Rabu, 18-10-2017
11.34
"SIYEON MANA?! SIYEON ANJING!!"
Haechan mencak mencak didepan kelas. Ia berjalan menuju meja Siyeon sambil menjatuhkan kursi dan meja yang ada didekatnya. Membuat semua orang bergidik ngeri melihat Haechan marah.
Siyeon yang merasa namanya dipanggil mendongak. Didepan mejanya sudah ada Haechan dengan nafas tersenggal, diikuti dengan tatapan tajam miliknya.
"LO PIKIR PERMAINAN LO LUCU HAH?! LO KIRA NYAWA ORANG SAMPAH DOANG GADA HARGANYA?!" Bentak Haechan lantang. Ia kemudian menggebrak meja Siyeon.
"Apasih Chan. Lo ngomong apa?" Sohye, teman sebangku Siyeon mencicit takut.
"LO KAN YANG BUNUH SANHA SAMA KA EUNSEO?! ELO KAN?!" Haechan mengacungkan tangannya tepat di depan wajah Siyeon.
"APAAN SIH CHAN?! LO NGOMONG APA?! KOK LO NUDUH GUA!" Siyeon menjadi ikutan marah dan menatap tajam mata Haechan.
"ANJING LO GAUSAH SOK BEGO LO! BANGSAT KAYAK LO BERANI BERANINYA NGELAKUIN ITU KE SANHA!" Haechan menoyor kepala Siyeon, membuat gadis itu terhuyung mundur.
"CHAN! APA BUKTI LO NUDUH SIYEON?!" Sohye sudah merasa bahwa Haechan semakin kelewatan.
Haechan kemudian merogoh sakunya. Ia lalu mengeluarkan dua lembar kertas--surat Kak Eunseo dan Sanha lalu melemparnya keatas meja Siyeon.
Tangan Siyeon segera meraihnya dan membacanya, Sohye juga ikut membaca surat itu.
"Sumpah chan bukan gua!"
"LO ITU ALASAN AJA YA YEON! UDAH JELAS JELAS ITU SURAT ISINYA PERSIS KAYAK OMONGAN LO!!"
"TAPI BUKAN GUA CHAN!"
"LO DENDAM KAN SAMA KEMATIAN NANCY?! MAKANYA LO BUNUH SANHA! NGAKU LO!"
"Sumpah Chan bukan gua! Gua turut berduka untuk kematian Sanha Chan. Gua serius bukan gua!" Siyeon sudah terisak sekarang.Matanya mengeluarkan air mata.
"GAUSAH PURA PURA BAIK LO ANJING! GAK PANTAS LO BERDUKA BUAT SANHA KARNA LO YANG UDAH BUNUH DIA! MENDING LO MATI SANA!" Tangan Haechan menjambak rambut Siyeon, membuat gadis itu mengaduh kesakitan dan memohon kepada Haechan untuk dilepaskan.
Sohye sudah berteriak menyuruh Haechan melepaskan Siyeon, namun anak itu seperti kesetanan.
Hingga Jeno datang dan langsung menarik tangan Haechan agar melepaskan Siyeon.
"LO APA APAAN SIH CHAN?! MAIN KASAR LO SEKARANG SAMA CEWEK?! SIAPA YANG NGAJARIN ANJING!"
"CEWEK LO BILANG JEN? DIA IBLIS JEN! BUKA MATA LO LEE JENO! DIA SETAN YANG UDAH NGEBUNUH SANHA DAN KAK EUNSEO!"
"LO GAPUNYA BUKTI KALAU DIA YANG NGEBUNUH CHAN!"
"LO GALIAT JEN?! BUTA APA GIMANA?! JELAS JELAS ITU KERTAS UDAH SEBA..."
BRUUUKK
Kalimat Haechan tidak selesai karena Jeno sudah terlebih dahulu meninju pipinya hingga ia terhuyung dan nyaris jatuh.
Mark yang baru datang bersama June segera menahan badan Haechan agar tidak terjatuh.
Haechan lalu segera bangkit dan meludah kelantai, memperlihatkan ada darah disana--akibat pukulan Jeno. Ia lalu menatap Jeno sambil tersenyum miring.
"Belain dia sekarang lo? Wah.. Seorang Lee Jeno sekarang buta ya!" Haechan kemudian ketawa nyaring, membuat seisi kelas yang menonton mereka sedari tadi bergidik ngeri.
"Kalau gada lo cewek sial, Sanha pasti udah ada disini sekarang, ketawa ketawa bareng gua. Bahas hal konyol yang terjadi disekolah. " Haechan memberikan penekanan pada setiap katanya. Ia mulai melangkah maju, menuju Siyeon. Membuat Jeno langsung berdiri didepan Siyeon dan melindunginya.
"Anjing kayak lo gapantas buat bahagia! Gua akan pastikan kalau lo bakal sengsara!" Haechan semakin maju. Jeno semakin tajam menatap mata Haechan.
Mark dan June yang melihat situasi semakin runyam segera menarik Haechan mundur, dan menenangkannya. Haechan memberontak, namun Taeyong dan Yuta yang sedari tadi telah tiba membantu menahan Haechan, dan Haechan tidak sanggup melawannya.
"Hmm yeon, itu.." June menatap Siyeon, seperti ada yang ingin dia bicarakan.
"Bukan gua kak June... bukan gua pembunuhnya"
"Bukan! Bukan itu yeon! Itu hidung lo berdarah."
Perkataan June membuat Siyeon meraba hidungnya dan menemukan darah disana. Ia kemudian terhuyung, dan nyaris jatuh kelantai kalau saja Jeno dengan tidak sigap menahan tubuhnya dan menggendongnya menuju UKS.
Semua mata dikelas menatap Haechan. Hingga speaker Announcement berbunyi
"PENGUMUMAN! Diberitahukan kepada seluruh siswa bahwa hari ini sekolah dibubarkan cepat karena teman kita,Son Eunseo XI MIPA 1 telah kembali kepada-Nya karena kecelakaan disekolah. Oleh karen itu, seluruh siswa diharapkan segera pulang setelah pengumuman ini dan untuk besok, sekolah diliburkan. Bagi yang ingin ikut berduka ke rumah Eunseo, harap menghubungi Bu Irene. Sekian terimakasih"
Teriakan gembira terdengar diseluruh penjuru kelas XMIPA1. Membuat semuanya lupa, seakan tadi tidak terjadi apa apa.
Semua murid kelas XMIPA1 meninggalkan kelasnya satu satu. June, Taeyong dan Yuta pun sudah kembali ke kelas masing masing.
Menyisakan Haechan yang menolak pulang ketika diajak oleh Mark.
Haechan lebih memilih sendiri dikelas. Terduduk dilantai. Ia merasa dirinya ada diposisi Siyeon dulu, saat teman temannya bersorak karena pulang lebih awal sedangkan dia berduka karena ditinggalkan orang yang dia sayang. Sejenak ia menyesali perlakuannya terhadap Siyeon. Ia menyesali perkataannya ke Siyeon pada waktu Nancy meninggal.
Ia menangis dalam diam. Menangisi Sanha. Karena bagaimanapun ia berlagak kuat, hatinya tetap rapuh ketika sahabatnya pergi. Percayalah, persahabatan mereka tidak main main.
Namun tangisan itu terhenti. Terganti dengan mata menyala dan menunjukan sinar balas dendam. Otak Haechan memikirkan cara untuk membalas perbuatan Siyeon.
Selanjutnya, Haechan tersenyum nanar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sycho?¿ || 95-00
Mystery / ThrillerMereka saling menyalahkan Padahal pembunuhnya sedang menonton mereka.. Sambil menyeringai senang..