Thirteen

1.6K 267 5
                                    

Seungwan mengusap matanya pelan. Ia mendudukan tubuhnya dan menyandarkan pada kepala kasur. Mengambil segelas air di nakas samping kasur dan mulai meminumnya.

Sampai ia tersadar.

"INI KAMAR SIAPA?!"

Seungwan dengan panik berdiri turun dari kasur dan mengecek semua pakaian yang ia kenakan.

Tak lama pintu terbuka dan munculah seseorang yang ia tak kenal. Mulai pikiran aneh merayapi otaknya.

Apa gua lagi diculik?
Dimana ini gua gatau!

Suara wanita itu menginterupsi pikiran buruk Seungwan. "Maaf, Nak. Ganggu istirahatnya ya?"

Seungwan menggeleng dan berjalan mundur menjauhi wanita berpakaian rapih yang mencoba bersikap seramah mungkin yang berjalan mendekatinya.

"S-Saya dimana?" Tanya Seungwan yang sudah diam karena mentok di ujung ruangan.

"Ini rumah Yoongi. Tadi dia yang bawa kamu kesini. Sekarang dia lagi main di bawah sama adiknya..."

"... ahh saya Mamahnya Yoongi. Gak perlu takut, Nak."

Seungwan dapat bernafas lega dan jalan mendeket untuk memberikan salam hormat. "Saya Son Seungwan, teman sekolah Yoongi."

"Maaf ya sebelumnya, Tante. Tadi saya cuman panik aja," jelas Seungwan. Nyonya Min tersenyum ramah dan menarik tangan Seungwan untuk duduk di bibir kasur.

"Katanya Yoongi tadi dia mau anterin pulang, tapi ternyata kamu tidur di mobil dan gak tega bangunin pas mau tanya alamat kamu soalnya kamu lagi sakit. Jadi, dia bawa kamu masuk rumah dan nunggu sampai kamu bangun dulu baru diantar pulang nanti."

Seungwan mengangguk mengerti. Ia sedikit tersenyum kikuk. Nyonya Min balas tersenyum sambil sesekali mengusap puncak kepala Seungwan.

"Ohya sekarang jam berapa ya?" Tanya Seungwan yang melihat luar jendela sudah mulai gelap.

"Sekitar jam 8 malam. Kenapa?"

Seungwan menggeleng pelan. Ia baru sadar tertidur cukup lama. Dari jam 3 sore ia di mobil Yoongi hingga kini jam 8 malam di rumah Yoongi.

"MAHH!! AYO MAKANNN!!"

Terdengar suara teriak anak laki-laki dari lantai bawah. Suaranya sedikit seperti lebih muda dari Seungwan.

"Kita turun buat makan malam dulu, yuk. Sehabis itu baru Yoongi anterin kamu pulang," ajak Nyonya Min. Sebenarnya lebih terdengar seperti paksaan bukan ajakan kalau dari nada suaranya. Persis Yoongi.


Seungwan berjalan pelan di belakang Nyonya Min ikut masuk ke dalam ruang makan yang sudah tersedia berbagai lauk di atas meja makan yang hanya untuk empat orang itu. Nyonya Min, Yoongi, Seungwan, dan adik Yoongi.

"Berdoa dulu, Min Woozi."

Nyonya Min menepis tangan Woozi yang sudah digerakan untuk mengambil sepotong ikan goreng.

Nyonya Min meminta Yoongi untuk memimpin doa mereka sebelum makan kali ini. Biasanya Tuan Min namun ayah dari Yoongi itu belum pulang katanya sedang ada kerjaan yang menumpuk di kantor.

"Nanti beres makan langsung anterin Seungwan pulang ya. Jangan dibawa main dulu lagi sakit dia," titah Nyonya Min pada Yoongi yang duduk di hadapannya.

"Iya, Mah. Tenang aja," jawab Yoongi enteng.

"Kalau sampe Bang Yoongi macem-macem nanti laporin Mamah aja ya, Kak," ucap Woozi yang mendapat delikan dari Yoongi.

Seungwan hanya terkekeh pelan, "Yoongi baik kok gak suka macem-macem."

"Tuh, dengerin!" Ujar Yoongi dengan bangganya pada Woozi.

"Yeuh disogok kali tuh ngomong gituan. Mana ada Bang Yoongi gak suka macem-macem," jawab Woozi yang tak mau kalah. Jelas sih, tadi kata Nyonya Min kalau Woozi itu kelas 1 SMP jadi terkadang emang suka gak mau kalah kalau debat.

"Abisin aja makannya. Jangan berisik," potong Nyonya Min yang membuat kedua kaka beradik itu terdiam lanjut makan tanpa perdebatan apapun.

Seungwan hanya tersenyum sekilas melihat interaksi keluarga seperti ini. Kalau dipikir lagi, ia rindu suasana hangat dari sebuah keluarga.

Mah. Pah.
Seungwan rindu kalian.
Seungwan mau kita kumpul lagi kayak dulu, sebelum kecelakaan ditengah hujan badai itu mengambil kalian untuk selamanya.


☂☂☂



-billoxx

PLUVIOPHILE [ wenga ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang