TwentyNine

932 143 3
                                    

Seungwan berdiri sambil sesekali menoleh kanan kiri menunggu taksi yang sudah dipesannya barusan. Hari ini ia putuskan untuk membicarakan semuanya dengan Yoongi. Entah akan berakhir putus ataupun lanjut yang penting Seungwan ingin masalah seperti ini tidak menjadi pikirannya lebih lanjut.

Sesekali ia menyapa satu per satu pria yang ia lihat dan kenal masuk ke rumah Jin. Seperti kata Hoseok kemarin, kelompok mereka akan berkumpul dan bermain terakhir kali sebelum para anggota yang kelas 12 akan mengikuti ujian akir bulan depan.

Saat taksi pesanannya datang Seungwan langsung masuk dan mengambil tempat di jok bagian belakang. Ia menyebutkan sebuah alamat sebagai tujuannya kepada supir taksi tersebut.

Tak butuh waktu lama, kini Seungwan sudah berdiri di depan pagar rumah Yoongi. Motor terlihat di halaman depan dan mobil sepertinya ada karena kondisi garasi tertutup rapat. Seungwan yakin seribu persen bahwa pria itu memang ada di rumahnya.

"Oke Seungwan kita selesikan semuanya."

Senyum kecil Seungwan dikembangkan sambil jalan mendekati pintu. Tangannya yang baru akan memencet bel berhenti. Ia melihat pintunya terbuka sedikit dan Seungwan memutuskan untuk langsung masuk. Bukan maksud untuk lancang namun hanya untuk memberikan sedikit surprise untuk Yoongi.

Tangan mungilnya perlahan mendorong pintu dan jalannya dibuat menjinjit agar tak menimbulkan suara. Perlahan tapi pasti ia juga membuka sepatu dan mengganti dengan sandal rumah.

Tapi seketika Seungwan membeku melihat sepatu lain di sampingnya. Sepatu berwarna putih dan merah muda yang ia yakini pasti sepatu perempuan.

Seungwan berpikir sejenak, "Yoongi gak punya kakak atau adik perempuan setau aku. Atau jangan-jangan...."

Langsung saja dengan emosi Seungwan masuk sambil dengan sengaja menghentakkan kakinya ke lantai dengan keras.

"MIN YOONGI!"

Hentakan kakinya berhenti seraya dengan langkahnya. Mulutnya dibuat menganga seperti akan memuntahkan sesuatu dan matanya terlihat membesar sambil mulai membasah. Penampakan di depannya ini seperti membuatnya menyesal datang. Kekasihnya itu berada di atas tubuh seorang wanita—wanita rambut sebahu yang kemarin.

"Kamu..."

Pria yang diteriaki namanya itu seketika melepas tangannya pada tubuh wanita itu dan segera berdiri. Kakinya dengan gesit menghampiri wanita yang sudah menutup wajahnya karena menangis.

"Seungwan—ini gak kayak gini—ini tuh salah paham," Yoongi bergegas menjelaskan. Tangannya mencoba meraih tangan kekasihnya itu yang mengeras di wajahnya.

"Dia temen aku cuman temen aku. Percaya sama aku."

"Sayang, aku bisa jelasin semua—"

"SHUT UP!" Seungwan menepis kasar tangan Yoongi dan berlalu keluar rumahnya dengan berlari sambil tangannya mengusap air mata yang terus meluncur tanpa henti.

Yoongi mengacak rambutnya kasar dan berteriak tanpa henti. Ia terkadang menjambak bahkan memukul kepalanya sendiri. Ia merutuki dirinya, "BODOH!"

Sedangkan, wanita lain di ruangan itu perlahan mendekatkan diri pada Yoongi. Tanpa diduga ia malah ikut menjambak rambut Yoongi sampai ia meringis kesakitan.

"Bego dasar!! Liat tuh niat mau baikan dia malah makin salah paham kan sama kita! Lagian kamu ngapain kelitikin aku sampe posisi kayak tadi?!"

"Aduh ampun, sakit sumpah, Hana!"




  ☂☂☂   



Seungwan membuka pintu tanpa mengetuk atau menekan bel. Ia segera berlari masuk dan mencari sandarannya itu. Semua mata beralih pada Seungwan segera. Keenam pria yang sedang asik bercanda itu tiba-tiba berhenti dan membeku di tempat.

PLUVIOPHILE [ wenga ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang