TwentyFive

948 160 6
                                    

Gadis berkulit pucat itu mendengus kesekian kali mendengar keluhan dari kekasihnya ini.

"Apaan sih lagi-lagi ngambek gara-gara Jin. Dia sahabat aku, Gi. Gak lebih."

Berulang kali Seungwan menuturkan kata-kata yang sama agar Yoongi berhenti merajuk.

"Ya tapi kamu juga malah pulang sama dia bukan nunggu aku atau gimana," keluh Yoongi.

Seungwan memutar bola matanya kesal sambil melipat kedua tangan depan dada. "Ya suruh siapa kamunya ninggalin aku. Katanya janji pulang bareng tapi ditungguin di parkiran gak nongol mana motor kamu gak ada. Kamu kemana sih?!"

Suasana koridor kelas yang ramai membuat mereka jadi pusat perhatian. Tapi bodo amat lah yang penting urusan mereka kelar.

"Aku langsung pulang soalnya mama nelepon buat temenin dia ke acara keluarga sampe aku nginep kan semalem juga di rumah sepupu aku," jawab Yoongi cepat seperti sudah dipersiapkan.

Ucapan yang dilontarkan Yoongi terdengar sangat jujur namun Seungwan mengetahuinya bahwa itu semua bohong. Bukan hanya dari mata Seungwan tahu itu bohong, tapi memang faktanya Seungwan mengetahui itu bohong.

Seungwan malas sudah. Kebohongan membuatnya diam. Bukan karena merasa percaya omongan Yoongi, tapi Seungwan percaya kalau satu kebohongan akan memunculkan kebohongan lain. 

"Aku males bahas ini. Mendingan kamu balik ke kelas, udah mau bel juga." Seungwan meninggalkan Yoongi begitu saja di koridor depan kelasnya.

Anehnya Yoongi hanya diam menatap Seungwan masuk kelas. Lalu kakinya dilangkahkan berat menunju kelasnya juga. Karena memang kurang dari lima menit bel masuk setelah istirahat akan berdering.

Seulgi melihat ekspresi Seungwan yang jalan menuju bangkunya pun merasa aneh. "Wan kenapa lu?"

Seungwan menghela nafas pelan dan menidurkan kepalanya di atas meja setelah duduk. "Berantem lagi sama Yoongi."

Gadis bermata tajam itu mengelus punggung Seungwan. "Masalah Yoongi kemaren pas di rumah sakit itu?"

Ya, memang benar kalian tidak salah baca. Seungwan memang mengatahui masalah Yoongi menjenguk perempuan lain di rumah sakit. Tadinya dia hanya menemani Seulgi menjenguk seorang kerabatnya yang baru saja mengalami kecelakaan motor ringan sekitar jam 7 malam.

Saat masuk ruangan UGD mata Seungwan jelas membulat dan langsung terasa basah melihat pria nya tidur samping kasur wanita cantik berambut pendek masih lengkap dengan seragam sekolah dan jaket yang biasa ia pakai. Mungkin jika hanya tertidur seperti itu tidak masalah, tapi Yoongi menggenggam tangan wanita itu. Menggenggam dengan erat seperti Yoongi biasanya menggenggam tangan Seungwan.

Dan, ia menunggu Yoongi jujur akan itu. Seungwan menunggu penjelasan dari kekasihnya itu. Tapi nyatanya Yoongi malah membohonginya. Haha. 

"Udahlah udah jangan nangis dong. Kan udah semalem nangisnya. Udah udah," bujuk Seulgi sambil mengelus punggung Seungwan yang bergetar lumayan keras.

Seungwan masih saja belum puas menangis sehingga ia memutuskan untuk bolos kelasnya kali ini. "Gua UKS tolong izin-in."

Seulgi mengangguk saja. Tak lama Seungwan berlari meninggalkan bangkunya kini seorang pria tinggi duduk di bangku Seungwan.

"Seul, dia mau kemana?"

Seulgi tanpa ragu menjawab. "UKS, belom puas nangis dia gara-gara pacarnya."

Pria jangkung bernama Jin itu menoleh sekilas pada pintu. "Yoongi? Berantem mereka?"

"Iyalah pacar Seungwan cuman Yoongi doang kali. Masalah biasa sih cuman Yoongi bohongin Seungwan dan Seungwan tau itu."

PLUVIOPHILE [ wenga ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang