Delapan

2.2K 240 24
                                    

When i am down oh my soul so weary
When troubles come and my heart burdened be
Then i am still and wait here in the silence
Until you come and sit a while with me.

You Raise me up
Josh Groban

Sudah jam tujuh pagi dan Jenny belum juga bangun dari tempat tidurnya padahal dia punya janji pergi bersama Nia untuk mencari souvenir pernikahan pada jam delapan nanti, sebenarnya Jenny sudah ingin bangun sejak tadi, tapi karena semua badannya terasa sakit dan pegal membuat Jenny enggan turun dari tempat tidurnya.

Tepat setengah delapan Jenny memaksakan untuk beranjak dari kasurnya dan benar saja, Jenny hampir tidak bisa berjalan karena kakinya terasa begitu pegal dan sedikit kaku. Padahal Jenny hanya kesrempet motor tapi pegalnya seperti habis dipukul seratus preman.

Awas aja kalau ketemu sama orangnya, bakal gue patahin kakinya.

Sejak tadi Jenny tidak bisa berhenti mengumpat untuk si pengendara motor yang telah menyrempetnya. Jenny mandi dengan cepat, setelah memakai pakaiannya, Jenny memoles wajahnya dengan make up tipis lalu mencari sepatu tanpa heels.

Jenny melihat jam di ponselnya, sudah jam delapan Nia pasti sudah menunggu di kantor, jenny harus buru-buru sampai kantor. Saat dia keluar dari kamarnya saat itu juga dia mendengar ada yang mengetuk pintu rumahnya.

Siapa?

Jenny sedikit kaget melihat ternyata Ardan yang mengetuk pintunya, tapi dia lebih terkejut ketika mengetahui Ardan tidak datang sendirian melainkan bersama wanita yang Jenny tidak suka, Sekretaris Ardan.

"Kania gak bisa pergi hari ini, dia nyuruh aku buat nemenin kamu cari souvenir, padahal menurutku kamu bisa pergi sendiri." kata Ardan sebelum Jenny sempat bertanya mengenai kedatangannya.

Seandainya gue pergi sendiri, gue cari sapi buat dijadiin souvenir.

"Kebetulan juga hari ini aku punya jadwal buat ketemu salah satu klien, tapi karena aku harus nemenin kamu pastinya gak akan keburu buat ketemu sama klien, jadi aku suruh Clara buat gantiin aku, jadi aku anterin Clara dulu buat ketemu sama klien abis itu aku pergi sama kamu cari souvenir," Ardan yang menjelaskan saat Jenny melihat ke arah Clara penuh tanya.

"Mau masuk dulu?" tanya Jenny.

"Gak perlu, kamu sudah siapkan? kita pergi sekarang?"

Ardan memperhatikan Jenny yang berjalan menuju mobilnya dengan sedikit pincang, setelah kemarin di srempet motor Jenny pasti belum baik-baik saja, oleh karena itu dia mengiyakan permintaan Kania saat memintanya menggantikannya pergi bersama Jenny.

Jenny duduk sendiri di Jok belakang, sedangkan Clara duduk di depan di samping Ardan. Jenny tidak suka satu mobil dengan Clara, apalagi melihat Clara yang ganjen pada Ardan.

"Pak, nanti mampir dulu ya di mini market, saya mau beli pembalut takut tembus nanti." ucap Clara pada Ardan.

Cih, cewe gila gak punya malu.

Ardan menghentikan mobilnya di depan salah satu mini market meskipun Ardan sempat bingung dengan sikap Clara yang tiba-tiba aneh.

"Tunggu bentar ya, Pak!!" seru Clara saat turun dari mobil Ardan.

"Sekretaris kamu gak punya malu," ucap Jenny.

Ardan menengok kebelakang dan mengeryit, "Kenapa?" katanya.

"Kamu tuh, yang kenapa, masa milih sekretaris yang model begitu."

"Dia cerdas, pinter dan punya kemampuan."

Oh, My JennyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang