Duabelas ( H-3 menuju wedding )

3K 257 78
                                    

Kuingin marah, melampiaskan tapi kuhanyalah sendiri disini
Ingin kutunjukkan pada siapa saja yang ada
Bahwa hatiku kecewa...

Bunga Citra Lestari
Kecewa

Sebenarnya hari ini Jenny ingn beristirahat untuk berdiam diri di rumahnya seharian, tapi Febri menghubunginya memberitahu jika mereka mendapat klien baru yang kebetulan adalah tetangga rumah Febri. Febri ingin Jenny yang mengurusnya, karena Febri sedang sibuk mengurus klien lain.

Sesampainya di kantor, Jenny melihat ada tukang bubur ayam yang berjualan di depan kantornya, Jenny memesan satu mangkuk bubur dan meminta izin pada penjualnya untuk membawanya masuk ke dalam kantornya, rasanya risih jika harus makan di tempat yang terbuka.

Jenny berjalan sambil membawa semangkuk bubur ayam, tiba-tiba langkahnya terhenti, dia memandangi kantor miliknya, untuk saat ini kantornya bisa dibilang sangat kecil, tapi dia merasa bangga karena itu adalah kantor miliknya sendiri. Tidak sia-sia Jenny menabung sejak lama, beruntung Jenny punya Papah yang mau membantu Jenny dalam mendirikan usahanya dan Jenny senang ada Febri dan Yudha yang mau ikut berinvestasi. Jenny percaya suatu saat kantornya akan berkembang lebih maju dan lebih besar lagi, hingga akhirnya Jenny bisa sukses bersama Febri dan Yudha.

Febri adalah teman dekat Jenny selain Merli, mereka sudah akrab sejak SMP, ditambah lagi mereka diterima di sekolah yang sama saat SMA, meski Jenny harus berbeda kelas dengan Merli yang masuk jurusan IPA, sedang Jenny dan Febri adalah anak IPS, tapi tidak membuat persahabatan mereka jauh sedikitpun, mereka mulai jarang bertemu semenjak mereka masuk ke universitas yang berbeda, apalagi Jenny yang memilih melanjutkan study di Korea bersama Papah kandungnya, tapi meski begitu komunikasi mereka tidak pernah putus dan Jenny senang karena mereka bisa kembali bersama sekarang.

Jenny memasuki kantornya kebetulan pintu depannya tidak tertutup membiarkan angin segar di pagi hari masuk. "Maaf, Feb, sebaiknya kamu hapus perasaan kamu buat aku." kata Yudha, Jenny tidak sengaja mendengar obrolan Yudha dan Febri, mereka sedang duduk berdua dan sepertinya tidak menyadari kehadiran Jenny.

"Kenapa? Aku kan gak pernah maksa buat kamu jadian sama aku, aku kasih tahu perasaan aku supaya kamu tahu aja, " kata Febri.

"Tapi aku udah suka sama orang lain."

"Oh, ya, siapa?" tanya Febri penuh antusias, meski wajah Febri dibuat terlihat sebiasa mungkin tapi Jenny bisa melihat mata Febri yang tidak bisa berbohong.

"Jenny," jawab Yudha sambil menatap Febri dan Jenny yang mendengarnya begitu terkejut. Sejak kapan Yudha menyukainya, kenapa Jenny tidak pernah menyadarinya. jenny membalikan tubuhnya dan berjalan sangat pelan keluar kantor.

Di luar Jenny menarik nafas dalam-dalam, dia masih tidak mengira jika Yudha menyukainya, sejak dulupun Jenny tahu jika Febri menyukai Yudha, sekarang Jenny justru menjadi penghalang Febri untuk bersama Yudha.

Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?

Saat Jenny sedang bingung berpikir, tiba-tiba sebuah mobil Avanza hitam berhenti dan parkir di depan kantornya, ternyata Bari yang keluar dari dalam mobil.

Kemarin dateng ke rumah tiba-tiba, sekarang ke kontor, dasar jelangkung.

"Hai, Jenny. Selamat pagi." sapa Bari dengan wajah yang penuh senyum sejak tadi.

"Ngapain ke sini?"

"Aku gak bisa tahan, penasaran banget sama jawaban kamu. Ayo, jawab sekarang pertanyaan aku kemaren malem!!"

Seketika Jenny baru mengingat ungkapan Bari yang mengingkan Jenny untuk menjadi pacarnya, "Ayo, ikut aku." Jenny menarik tangan Bari untuk masuk ke dalam kantor sambil membawa semangkuk bubur di tangan kanannya.

Oh, My JennyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang