Seventenn

1.6K 228 1
                                    

Seungwan terbangun dari tidurnya dengan memeluk boneka kelinci dipelukannya. Suara petir dan hujan deras tidak menganggu tidur nyenyaknya tapi suara ribut dari luar kamarnya yang membuatnya terganggu.

Tiba-tiba pintu kamar bercat biru itu terbuka dengan paksa dengan hadirnya seorang wanita dengan pakaian tidur yang sudah terkoyak dan luka sayatan di wajah juga di lengan.

Seungwan yang masih berumur 7 tahun dengan piyama pink favoritnya terkejut saat tubuh mungilnya diangkat begitu saja dan dibawa berlari menuju pintu. Matanya menatap keadaan rumah seperti sudah diserang badai besar. Meja terbalik, televisi jatuh dari tempatnya, karpet tergeser dari tempat seharusnya, dan banyaknya goresan luka di wajah wanita tersayangnya. "Mommy kenapa banyak luka?"

Wanita yang dipanggil itu tersenyum, "Mommy hanya terluka biasa dan maka dari itu Seungwan pergi ke luar ya cari bantuan. Can you? I'm begging to you, Dear."

"Ke luar mana? Di luar lagi hujan deras."

Wanita itu hanya menatap nanar putri semata wayangnya itu, "Mommy minta kamu pergi ke luar cari rumah yang bisa kamu minta tolong. Setelah itu kamu telepon polisi buat dateng kesini."

Ibunda Seungwan mendorong tubuh kecilnya keluar rumah dan terguyur derasnya hujan. Seungwan kecil hanya kebingungan lalu menggedor pintu rumahnya yang ia tahu langsung dikunci oleh ibunya saat ia diusir ke luar rumah. Ia takut jika ia dibuang oleh ibu kandungnya sendiri. Tapi, ia anak yang baik, ia ingat apa yang ibunya minta. Meminta pertolongan dan segera menghubungi polisi.

Seungwan berlari kecil menyusuri jajaran rumah yang sudah tertutup rapat jam 2 dini hari begini. Ia ragu kepada siapa harus meminta bantuan.

Rumah pertama yang tepat di samping rumahnya saat ia ketuk ternyata tak ada jawaban. Rumah selanjutnya pun ia ketuk tak ada jawaban. Masih dengan usaha dan rasa sedikit khawatir Seungwan mengetuk pintu atau gerbang terkunci beberapa rumah sekitarnya.

Masih dengan guyuran hujan akhirnya Seungwan sampai dengan rumah yang tepat di seberang rumahnya. Tadinya ia tak ingin menyebrang karena larangan Mommy untuk tidak menyebrang kalau tidak ditemani. Tapi ini keadaan darurat dan jalanan juga sepi saat jam segini.

Tangan yang sudah mengeriput itu mengetuk pelan pintu. "Permisi!!!"

Setelah beberapa kali teriakan dan ketika yang semakin melemah akhirnya munculah seorang bocah laki-laki yang seumur dengannya memakai kaos putih dan celana pendek warna hijau membukakan pintu. Bocah itu menatap heran teman perempuannya yang kebetulan satu sekolah dengannya.

"Ada apa Seungwan? Ini udah malem malah main hujan terus dateng ke sini lagi," protes pria kecil itu.

Seungwan menangis dan menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Tubuhnya sudah basah kuyup dan rambutnya sudah berantakan, ia sudah lelah. "Aku minta tolong sama kamu, Jin. Aku tau aku selalu jail di sekolah tapi kali ini aku minta tolong."

Jin yang bingung lalu memanggil ayahnya yang ternyata sedang menonton pertandingan sepakbola dengannya. "Yah, ini ada Seungwan nangis depan rumahhh!!"

Pria bertubuh tinggi dengan bentuk muka yang sama persis dengan Jin pun menghampiri Seungwan dan menggedong tubuh kecil yang sudah menggigil itu masuk. "Ada apa sayang? Kok main ke sini pas udah malem sambil nangis juga lagi."

"Seungwan minta tolong buat telepon polisi sekarang juga, Om. Tolong Mommy sama Daddy ada yang nyakitin. Di rumah ada beberapa orang yang Seungwan gak kenal bawa pisau, please help me," pinta Seungwan sambil menyeka air matanya.

Benar adanya kalau Seungwan sebenarnya menyadari apa yang ia lihat. Ibunya terluka dengan ayahnya yang ia lihat sudah terjatuh di lantai dengan banyak darah di tubuhnya. Seungwan lihat dari pantulan kaca besar depan kamar orangtuanya ada orang asing memukul tubuh ayahnya tanpa ampun. Dan, juga ada mobil hitam yang ia tak kenal terparkir di depan rumahnya. Ia pikir itu hanya hal kecil sampai ia sadar kalau terjadi sebuah penyiksaan di rumahnya dan ia lihat dengan mata kepalanya sendiri.

Di tengah hujan sedang turun derasnya, ia melihat hal yang tidak ia ingin lihat.

Mulai saat itu,
Seungwan benci hujan.

Sangat.



☂☂☂

Seungwan dengan tubuh yang sudah lebih tinggi dari dulu dan dengan koper besar di balik tubuhnya menatap pintu rumah yang sudah lama tak ia lihat.

"Are you sure, Wendy?"

Seungwan mengangguk menjawab pertanyaan Tantenya, Tiffany. Adik dari ibunya ini sudah terlalu ia repotkan selama di Kanada. Ia sudah tinggal di sana selama kurang lebih lima tahun. Berobat, sekolah, hingga makan dan tidur ia lakukan di sana.

"Aku yakin. Di Kanada aku udah terlalu ngerepontin Auntie, sekarang aku harus belajar hidup mandiri," jawab Seungwan tegas.

"Tapi, mending kita cari rumah lain, Sayang. Kalau kamu di rumah ini-"

"Kenapa? Rumah ini tempat terakhir yang punya kenangan antara aku dengan Mommy adn Daddy jadi wajar aku masih pilih rumah ini dibanding rumah apapun dan di mana pun. Sekalipun emang ada kejadian yang kurang nyaman di sini tapi Seungwan mau di sini."

"Yaudah kalau itu yang kamu mau, tapi Auntie gak akan bisa selalu di sini. Jadi, kamu harus selalu kasih kabar dan rutin ketemu dokter yang nanti Auntie pilih dan Auntie udah titip kamu ke keluarga Kim seberang rumah ya," ucap Tiffany sambil mengelus rambut Seungwan.

"Tenang aja. Seungwan bisa jaga diri. Makasih banyak loh sebelumnya. Sekarang Seungwan masuk ya, tadi Auntie katanya mau pergi dulu kan? Ayok ini udah mendung," tunjuk Seungwan ke arah langit yang memayunginya saat ini.

Tiffany mengangguk dam pamit dengan mengecup pipi Seungwan sekilas dan jalan menuju taksi yang sudah menanti karena itu taksi yang sama saat ia dan Seungwan tumpangi dari bandara.

Seungwan membalas lambaian tangan tante kesayangannya itu. Lalu, ia kembali termenung menatap pintu rumah di hadapannya, tangannya meraih knop pintu tersebut sambil mengambil nafas dalam-dalam dan menepuk dadanya menguatkan diri.

"Selamat datang kembali Seungwan. Ini awal yang baru, kita lepas yang lalu. Seungwan itu kuat."










☂☂☂

Karena, aku lagi seneng dan red velvet baru comeback jadi aku kasih kalian double update.

Yuhuuu💜💜💜💜

Komentar yaps, boleh tentang cerita ini atau cerita kalian buat comebcak rv kali ini.

Enjoyyyyy~~~





-billoxx

PLUVIOPHILE [ wenga ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang