Sebelas

1.8K 206 17
                                    

So you can keep me
Inside the pocket of your ripped jeans
Holding me closer 'til our eyes meet
You won't ever be alone, wait for me to come home


Photograph
Ed sheeran

Jenny lega karena persiapan pernikahan Ardan dan Kania sudah selesai 100%, hanya tinggal menunggu hari-H saja lebih tepatnya empat hari lagi, tapi ada yang mengganggu dipikiran Jenny sejak tadi.

Ada apa dengan hatinya?

Tidak ada lagi rasa antusias dalam menyambut pesta pernikahan Ardan dan Kania. Ini adalah pekerjaan pertamanya dan Ardan adalah klien pertama untuk Jenny, wajar jika Jenny gugup, bagaimana jika acaranya tidak berjalan sesuai dengan rencana, bagaimana jika Kania tidak puas dengan hasil kinerja Jenny.

Tapi bukan itu yang jenny rasakan sekarang, mungkin ketidakrelaan melihat Ardan menikah dengan Kania mengetahui jika Kania mengandung anak dari laki-laki lain. Jenny bisa memahami perasaan Lisa, jika saja Jenny diposisi Lisa, diapun tidak akan sanggup melihat anaknya menikah dengan wanita yang mengandung bayi orang lain. Tapi status Jenny bukan siapa-siapa Ardan, lalu kenapa ada rasa tidak rela.

Kaya gak ada perempuan lain.

"Jen, ikut makan bareng gue sama Yudha, yuk. Di depan kantor kita ada penjual soto mie baru, rame banget kayanya enak, kita jadi penasaran." Ajak Febri.

"Gak bisa, Feb. Gue sekarang mau pergi ketemu sama Ardan dan Nia, pernikahan mereka kan tinggal beberapa hari lagi, gue mau mastiin gak ada complain dari mereka."

"Yah, sayang banget. Emang gak bisa perginya abis makan aja?"

"Lo tahu sendiri Ardan itu orangnya gimana, sok on time banget sama waktu. Dia mau kita ketemuan jam setengah dua, sekarang udah hampir jam satu, gue gak mau telat,  bosen gue denger omelannya masalah waktu. Lo makan berdua sama Yudha aja, biar romantis."

"Apaan si, soto mie mana bisa bikin romantis," jawab Febri malu-malu, "Lo semangat ya, bentar lagi urusan lo sama Ardan bakal kelar setelah mereka menikah, fighting!!" Kata Febri dan Jenny hanya tersenyum sambil mengangguk.

Lagi-lagi Jenny terlambat datang ke kantor Ardan, ini karena mobil online yang dia tumpangi tiba-tiba kehabisan bahan bakar, alhasil Jenny harus antri lama di SPBU belum lagi dia juga harus putar balik yang lumayan jauh.

"Ardannya ada?" tanya Jenny pada sekretaris Ardan, siapa lagi kalau bukan Clara. Jenny berharap ini terakhir kalinya dia bertemu dengan Clara.

"Ada, masuk aja!" jawab Clara dengan muka di tekuk sepuluh.

Tidak tahu apa yang terjadi dengan sekretaris Ardan, tidak seperti biasanya, cerewet, centil dan menyebalkan, kali ini Clara duduk cemberut, kepalanya menunduk sibuk dengan ponselnya, bahkan dia sama sekali tidak melihat wajah lawan bicaranya.

Ah, peduli amat.

Jenny mulai berjalan menuju pintu masuk ruangan Ardan, tangannya bergerak menekan hendle pintu lalu mendorongnya dan Jenny terkejut bahkan Jijik melihat Ardan yang ternyata sedang ciuman dengan Kania. Jenny menutup kembali pintu ruangan Ardan, lalu mengetuknya dengan keras, "Permisi," ucapnya dan lalu kembali membuka pintu. Ardan dan Kania tidak lagi berciuman, Kania terlihat malu menundukan kepala, sedangkan Ardan bersikap santai sambil mengusap bibirnya.

Cih.

"Kenapa baru dateng?" tanya Ardan.

"Yakin kamu mau aku dateng dari tadi?"

Oh, My JennyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang