(11) What Words Are Needed

1K 92 24
                                    

Story by @KageMizukii
Copyright © 2018

===============================

"Apa yang membuatmu mencintaiku?"

Adalah pertanyaan yang dilontarkan Donghae padanya beberapa hari yang lalu. Dan saat itu-bahkan sampai sekarang-Hyukjae tidak bisa menjawabnya. Ia hanya tersentak, menoleh tidak percaya pada kekasihnya dan melempar senyum, senyum gugup yang menggantikan jawabannya.

Kini ia berpikir, memutar otaknya. Selama sekian tahun ia bersama Donghae, saling mencintai, saling menjaga, menjalin hubungan, bahkan bercinta, ia tidak pernah menemukan jawaban dari pertanyaan itu. sama sekali tidak terduga olehnya bahwa Donghae akan menanyakannya. Tidak, bukannnya ia marah atau kesal, ia hanya tidak menyangka. Tak pernah sekalipun pertanyaan itu terlintas di otaknya.

Menoleh ke samping dan mendapati Donghae tertidur pulas. Melihat wajah tampannya yang tenang, Hyukjae tersenyum lega, ia senang pria tampan itu merasa nyaman. Donghae adalah hidupnya, cintanya, labuhan hatinya, nafasnya, segalanya. Dan setiap kali memikirkan tentang hidup tanpa Donghae, seikat rantai baja seolah menggenggam dada Hyukjae, menghantamnya dengan beban yang menyakitkan sekaligus menyesakkan. Donghae adalah segalanya. Tapi kenapa?

Merebahkan tubuhnya di samping Donghae dan memiringkan tubuh, memunggunginya. Ia tidak akan bisa terpejam jika pemikiran itu tidak kunjung pergi dari otaknya. Dan sesuatu mendorong Hyukjae untuk bangkit, berdiri dan mengambil buku Harry Potter ketujuh yang belum selesai dibacanya-bahkan sejak ia beli berbulan-bulan yang lalu.

Membuka halaman manapun yang didapatnya, dan ia mendapatkan 40. Membaca kutipan biografi karangan Rita Sketeer-si jurnalis animagus yang menyebalkan- yang berjudul Kehidupan dan Kebohongan Albus Dumbledore. Dan seperti biasa, tulisan itu mengontrol emosinya. Ia seakan begitu marah ketika membacanya, ia seakan menjadi Harry. Karena setiap alasan yang dikemukakan Rowling selalu masuk akal. Tapi Dumbeldore, ia pasti punya segudang alasan untuk tindakannya. Tindakan yang-entah betul atau tidak-tercantum dalam biografinya itu.

Dan pemikiran itu kembali memimpinnya pada pertanyaan Donghae. Tentang 'alasan'. Ya, kenapa adalah pertanyaan paling sulit dalam sebuah hubungan yang melibatkan cinta. Kenapa ia mencintai Donghae?

Ribuan kata-kata muncul di kepalanya. Tentang betapa tampannya Donghae, betapa ia sangat baik, sabar dan penuh kasih sayang, betapa-entahlah. Tapi bukan itu, bukan itu yang ia maksud. Ia tidak puas dengan semua itu.

Alasannya jauh lebih dari itu.

Hyukjae berdiri lagi, meletakkan buku tebal itu kembali ke tempatnya dan berdecak. Keluar dari kamarnya, ia berjalan ke almari es dan mengambil air putih dingin, meneguknya. Ia tidak ingin membebani dirinya dengan apapun, hanya saja pertanyaan ini terasa begitu mudah, tapi menjebak. Hyukjae mengepalkan tangannya kesal, napasnya memburu dan kepalanya memanas ketika kekesalan memenuhinya.

Ia seolah pernah melihat jawaban itu. ia seolah tahu apa akhir dari pemikiran ini. Tapi semakin ia mengejarnya ke sana, semakin jawaban itu mengabur dan hilang. Hingga ia tidak berani melanjutkannya, ia merasa seolah terperosok. Ia merasa idiot.

Tidak ada petunjuk. Hyukjae bahkan tidak bisa mendeskripsikan cintanya pada Donghae, ia tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaannya, atau menyatakan sebesar apa kasihnya. Semuanya mengalir begitu saja, dan pertanyaan Donghae-sebesar apapun usahanya untuk menyingkirkannya-membuatnya tergelitik.

Menoleh ke kamar yang dihuni Heechul-hyung sekilas sebelum menghela napas. Meletakkan gelas kembali ke tempatnya sebelum ia masuk ke kamar. Lebih baik ketimbang ia harus menghadapi ribuan pertanyaan dan omelan Heechul tentang kenapa ia tidak tidur, dan betapa tidak baik untuk kesehatannya jika ia tidur larut malam. Tsk, seperti dia tidak pernah tidur larut saja.

Haehyuk Short Romance Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang