Es krim

110 14 7
                                    

TENG TENGG!!!

Bel pulang telah berbunyi, semua anak berlarian keluar kelas, begitu pun Affan, Afwan dan Dinda, seperti biasa mereka pulang bersama, ditengah perjalanan mereka mampir ke Toko es krim.

"Coklat vanila yah mbak," pesan Afwan.
"Aku strowberry green tea mbak," pesan Dinda tak sabaran.
"Oreo green tea mbak," pesan Affan.
"Oke, jadi coklat vanila satu, strowberry green tea satu, dan oreo green tea satu yah," mengulang pesanan mereka bertiga.
"Iya mbak, yang cepet yahh," jawab Dinda tak sabaran.

5 menit kemudian pesanan mereka sudah siap, dengan semangat mereka kembali ke rumah sambil melahap es krimnya. Matahari sangat terik, suasana yang tepat untuk menikmati es krim.

"Dinda kenapa suka strowberry?," tanya Afwan.
"Umm... karna strowberry warnanya pink, dan rasanya enak," sambil melahap es krimnya.
"Pink, pink, pink, alay lo," ejek Affan.
"Alay alay , dasar goblok, makan gak usah sampe belepotan gitu kali, kayak bocah aja!," ejek balik dinda.
" situ kali yang goblok, emang kita kan masih bocah," jawab Affan.
"Maksud gue bocah yang belum sekolah, yang makannya masih perlu di suap, kayak elo, makan es krim aja belepotan," jawab Dinda.
"Bacot banget sih!," Affan.
"Ahh berantem mulu, awas loh, nanti gedenya jadian," ejek Afwan.
"NGAKKK!," teriak Affan dan Dinda serempak. "Hahaha," tawa Afwan.
Mereka pun terus berjalan, tak terasa rumah mereka sudah dekat, mereka mempercepat jalannya.

Jam 5 sore seperti biasa, mereka bertiga berkumpul menghabiskan sisa hari di rumah afwan dan Affan. Di taman belakang rumah mereka asik bermain.

"Minuman datang!," teriak Ibu menarik perhatian ketiganya.
Mereka pun berlari mendekati ibu, afwan di tuntun dinda berjalan.

"Rasa apa ini Bu?," tanya Afwan.
"Rasa jeruk fan, kesukaan kalian kan," jawab Ibu.
"Wah enak ini Bu," jawab Dinda.

Tiba tiba affan datang dan mengagetkan Ibu, Dinda, dan Afwan.
"HUWAHHH," teriak Affan.
"AHHH," teriak Dinda, bersamaan jatuhnya gelas Afwan.
"Astaga, Affan!," kaget Ibu.
"Maaf Bu," jawab Affan.
"Maaf, maaf, lihat itu karna kau gelas Afwan pecah," omel Dinda.
"Ibu, bagaimana ini?," tanya Afwan sambil berjongkok berusaha mengumpulkan serpihan gelas.
"Jangan Afwan! Nanti tanganmu terluka," jawab Ibu.
"Aww!," teriak afwan kesakitan, tangannya terluka.
"Affan, Dinda , bawa Afwan ke dalam, biar ibu bereskan ini dulu," perintah Ibu.
"Iya Bu," jawab Affan dan Dinda sambil menuntun Afwan masuk.

"Gara- gara lo nih, gak bisa apa gak buat onar sehari? Hah?! ," omel Dinda.
"Maaf gak sengaja," jawab Affan.
"Gak papa gak papa," jawab Afwan.
"Gak sengaja gak sengaja! Ambil obat sana!" teriak Dinda.
"Iya iya", jawab Affan dan segera mengambil obat.
Dengan penuh rasa bersalah Affan menyerahkan obat pada Dinda,
"Ini Din," Dffan.
"Sini cepet ah!," balas Dinda.
Dinda pun mengobati luka Afwan.
Affan hanya memperhatikannya. "Sudahlah Dinda jangan galak-galak," Afwan.
"Biarin," jawab Dinda cuek.
"Maaf Wan," memohon maaf Afwan.
"Gak papa Fan," jawab Afwan.
Luka Afwan pun telah di obati, lalu mereka menonton film kesukaannya, namun Dinda masih saja mengomel, "Kakak tapi gak bisa jaga adek, gimana sih," ketus Dinda.
"Sudahlah Din, ini gak papa, udah gak sakit juga," jawab Afwan.
"Yang luka Afwan, kenapa lo yang lebih sewot!," jawab Affan.
"Karna gue peduli sama Afwan!," jawab Dinda.
Affan lebih memilih diam, dan melanjutkan menonton film andalannya, namun tak lama suara masjid berbunyi tanda sudah magrib, Dinda pun balik ke rumahnya.

Afwan/Affan ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang