Perubahan

81 12 0
                                    

Affan afwan pov

Pukul 07.20 Affan dan keluarga sudah tiba di Bandung. Setelah tiba di bandara mereka langsung menuju rumahnya.

Rumahnya luas, sebelas duabelas dengan rumahnya di Jakarta tapi di sini ada kolam renangnya.
Affan dan Afwan pun mengelilingi rumah barunya, Affan memilih kamar di lantai dua sedangkan Afwan di lantai satu.

"Wan gak mau di lantai dua? viewnya keren loh," tanya Affan.
"Gak ah, nanti ribet kalo naik," jawab Afwan
"Keren nih Wan, rumahnya gede, ada kolam renangnya," seru Affan kagum.
"Gak tau renang aku," jawab Afwan.
"Yah belajar", kata affan.
"Gak ingat dulu aku hampir tenggelam gara gara belajar renang?," ujar Afwan
"Oh iya lupa," seru Affan.
"Bakal susah lagi ini hafalain bagian bagian rumah," keluh Afwan.
"Ya udah sini gue temenin keliling rumah," tawar Affan.
Afwan pun di tuntun affan mengelilingi rumah.

Dinda pov

Setelah lelah mengurung diri, akhirnya Dinda memutuskan keluar rumah, tapi apapun yang dilakukannya selalu saja mengingatkannya dengan kedua sahabatnya, untuk memperbaiki sedikit moodnya Dinda bersepeda ke Toko es krim.

"Strowberry greentea yah mbak," pesan Dinda tak semangat.
"Loh kok gak semangat seperti biasanya? Sahabatnya yang kembar ke mana tumben gak bareng?," tanya pegawai es krim itu membuat Sinda semakin sedih.
"Pindah mbak, yaudah mbak saya tunggu es krimnya di kursi biasanya yah," jawab Dinda tak semangat.

Dinda pun duduk sendiri di kursi yang selalu ia duduki bertiga, beberapa menit setelah ia duduk pesanannya pun datang, hujan pun ikut datang membawa kenangan.

"Kenapa mesti hujan sih, mendukung buat galau, arghhh jadi ingat Affan pas main hujan bareng di taman".

Kenangan itu pun terputar kembali, tak bisa di tahan, tak bisa di ulang, hanya perlu menunggu sampai akhir ceritanya habis.

"Gak boleh gini, kata Afwan mereka gak bakal lama di sana, kata Affan juga gue gak boleh lemah, pasti gue bisa laluin ini semua, besok gue harus kembali laluin hari hari gue seperti biasanya walau tanpa Affan dan Afwan," ucap Dinda dalam hati menyemangati diri sendiri.

Setengah jam berlalu akhirnya hujan pun reda, dinda kembali ke rumah mengendarai sepedanya.

Affan Afwan Pov

Setelah makan malam, mereka semua berkumpul di ruang keluarga, seperti biasa mereka menonton film andalannya.

"Pah, jadi besok Affan dan Afwan udah bisa sekolah?," tanya Ibu pada Papa.
"Iya, kan temen papa udah ngurus itu," jawab Papa.
"Di mana Pah?," tanya Afwan.
" SDN Merdeka 5 bandung," jawab Papa.
"Ahh menyesuaikan diri lagi," keluh Affan.
"Memangnya Affan susah menyesuaikan diri di lingkungan baru?," tanya Ibu.
"Iya Bu, Affan susah menyesuaikan diri, dulu aja setahun buat bisa dekat dengan teman kelas," jawab Afwan.
"Tapi kan Affan terkenal pembuat onar, masa susah sih?," tanya Papa heran.
"Yah gitu deh Affan, deketnya susah, tapi kalo udah deket aslinya keluar," jawab Afwan.
Mereka pun tertawa bersama mendengar sifat affan di sekolah.

Affan tak membantah perkataan Afwan karna memang benar Affan susah bergaul tapi sekalinya deket bakal kelihatan aslinya.

"Ya udah kalian tidur sana, besok kan harus ke sekolah baru , harus cepet bangun," seru Ibu.
"Iya Bu," jawab keduanya.
Merekapun kembali ke kamar masing-masing dan menyiapkan diri untuk hari baru di sekolah baru esok.

Afwan/Affan ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang