Pernikahan

1.9K 245 37
                                    

Terlambat untuk kau sadari
Mengulang kisah cinta itu lagi
Meradang hatiku karenamu
Menahan rindu yang tak sudah sudah

Kering Air Mataku
Geisha

Jenny merasa lelah, dia sudah mulai bekerja sebelum pagi, membantu menyelesaikan beberapa dekorasi, perutnya merasa lapar sejak tadi, tapi Jenny mencoba mengabaikannya, meski begitu, dia cukup senang karena semuanya sesuai  dengan yang dia harapkan dan sejauh ini berjalan dengan lancar.  Sudah jam setengah sepuluh pagi, setengah jam lagi acaranya akan dimulai, Ardan juga sudah siap dengan setelan pengantinnya, mungkin sekarang dia sedang gugup mempersiapkan diri untuk ijab kabul nanti, sedangkan untuk Kania, Jenny belum melihatnya lagi, sebelum acara dimulai Jenny akan menyempatkan diri untuk menemui Kania. Dia pasti sangat cantik dengan kebaya pengantinnya, Jenny jadi berpikir bagaimana perasaan Kania, bagaimana perasaan menjadi  mempelai wanita, suatu hari Jenny pasti akan merasakan hal itu.

Ah, mungkin lebih baik temui Kania sekarang.

Jenny baru sadar jika sudah banyak orang disekitarnya, tiba-tiba matanya tertuju pada Aris yang sedang mengelus lembut perut Dea yang terlihat buncit, sejak hamil, Dea terlihat semakin cantik. Jenny merasakan perih di hatinya, dia iri, kenapa bukan Jenny yang Aris cinta. Jenny mencoba menahan air mata yang ingin keluar, sungguh, dia tidak ingin menangis lagi karena Aris.

Jenny mengalihakan arah pandangnya, ada Dava yang sedang memeluk Riana dari belakang.

Dasar, suka pamer

Dava dan Riana sudah satu tahun menikah, tapi Tuhan belum mempercayai mereka dengan seorang anak. Jenny berharap mereka akan segera dikaruniai seorang anak, Riana memang terlihat jutek, tapi setelah saling berbicara beberapa kali Jenny sadar jika Riana tidak seperti penampilannya. Tiba-tiba Dava melambaikan tangan kearah Jenny. Jenny ikut melambai dan tersenyum, rasanya ingin tertawa jika ingat dulu,  saat Dava sering meminta bantuan Jenny untuk kencan atau menyatakan cinta pada Riana.

Si Ardan juga ngundang sekretarisnya.

Dilihatnya Clara sedang berdiri sendirian, dia sedang sibuk dengan ponselnya. Lagi-lagi Jenny tidak suka dengan dress yang dikenakan Clara. Dress hitam berkilau yang pendeknya jauh di atas lutut, dengan bagian atas seperti kemban, menonjolkan ukuran dadanya yang tidak kecil.

Gak sekalian pake handuk aja.

“Jen, Kania udah selesai make up belum? 10 menit lagi ijab qobul dimulai.” Ucap Lisa yang terlihat agak tergesa-gesa menghampiri Jenny.

“Tadi sih, waktu Jenny lihat udah hampir selesai, ini Jenny baru mau ke ruang make up lagi, sepertinya sekarang udah selesai, bukannya ijabnya jam sepuluh ya, tante?”

“Dimajuin, soalnya penghulunya mendadak ada masalah, masalah keluarga katanya, tahu ah tante juga gak terlalu paham. Ya udah gih, sana kamu pastiin Kanianya sudah siap.”

“Iya, tante.”

★★★

Ardan menarik nafas dalam, mencoba menenangkan diri dan menetralkan detak jantungnya, dia benar-benar gugup, takut jika dia sampai salah ucap.

Ada keraguan di hatinya, sebagian hatinya menolak untuk melakukan ini, tapi dia harus melakukannya. Dia sudah berjanji akan menjaga Kania, bukan saatnya untuk mundur, dia sudah sampai ditahap ini, Kaniapun sudah mantap menikahinya, maka Ardan harus tetap berjalan ke depan.

Semua orang sudah siap untuk menjadi saksi Ardan, termasuk orang tuanya dan juga saudara-saudaranya. ”Sudah siap?” tanya Pak penghulu yang duduk didepannya.

Oh, My JennyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang