Story by @KageMizukii
Copyright © 2017karena sedang hujan...
aku memikirkanmu...
karena aku memikirkanmu...
aku menyukainya...
itu tak berarti apa-apa...
...
Aku mencari sosokmu di tengah awan berkabut yang mengambang. Berharap menemukanmu disana. Bisa memeluknya lalu membawamu pulang.
Namun,
tampaknya kau terlalu jauh untuk tergapai oleh tangan ku. Jarak yang memisahkan, sanggup membuatku meronta, betapa tidak adilnya semua ini.
Aku terus menuntutimu. Yang bergerak
cepat bersama angin. Sementara aku tertatih dengan kedua kakiku. Berharap bisa menyusulmu.Engkau semakin cepat bergerak, aku dibawah terjatuh. Penuh luka-luka. Dan
kau tak mau peduli, bahkan untuk menengok sedikit saja padaku. Akhirnya, aku menyerah. Ku tak bisa terus
menuntutimu kau terlampau jauh, tak tergapai oleh aku. Terpuruk aku sendiri...Arogansimu mematahkan semangatku yang ingin terus bersamamu. Keegoisanku yang ingin kau statis, membuat jarak itu semakin nyata saja. Kita sudah tak sejalan. Sekuat apapun ku berlari, kau tetap terlalu jauh bagiku.
Sekarang, aku hanya bisa memandangmu lewat awan berkabut yang terkadang melintasi mimpiku. Tak pernah sekalipun aku melihatmu dalam nyata hidupku lagi. Sampai sekarang aku masih bertanya-tanya. Apa kau masih disana?
...
Malam itu hujan lebat, langit menyembunyikan semua bintang dengan egois, awan-awan hitam melahap angkasa menyelimuti bumi, begitu mengesankan hingga terasa muak.
"Hah......"
Aku bernafas letih, memandang kedua pasang sepatuku yang tengah basah oleh air hujan. Selalu seperti ini, berjalan dengan menyedihkan dan seorang diri, tampak begitu menyedihkan dan penuh rasa kasihan. Aku tidak suka, diriku dan hujan.
"Mengapa selalu hujan?!"
"Mengapa hanya hujan?!"
Saat itu pikiranku menerawang, meminta protes entah pada siapa. Mengapa selalu hujan yang bertahan disisiku?
Disaat terburuk dan tergelap dalam hidupku, tidak ada yang hadir kecuali hujan, tampaknya hujan begitu menyukaiku, tapi aku mulai jenuh sekarang, rasa dingin dan basah bukanlah kenikmatan, aku tidak bisa membalas rasa suka hujan, aku begitu membenci hujan.
Lee Donghae yang masih kecil dan polos, yang tidak tahu apapun kecuali rasa pahit. Begitulah aku memanggil diriku pada saat itu. Apa yang bisa dilakukan anak berusia tujuh belas tahun?
Selama tujuh belas tahun itu ia tidak pernah bahagia, setiap hari mendengar pertengkaran dan jeritan sakit yang keluar dari bibir ibunya, hatinya terbakar setiap harinya, matanya tercabuli pada kelaknatan perilaku orang tuanya, Ia yang pada saat itu tidak tahu apapun hanya diam saja, diam saja hingga kegelapan semakin menerkam hidupnya.
"Apa kau tidak punya payung? Hey!!"
Suara lembut berdesir bersama rintikan hujan, terdengar begitu pelan, namun aku dapat mendengarnya dengan jelas malam itu.
Aku yang baru saja lari dari rumah, mengutuk hujan, dan sepertinya hujan tetap baik padaku, ia kirimkan sesosok malaikat, begitulah aku menyebutnya saat itu.
Matanya bulat dan besar, kulitnya begitu putih dan bersih, bibirnya bergerak dengan indah, Tubuhnya tetap kering karna ada payung yang melindunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haehyuk Short Romance Story Collection
FanfictionAll about Lee Donghae X Lee Hyukjae Love Story (Oneshoot) Hanya sebentar, tapi moment itu sangat spesial. Copyright © KageSoma, 2018.