Selasa, 17-11-2017
11.05
"Jadi Lis, kenapa lo bilang Sanha gak bunuh diri? " Tanya Eunseo karna sedari tadi dia sudah penasaran.
Yang ditanya malah sibuk makan mcflurry sambil suap suapan sama pacarnya, Ten.Sekarang Eunseo June Lisa-serta Ten sedang nongkrong di McD, setelah pulang sekolah.
"Lagian juga ini kenapa si Chitta ikutan sih?" Omel June yang dibalas jitakan Ten.
"Sopan dikit kali sama kakak kelas!" Umpat Ten
"Udah sih udah! Jelasin ke gua Lis!" Eunseo mulai jengkel.
Lisa kemudian menaruh gelas Mcflurry nya dan menghela nafas."Gua tadi cuma nebak hehe" Cengiran khas Lisa membuat June dan Eunseo mendengus frustasi.
"Nih ya lo pikir aja. Orang bodoh mana yang mau gantung diri disekolah? Kalau gua sih ogah! Lagian juga nih ya, rasanya ga mungkin kalau Sanha gantung diri di pintu kelas. Itu anak kan tinggi banget, kira kira 180 maybe? Dan tinggi pintu itu kalau gak salah cuma 200" Jelas Lisa panjang lebar.
"Jadi maksud lo ada yang sengaja ngegantung Sanha gitu?" Tanya June bingung.
"Lebih tepatnya, itu psikopat bunuh Sanha baru di gantung disitu seakan akan Sanha bunuh diri "
Penuturan Lisa membuat semua yang ada disitu mengerutkan kening nya.
"Untuk lebih jelasnya lagi, gua udah nelpon Mark buat kesi-"
Omongan Lisa terpotong oleh suara yang memanggil namanya.
"KAK LIS!"
"Nah itu Mark nya udah datang. Sini Mark!" Lisa melambai lambaikan tangannya agar Mark dapat melihat lebih jelas kehadirannya.
Mark segera mendatangi meja Lisa. Ternyata Mark tidak sendiri, ia bersama Jeno Renjun dan juga Haechan--yang terlihat tidak memiliki semangat hidup.
"Tumben Mark, biasanya rame rame" Sapa Eunseo basa basi.
"Lah biasanya kan emang segini ka? Siapa lagi? Sanha juga udah mati tadi pagi " Ucapan Mark membuat Haechan mendelik dan kembali murung.
"Kenapa kamu gak peka sih Mark? Maksud Eunseo itu nanyain Jaemin, yakan Eun?" June menaik naikan alis nya bermaksud menggoda Eunseo. Yang kemudian dibalas cubitan kecil oleh Eunseo.
"Ohh Jaemin?Gaikut dia kak, gak dibolehin sama bundanya. Disuruh belajar dirumah. Biasalaah orang pintaarr"
Eunseo cuma mengangguk anggukan kepalanya.
"Ini si Haechan kenapa jadi kayak mayat hidup gini?biasanya juga tubir" Tanya June menunjuk Haechan.
"Biasa kak, kehilangan teman tubirnya. Ini aja kita baru kelar dari pemakamannya Sanha kak"
"Udah udah sini duduk" Lisa menepuk kursi disebelahnya lalu menyuruh teman teman-dan pacarnya geser, memberi ruang lebih agar Mark dan yang lainnya bisa duduk.
"Kenapa Kak Lis manggil kita kesini?" Tanya Mark.
"Ini Mark. Jelasin ke kita apa maksudnya" Lisa menyerahkan kertas yang sudah mulai kusut itu. Mata Mark terbuka lebar melihat kertas itu berada ditangan Lisa. Mark segera menatap tajam Jeno seakan bertanya kenapa kertas itu bisa di tangan Lisa. Yang kemudian dibales Jeno dengan mengangkat bahu tanda dia pun tidak tau.
"Tadi kayaknya jatuh waktu Jeno nabrak gua" Jelas Eunseo.
"Jelasin ke kita Mark!"
Mark menelan ludah. Lalu ia mulai menceritakan kejadian tadi pagi disekolah. Mulai dari Haechan yang berlari dan mengguncang mayat Sanha hingga kertas itu jatuh sampai Haechan yang mengamuk mencari Siyeon karna Haechan berpikir bahwa temannya itu dibunuh Siyeon.
"Trus kata Siyeon apa?"
"Enggak tau kak. Tadi Siyeon gak masuk sekolah"
Semua yang ada dimeja itu menghela nafas pasrah. Tangan Haechan kembali terkepal erat.
"Kok Lo bisa nuduh Siyeon?" Tanya Ten
"Karna sehari sebelum kematian Sanha, tepatnya kemaren adalah hari kematian Nancy, sahabat Siyeon kalau kak Ten masih ingat" Jelas Mark
"Dan kata kata dikertas itu, persis dengan kata kata Siyeon waktu Haechan dan gua adu mulut sama dia"
"Siyeon berkata kalau misal Sanha dan teman teman gua mati, gua baru bisa ngerasain sedihnya dia waktu kehilangan Nancy"
"Gua mengakui dan menyesal waktu itu udah kasar sama Siyeon, gua juga bisa ngerasain sekarang gimana sedihnya Siyeon waktu sahabatnya meninggal. Tapi gak gini juga caranya!" Akhirnya Haechan angkat bicara. Tangannya semakin mengepal erat.
"Tapi bisa jadi itu bukan Siyeon Chan!" Jeno mulai berbicara setelah dari tadi hanya diam.
"Tapi bukti aja juga udah mengarah kedia jen! Lo kok jadi belain dia!"
"Tapi itu bukan bukti yang kuat Chan!"
"Udah woy udah. Jangan berantem disini. Malu diliat orang." Renjun akhirnya menengahi keduanya.
"Udah gini aja. Sekarang kita pulang kerumah masing masing dan nenangin pikiran kita, besok baru kita tanya Siyeon baik baik"
Usulan Eunseo dijawab anggukan oleh yang lain. Mereka lalu pergi dari meja itu, kembali kerumah masing masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sycho?¿ || 95-00
Bí ẩn / Giật gânMereka saling menyalahkan Padahal pembunuhnya sedang menonton mereka.. Sambil menyeringai senang..