangan kebencian sangat amat,"excusme.." ucap Prilly dengan pelan dan sopan.

Wanita itu mengangguk,"Can I help you? " Tanya-nya dengan sopan bahkan ia membungkukkan tubuhnya.

Prilly mengangguk," where mrs. Marissa?" Tanya Prilly pada perempuan itu.

Zizie cukup jengah dengan obrolan mereka yang tak kunjung habis-nya ini,"Mbok masih inget saya? Zizie Nicholl. Ibu Marissa-nya ada?" Ucap Zizie dingin.

Sepertinya pembantu itu kaget atas apa yang diucapkan Zizie,Wajah Zizie memang sudah sangat berubah karena dulu ia cukup gembul dan sekarang ia sangat tampan. Ternyata Mbok nina adalah pembantu terpercaya dari keluarga Zizie yang berada di Paris,Pantas saja Prilly tak mengetahuinya.

Mbok Nina tersenyum,"Nyonya ada di dalem den,Dia sakit. Sudah tiga hari nyonya libur bekerja.." jelas-nya dengan pelan.

Tanpa aba-aba Prilly langsung berlari masuk ke dalam rumah itu,"Dimana kamar Mama mbok?" Tanya Prilly dengan khawatir.

"Di lantai atas,Pintu warna biru muda dan bertuliskan Nicholl Family." Jelas Mbok nina dengan suara agak kencang karena dia masih berdiri di ambang pintu.

Prilly langsung menaiki anak tangga dengan cepat,Ia tersadar bahwa Zizie belum masuk dirumah,"ZIZIE! MASUKK CEPET!! KALO KAGAK GUE NGGA AKAN NGOMONG SAMA LO LIMA TAHUN!" Teriak Prilly yang sudah sampai di lantai dua.

Zizie kaget dan buru-buru masuk ke dalam rumah ini,Rumah yang dulu-nya sangat indah bagi-nya dengan kebersamaan-nya dengan sang papa. Isi-nya sama sekali tak ada yang berubah,Hal ini membuat Zizie mengingat kejadian bersama Papa-nya. Andai saja sang Mama masih mempertahankan Papa-nya saat itu. Pasti sekarang mereka akan berkumpul.

Prilly mulai membuka pintu yang dimaksud oleh mbok Nina,Perlahan ia melihat Marissa---mama Zizie sedang tertidur diatas tempat tidur. Prilly tersenyum lembut melihat wajah Marissa yang cantik itu. Dulu tak ada jarak antara dirinya dan Marissa namun saat kejadian itu menimpa, Prilly harus memberi jarak pada Marissa karena harus menjaga perasaan Zizie.

"Mbok,Makan-nya taro diatas meja ajaa! Saya masih pusing!" Ucap-nya tanpa membuka matanya,Prilly terkekeh saat melihat Marissa yang mengira dirinya adalah Mbok Nina.

Prilly pun duduk di tepi ranjang lantas memegang kening Marissa,"Mama.. Mama sakit yah? Kenapa engga kasih tau Prilly?" Tanya Prilly pelan.

Marissa langsung membuka matanya dan melihat Prilly tengah berada di hadapannya sekarang,Setelah tiga tahun para anak-nya menghilang dan sekarang ada Prilly disini? Walaupun Prilly bukan anak kandungnya namun kedekatan Zizie dan Prilly sudah membuat Marissa menganggap Prilly sebagai putrinya.

"Prilly?? Ini kamu sayang? Mama engga mimpi kan? You're so beautiful.." ucap Marissa yang masih tak percaya itu,Tanpa sadar air matanya terjatuh.

Prilly tersenyum lantas menghapus air mata Marissa itu,"dont cry please.. Mama sakit apa?" Tanya Prilly dengan memandang wajah Marissa.

Marissa menggeleng,"Sedikit masuk angin,Apa ada Zizie? Pasti dia masih marah sama Mama yah? Mama melakukan itu untuk kebaikan Papa Zizie,dia sudah lemah Prill.. mengertilah.. kumohon!" Ucap Marissa.

Prilly mengangguk berkali-kali,"Aku ngerti ma.. Zizie ada dibawah,Aku udah berhasil bujuk Zizie, dan sekarang tinggal mama yang ngomong ke Zizie sendiri,"

Ali VS PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang