VKook.28

1.7K 107 1
                                    

Jari-jariku gatal kalau tidak mengetik hohoho😂

Happy Reading👀

***

"Shit! Namja itu benar-benar telah mempermalukanku." Jimin mondar-mandir di hadapan Yonggi yang sekarang sedang duduk di tepi ranjang. Yonggi menundukkan kepalanya, bahunya bergetar dan kedua jarinya yang terpaut gemetaran.

Ia sangat takut akan kemarahan Jimin. Namja ini sangat menakutkan jika sedang marah.

"Kenapa kau tidak berhenti menangis, eoh? Aku muak! Aku muak mendengar tangisanmu!." bentak Jimin frustasi, tubuh Yonggi tersentak mendengar bentakan itu. Ia berhenti menangis namun, suara sesegukannya masih terdengar.

Yonggi terisak kembali di hadapan Jimin membuat namja berprawakan tampan itu mengeram frustasi.

"Arghh! Maafkan aku, maafkan aku. Tidak seharusnya aku membentakmu tadi. Apa kau terkejut? Oh Tuhan, kumohon maafkan aku. Seharusnya kau memberiku jalan keluar bagaimana aku bisa menjelaskan semuanya pada appa ku, bukan malah menangis seperti ini." Jimin menjatuhkan lututnya mensejajarkan posisi tubuh Yonggi dengan dirinya. Ia menggengam tangan Yonggi.

"Bae, menangis tidak akan menyelesaikan masalah. Bahkan menangis dapat menyebabkan emosi seseorang yang mendengarnya bertambah, seperti aku." Jimin menarik genggaman tangan Yonggi ke dada nya, ia mendekatkan wajahnya dan Yonggi. Kemudian, Jimin mengecup sayang kedua kelopak mata berair Yonggi.

Membuat hati Yonggi agak sedikit tenang sekarang.

"Maafkan aku, hm." Yonggi mengangguk seraya menyeka air matanya.

Ekhem

Jimin berdehem ketika Yonggi ingin beranjak dari tepi ranjang. Membuat Yonggi menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Jimin seraya mengernyitkan dahinya bingung.

"Ada apa?." tanya Yonggi polos

"Ehm maksudku kita, kita sudah sah menjadi sepasang pengantin. Dan kau, ya kau pasti tau kan ini malam apa untuk sepasang pengantin baru seperti kita." Jimin menetralisir detak jantungnya, tiba-tiba rasa gugup dan malu tumbuh didirinya sekarang.

"Ma-maafkan aku, aku-aku tidak bisa-aku belum siap." Yonggi menunduk kembali dan meremas gaun yang dikenakannya.

Yonggi mengerti arah bicara Jimin tadi mengarah bahwa ia ingin mendapat jatahnya sebagai suami sah Yonggi. Namun, Yonggi belum siap. Jujur, ia sangat takut teman-temannya yang sudah menikah menceritakan tentang 'First Night' yang menyakitkan. Ia bergidig ngeri sendiri membayangkan betapa sakitnya ketika melakukan itu—.

"Baiklah, tak apa jika kau belum siap. Aku akan menunggu sampai kau benar-benar siap. " wajah Jimin berubah menjadi sendu, ia nampaknya kecewa karena tidak mendapat 'First Night' yang diimpi-impikannya. Ia keluar dari kamar dengan langkah yang gontai. Yonggi hanya meratapi kepergian Jimin dengan wajah sedih.

***

"Dasar namja brengsek, berani-berani nya dia menyentuh milikku." Hoseok mengepalkan jari-jarinya membuat buku-buku kukunya berwarna putih.

Ketika Hoseok menelepon seseorang dan ingin pergi ke 'Club' tadi, ia membatalkan rencana mesum nya itu. Dan kembali ke tempat dimana acara pernikahan Jimin dan Yonggi berlangsung.

Namun, bukannya menemukan wajah imut Jungkook. Ia malah menemukan tangan Jungkook yang digenggam oleh seorang namja.

Ia tidak memperdulikan isakan Yonggi yang terdengar sampai ditempatnya. Pandangannya hanya fokus pada satu titik yaitu 'genggaman di tangan Jungkook."

My EX is a GHOST [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang