Tujuh

1.9K 232 13
                                    

You just want attention
You don't want my heart
Maybe you just hate the thought of me with someone

Attention

Charlie puth

Setelah turun dari taksi, Jenny berjalan cepat dengan kaki terpincang-pincang, meski kakinya sakit tapi dia harus tetap berjalan cepat. Jenny sudah terlambat setengah jam, dia tidak ingin kliennya terlalu lama menunggu. Setelah sampai di dalam kafe yang baru pertama kali jenny datangi, matanya segera mencari meja dengan nomor 16.

Nah, itu mereka.

"Permisi, maaf saya terlambat," kata Jenny setelah sampai di meja nomor 16.

"Lho, jenny. Kok kamu yang dateng?" tanya Agnes, "Duduk dulu, Jen."

Jenny menarik salah satu kursi dan langsung mendudukinya, sebelum menjawab pertanyaan Agnes, matanya melihat pada laki-laki yang duduk di sebelah kursi Agnes.

"Ini Awan, calon suami aku" kata Agnes yang melihat arah tatapan Jenny. "Sayang, kenalin dia Jenny temen SMA aku" ucap Agnes pada Awan. Awan menatap Jenny, dan Jenny tahu itu bukan tatapan ramah.

Jenny mengulurkan tangannya mengajak bersalaman, "Saya Jenny. Karena Febri sedang sakit jadi hari saya datang menggantikan dia dan saya minta maaf untuk keterlambatan saya, tadi ada sedikit masalah di jalan" ucap Jenny.

Jenny menebak jika laki-laki dihadapannya berumur lebih muda dari Jenny, kulitnya putih, tubuhnya tidak terlalu tinggi dan sedikit kurus. "It's oke, setidaknya gue gak sampai mati nungguin lo." kata Awan.

"Sayang, kamu jangan ngomong gitu dong. Jenny maafin dia ya, dia emang suka ceplas ceplos kalau ngomong" ucap Agnes yang merasa tidak enak pada Jenny.

"Gak apa-apa, Nes. Saya yang salah kok, sekali lagi saya minta maaf."

"Udahlah bicaranya santai aja, Jen. Kamu pesen makan sama minum dulu gih!"

"Gak usah Nes, aku udah kenyang dan gak haus juga. Mending sekarang kita langsung bahas mengenai pernikahan kamu. Aku bawa contoh-contoh kartu undangannya, kamu pilih mana yang kalian suka." Jenny mengeluarkan beberapa contoh kartu undangan dari dalam tasnya dan menyerahkannya pada Agnes.

Saat Agnes dan Awan sedang sibuk melihat-lihat kartu undangan, Jenny memperhatikan bangunan kafe yang begitu mewah menurutnya. Jenny yakin semua makanan dan minuman disini pasti mahal. Kafe ini hanya buka di malam hari dan cukup jauh dari rumahnya. Tiba-tiba mata Jenny terfokus pada sebuah panggung kecil yang terletak tidak jauh dari pandangannya, matanya terbelalak terkejut karena seseorang yang duduk ditengah-tengah sana sambil bersiap memetik senar gitarnya.

Gue gak salah liat, kan?

Jenny semakin menajamkan penglihatannya, lalu tiba-tiba dia bertambah terkejut ketika orang itu mengeluarkan suara merdunya. Dia menyanyikan lagu yang sering Jenny dengarkan, Attention.

Dia cuma mirip sama Ardan.

Jenny tidak bisa mengalihkan pandangannya, dia benar-benar terpesona dengan suara orang yang disana. Tapi kesenangannya tidak bertahan lama karena tiba-tiba Awan melemparkan semua contoh undangan di atas meja di depan Jenny persis. "Jelek semua," katanya.

Ternyata dia lebih ngeselin dari Ardan.

"Maaf, Jen. Mungkin besok kamu bisa bawakan lagi contoh undangan yang lain." ujar Agnes.

"Baiklah," jawab Jenny pasrah.

"lho, sayang kamu mau kemana?" tanya Agnes saat melihat Awan sudah berdiri.

Oh, My JennyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang