ThirtyOne (end)

1.4K 138 2
                                    

tolong baca note yaaa :)



Tak terasa waktu tiga tahun sekolah di SMA terbayar hanya dengan ujian satu minggu. Seungwan dan Seulgi meregangkan otot mereka sambil berjalan keluar ruang ujian. Mereka berdua berniat untuk menghilangkan penat ujian bertiga dengan Irene. Kalau Joy sama Yeri sih tanpa janjian bakal tiba-tiba nongol nanti.

Ketika berjalan menuju parkiran ternyata Seulgi melupakan ponselnya. Jadi, saat ujian semua ponsel dan alat komunikasi lainnya dikumpulkan di pengawas ujian, dan mereka berdua memang selesai dengan waktu yang berbeda.

"Lu duluan aja tunggu di parkiran deh deket mobil Irene nanti gua nyusul ya," ujar Seulgi.

Seungwan mengangguk tanpa rasa keberatan sedikit pun. Seulgi mengacungkan jempolnya dan langsung berlari menuju ruang pengawas ujian.

Saat sampai parkiran ternyata mobil Irene masih terparkir rapih dan belum ada tanda-tanda datang pemiliknya. Seungwan akhirnya memutuskan untuk menengok ke arah luar gerbang namun tiba-tiba huja turun. Sesegera mungkin Seungwan berlari untuk meneduh sementara. Dan, halte adalah pilihannya.

Tangannya memeluk dirinya sambil dielus beberapa kali agar memberi kehangatan. Sampai tiba-tiba ada yang memakaikannya jaket. Langsung saja Seungwan menoleh karena yang ia tahu tadi di halte hanya ada dirinya seorang.

"Hai."

Seungwan tersenyum tipis sambil langsung membuang tatapan matanya. Ia menurunkan jaket di tubuhnya. "Gak usah. Makasih jaketnya."

Pria pucat itu tersenyum. "Pake aja udah kan tadi kehujanan nanti sakit."

Seungwan menggeleng dan kembali menatap pria yang bisa dibilang mantan kekasihnya itu. "Gak perlu. Ambil aja nih." Gadis itu menyerahkan kembali jaketnya.

Yoongi langsung mengambilnya dan melempar asal ke jalanan yang sudah pasti basah karena hujan.

Seungwan melongo. "Kok..."

"Kamunya gak mau pake jadi percuma ada jaket juga. Lagian tumben kamu neduh hujan gini gak main hujan?"

Gadis itu mengalihkan pandangan pada hujan yang menetes melalui atap halte. "Aku udah berhenti main hujan."

Yoongi mengangguk. "Jadi anggepan lu selama ini tentang hujan itu salah?"

Seungwan tersenyum dengan mata yang masih menatap hujan. "Kayaknya sih. Sekarang aku sadar hujan gak nyakitin dan gak buat nyaman juga. Jadi, ya udah aja deh main hujannya."

"Ohya, kamu inget gak sih di halte ini kita pertama ngobrol?"

Seungwan menoleh sekejap dan mengangguk. "Inget banget pas kamu minta flashdisk. Lucu ya aku kaget gitu nemuin flashdisk kamu yang isinya virus film semua, ehh taunya itu punya Namjoon."

Yoongi terkekeh mengingat kejadian dulu. "Gak kerasa deh itu udah bisa hampir setaun lewat. Kita akhirnya jalan terus kita sampe jadian. Kamu gak kangen apa sama aku?"

Seungwan ikut terkekeh pelan. "Kangen? Hm... kayaknya enggak deh."

"Kok kayaknya? Gak yakin dong kamu?"

"Ya abisan mau kangen juga kamunya malesin. Jadi ditolak aja kangen kamunya sama aku sendiri."

Yoongi tanpa sadar menggerakkan tangannya dan mengusap puncak kepala Seungwan. "Kamu kan masih ada nomor aku. Kalau kangen ya bilang."

Seungwan mendelik. "Basi."

Tangan Yoongi yang tadi di atas kepala kini turun menuju bahunya dan menarik untuk berdiri menghadap dirinya. "Wan, ada hal yang belum selesai antara kita."

Seungwan mencoba senyum sebisa mungkin. "Udah selesai. Kamu sama hidup kamu ya aku sama hidup aku juga. Kita secara gak langsung udah putus, Gi."

Yoongi menggeleng. "Aku belum minta maaf dan lurusin semua sama kamu. Aku masih ngerasa bersalah sama kamu. Maaf, Wan. Gak seharusnya aku jadi pengecut tanpa jelasin apapun dan milih buat kebawa alur cerita Sowon."

Seungwan mengelus pelan lengan Yoongi. "Aku udah tau semuanya dari Joy. Dan tanpa kamu minta maaf aku udah maafin kamu. Jadi, santai aja."

Yoongi dengan gesit mengambil tangan Seungwan di lengannya dan ia genggam langsung. "Kalau gitu kita bisa balikan kan?"

Seungwan tersenyum getir kini. Tangannya membalas genggaman Yoongi. "Aku maafin kamu bukan berarti aku mau balikan sama kamu."

Yoongi yang tadi menunduk langsung mendongakkan wajahnya. "Kenapa?"

"Aku mau fokus sekolah dulu, dan aku bakal ambil kuliah di Kanada. Kamu baik-baik di sini," ujar Seungwan sambil menepuk tangan Yoongi yang menggenggam tangan satunya lagi.

"Aku bisa susul sekolah kamu ke Kanada kok," jawab Yoongi cepat sambil menatap dengan wajah yang diubuat memelas.

Seungwan menggeleng sambil mencubit pelan pipi Yoongi. "Jangan bocah deh. Kamu pikir aku gatau kamu udah dapet kuliah di sini? Kamu mau hamburin uang orangtua kamu gitu? Udahlah kalau emang kita bakal ketemu nanti kita ketemu lagi."

Yoongi menurunkan kedua sudut bibirnya. "Yoongi kan mau sama Seungwan."

Seungwan menyentil dahi Yoongi sekilas. "Gila ih. Udahlah kamu sekolah yang bener baru ngomongin masalah pacar-pacaran gini. Lagian nanti juga di kampus kamu nemu yang baru."

"Enggak! Yoongi mau tunggu Seungwan pulang aja." Yoongi menolak dengan nada suara yang sengaja dibuat lucu. Dia pikir Seungwan akan luluh namun nyatanya geleuh.

(Geleuh = jijik)

"Udah ahh aku mau ke parkiran lagi mau ke mobil Irene. Kamu pulang juga kalau udah reda. Jangan lupa jaketnya itu diambil lagi nanti bisa nyumbat aliran air."

Seungwan menarik tangannya dari genggaman Yoongi dan berlari melewati hujan. Ia berjalan bukan berlari. Biarlah kali ini ia bermain hujan lagi terakhir kali sebagai perayaan ia bisa mengobrol dengan Yoongi yang sebenarnya sangat ia rindukan selama ini.

"Sabar Son Seungwan semua ada waktunya. Kalau emang buat kamu, hujan pun akan membantu kamu bertemu dengannya lagi."

Dan di halte masih berdiri jelas Yoongi sambil memasukan kedua tangan ke dalam saku celana dengan senyum mengembang menatap gadisnya berjalan melewati lebatnya hujan. "Tuhan tahu aku sayang kamu Seungwan. Tuhan juga pasti mau kita kayak dulu lagi. Aku sanggup nunggu kamu, tenang aja." 





☂☂☂ END ☂☂☂ 

24 November 2018

dengan hati yg masih 

bertahan di kapal ini.

AKHIRNYAAA~~~~ 

Setelah mogok nulis dan berbagai drama antara aku, story ini, dan wattpad. Gilasih mood aku baru muncul.

Setelah berbulan-bulan menelantarkan kalian. HEHE. 

Sorry gaesss

btw, ini END ya seriusan 

Dan, aku yakin pasti kalian pengen happy ending kan? Jadi aku sudah menyiapkan bonchap nihh. Mau gak??

Mau gakkk? Kalau tak mau juga tak apaa 

Pokoknya tengkyuu buat semua support kalian selama ini. Aku adalah penulis amatir yang moddy-an parah luar biasa WAH dan kalian masih sabar baca cerita gak jelas aku hehe

LOV YUUUUUUUUUU~~~~

-billoxx

PLUVIOPHILE [ wenga ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang