Story by @KageMizukii
Copyright © 2018===============================
Lee Donghae memperhatikannya dari jarak yang tidak terlalu jauh, sosok hitam yang berdiri di dekat gundukan tanah tempat beberapa anggota keluarga bangsawan Lee bersemayam.
Sosok itu adalah seorang wanita.
Seperti wanita Joseon lainnya, ia mengenakan hanbok sebagai pakaiannya. Sebuah binyeo perak sederhana menahan gelungan rambut belakangnya dengan kuat, sementara dia membiarkan rambut di bagian depan dimainkan angin. Helai-helai hitam itu melayang tertahan ketika angin menghembusnya.
Hanbok-nya tidak buruk juga tidak indah. Tapi tidak seperti wanita Joseon lainnya, ia mengenakan hanbok berwarna hitam kelam. Bersepatu jerami usang yang mungkin hasil buatannya sendiri, ia pasti telah banyak berjalan hingga kaki-kaki itu terlihat begitu kokoh. Dan tak sama dengan wanita lainnya, pakaiannya tidak berhiaskan norigae indah yang tersemat di jeogori-nya, dia hanya punya sebilah benda tajam yang terselip di pinggang, yang telah sering dipergunakannya, dan masih akan dipergunakannya lagi.
Dia tidak sama.
Wanita itu, dulu adalah seorang gadis yang jauh lebih cantik dari ini.
Wanita itu, dulu tidak sekelam ini.
Heug-in Yeoseong, begitu orang menyebutnya sekarang..
Seorang pria muda berkuncir berjalan mendekati wanita itu setelah beberapa saat lalu duduk berdiam diri di atas salah satu gundukan yang agak terpisah dengan persemayaman keluarga Lee. Hanya berdiri diam di belakang Heug-in Yeoseong. Mereka membiarkan kebisuan merenggut sepanjang sore yang mereka lewati berdua disana.
Dari tempatnya, Lee Donghae tetap menunggu mereka berbicara, meski tak mungkin dia akan dapat mendengar apa isi pembicaraan mereka yang diintainya. Hanya menunggu sepenggal kemarahan yang nanti mungkin akan tergambar di wajah-wajah itu. Maka cukup disana ia berada. Dari tempatnya berdiri, di tanah yang berbeda dengan tanah yang mereka pijak. Berbeda, tapi aroma tanah basah ini menguar sama, ia dapat mencium bau anyir yang pekat sekalipun darah tidak lagi berbekas disana. Ia dapat mendengar rintihan dari dalam tanah, meski tidak ada satupun dari tulang belulang itu yang dapat bicara.
Hawa dari peristiwa itu masih terasa pekat.
Hampir tidak ada sejengkalpun tanah disana yang tidak menjadi liang kubur bagi korban pembantaian beberapa tahun silam. Bukan persemayaman yang layak, hanya saja memang di tempat itulah mereka meregang nyawa. Disana tubuh mereka bergelimpangan dengan keadaan yang mengerikan. Keluarga bangsawan Lee, keluarga pejabat Kim, dan beberapa orang lainnya.
Dan beberapa orang yang terlibat tapi berhasil selamat, atau.. sengaja menyelamatkan diri sendiri, menguburkan jenazah-jenazah itu dengan tangan mereka. Di tengah kebekuan malam bersalju..
Hari pertama di musim dingin..
-
-
-
"Hari pertama musim dingin.." Wanita itu berbisik. Sejenak telapak tangannya menengadah untuk menerima butir salju yang jatuh dari langit. Butiran putih perlahan turun seiring dengan tenggelamnya matahari sore itu.
Pemuda berkuncir tadi maju selangkah hampir menjajarinya. "Aku tidak dapat melakukan ini lagi, uijang" Menyatakan keputusannya dengan sebuah anggukan tegas.
Wanita yang disebut 'ketua' itu sama sekali tidak menatap pemuda yang berbicara padanya barusan. Dia memandang jauh ke bias jingga di barat. Senja terasa datang lebih cepat hari ini, matahari telah merayap turun ketika keputusan itu terucap. Gelap. Mereka seharusnya segera bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haehyuk Short Romance Story Collection
FanfictionAll about Lee Donghae X Lee Hyukjae Love Story (Oneshoot) Hanya sebentar, tapi moment itu sangat spesial. Copyright © KageSoma, 2018.