TwentyTwo

1K 161 6
                                    

Seungwan tidak pernah tahu bahwa Yoongi kalau marah itu bisa sampai gak bales chat atau telepon. Bahkan sampai tidak menjemputnya tiap pagi seperti biasanya selama tiga hari ini.

Pikirannya kalang kabut, dan pilihan terakhirnya adalah nekat ke kelasnya langsung. Tanpa pikir lagi mumpung nekat, Seungwan jalan cepat menuju kelas hampir ujung koridor itu.

Sampai depan kelas tanpa ragu ia langsung menyembulkan kepalanya dan celingukan mencari pria albino itu. Dan, bangkunya sudah pasti menjadi pilihannya untuk menghabiskan waktu dengan Hoseok juga Namjoon.

Kakinya yang sudah di bawah arahan otaknya yang gila jalan menuju meja Yoongi dan langsung mencubit keras lengannya.

Jelas saja Yoongi langsung meringis sambil mengusap lengannya yang mulai memerah. Kepalanya diangkat bersamaan dengan Hoseok dan Namjoon untuk melihat pelakunya. "Ih kok nyubit sih?"

"Kamu masih bisa marah aku cubit doang?! Harusnya aku yang marah kamu gak pernah angkat telepon, gak pernah bales chat, gak suka jemput juga. Kenapa sih? Kan masalah kemaren aku udah cerita," cecar Seungwan yang membuat Hoseok dan Namjoon berdiri dan menggeser kursinya menjauh dari arena perang tersebut.

"Aku cuman pengen gantian aja bikin kamu ngerasain gak dikasih kabar," jawab Yoongi enteng sambil masih mengusap lengannya.

"Aku kan udah bilang kemaren hp aku lowbat dan ketinggalan di rumah Jaemin pas diisi batrenya. Masalah aku meluk Jin juga karena becanda doang lah, kamu gak biasanya cemburu masalah ginian. Apaan sih bocah banget," omel Seungwan yang makin menjadi.

Bahkan sebenarnya disitu ada Irene namun ia tak mau berkomentar ketika sahabatnya yang ceria itu sudah meledak.

"Gini deh, kamu apaan ketawa doang sampe meluk Jin segala? Kan ada Heechan cowoknya kalau mau peluk kenapa harus Jin?" tutur Yoongi yang tak mau kalah.

"Ya malah aneh gak sih kalau aku peluk Heechan? Aku sama Jin kan emang deket jadi wajar aku peluk dia, kamu tau kan aku kalau udah ketawa bisa mukul bisa nendang bisa meluk juga. Udahlah bahas Jin mulu kenapa sih," ujar Seungwan yang kini sudah lelah. Ia tak habis pikir bagaiamana masalah kecil jad merembet kemana-mana sampai bawa orang lain segala.

Yoongi sebagai lawan bicaranya hanya memandang acuh tak acuh sambil tetap mengelus bagian lengannya yang  memerah membuat Seungwan jelas semakin emosi.

"Bodo ah kalau mau marah terus musuhan juga tinggal putus terus cari yang lain!"

Rendetan kalimat dengan tarikan satu nafas Seungwan sebelum lari meninggalkan kelas membuat Yoongi panik dan langsung lari mengejar kekasihnya itu.





☂☂☂



Jin memainkan telinga cangkirnya bosan. Sudah satu jam ia duduk menunggu di bangku ini dan orang yang ditunggu pun baru datang dengan cengiran tanpa salah.

"Maaf banget ya tadi gue lupa cara naik kereta jadi bingung dulu sendiri,"  bela perempuan jangkung itu.

Langsung saja bokongnya dijatuhkan tepat di kursi depan Jin. Dengan pasrah Jin mengangguk paham dan menggeser secangkir kopi hangat. "Saking lamanya nunggu minuman aja udah jadi dingin."

"Kan dibilang juga bingung pas naik kereta. Lagian tumben ngajak ketemuan ada apa?" Perempuan jangkung bernama Sowon itu mulai membuka percakapan.

Jin mencondongkan tubuhnya ke depan dengan tumpuan meja bundar depannya. "Cuman mau tau kabar sepupu lu aja. Sehat dia sekarang?"

"Yoongi yang suruh lu buat nanya mantannya yang ditinggal sepihak itu? Iya?" Tanya balik Sowon yang mulai tak tertarik dengan obrolan ini.

"Yang ninggalin itu Hana bukan Yoongi. Berapa kali sih harus dijelasin," bela Jin.

"Yoongi yang nginggalin Hana. Dia ninggalin Hana ketika divonis terkena penyakit, dan lu masih bilang kalau Yoongi gak ninggalin Hana? Gila kali ya lu," balas Sowon yang sudah sedikit lebih naik nada bicaranya.

"Lu udah denger cerita dari pihak Yoongi juga Hana kan? Lu yang gila kalau masih nyimpulin kalau Yoongi ninggalin Hana," ujar Jin.

Sowon mendecak sebal lalu menyeruput minuman hangatnya yang benar kata Jin sudah sedikit dingin. Tubuhnya disandarkan sembari beberapa kali menarik nafas dalam, "Gue cuman gak suka cara Yoongi dan Hana pisah, itu aja."

"Yoongi pergi juga atas permintaan Hana. Dan, lu perlu tau semenjak itu Yoongi gak pernah deket sama perempuan manapun selain cinta pertamanya itu. Dalam waktu lebih dari tiga tahun dia terpuruk, sampai akhirnya dia sekarang nemuin perempuan lain yang bisa bikin dia ketawa bikin dia marah sekalipun dengan rute yang sama. Segitiga antara gue, cewek itu, dan Yoongi."

"Hah? Jadi cewek yang jadian sama Yoongi sekarang sama kayak Hana? Sama-sama cewek yang lu suka duluan tapi gak berani lu ngungkapin?" Giliran Sowon yang mencondongkan tubuhnya dan menopang dagu mulai tertarik dengan obrolan.

Jin terkekeh pelan dan sambil ragu mengangguk. "Dulu gua marah karena Hana nolak gua demi Yoongi, dan gua bisa terima itu. Tapi kali ini beda. Perempuan ini jauh lebih banyak punya peran dalam hidup gua dan gua gak tau harus sampai kapan nahan ini semua sendiri."

Sowon mengangguk menunggu lanjutan cerita dari Jin. Dan benar saja setelah beberapa tarikan nafas Jin mulai melanjutkan ceritanya.

"Seungwan. Son Seungwan namanya, dia tetangga gua yang sering banget gua perhatiin selama dua tahun ini. Dia alasan gua gak pernah pacaran sekalipun selama masa SMA."

"Dan, kebodohan gua terulang hanya karena terlalu lama gua pendem perasaan itu sampai akhirnya tanpa gua sadari Yoongi melakukan hal yang sama. Menjadikan apa yang gua suka menjadi miliknya."

"Dan untuk kali ini gua gatau harus merelakan Seungwan sama kayak Hana waktu dulu atau gua merjuangin Seungwan dan melepas status sahabat gua sama Yoongi."



☂☂☂

Aku kasih double nih semoga suka dan bisa menebus kesalahan kemarin.

Selamat membaca yaa! Jangan lupa komen sama klik bintangnya 🌟🌟🌟




-billoxx

PLUVIOPHILE [ wenga ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang