▪️15

6K 1.1K 90
                                    

Senin, 30-10-17
16.24

"ARINNNNN!!" Mark berlari menaiki tangga menuju apartement Arin yang berada di lantai 6. Haechan lebih memilih menunggu lift dibanding ia lelah menaiki tangga.

"RINNNN!!!!" Mark melihat pacarnya terduduk di koridor sambil menangis. Ia segera berlari menghampiri Arin dan merangkulnya.

"kamu enggak papa kan Rin?!" Mark bertanya dengan nada khawatir yang dijawab Arin dengan gelengan. Tangannya menunjuk lurus kedepan membuat Mark menoleh.

Didepannya terlihat pemandangan yang tidak lazim.

Seorang laki laki yang terbujur kaku dilantai dengan darah yang mengalir dari mulut dan dadanya yang membasahi koridor.

Dan seorang perempuan yang terduduk didepannya sambil memegang pisau yang berlumuran darah dengan tatapan kosong.

Mark kenal mereka.

Jeno dan Siyeon.

"ANJING LO NGAPAIN JENO YEON?!!" Mark berteriak marah. Ia baru saja akan meringsek maju jika saja Arin tidak menahannya.

Siyeon yang diteriakin menoleh dan menatap Mark nanar dengan tatapan kosong nya. Matanya meneteskan air mata yang membasahi pipi nya.

"RIN JENO KENAPA RIN?!" Tanya Mark yang sekali lagi dijawab Arin dengan gelengan.

"A..aku enggak tau Mark. Ta..ta..tadi waktu aku baru selesai makan aku mendengar suara teriakan Jeno dan aku segera berlari keluar.." Jelas Arin dengan tubuh bergetar.

"A..aku udah ngeliat Jeno kayak gini Mark. " lanjutnya.

Mark menghela nafas kasar. Ia bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Ia ingin marah dan menghabisi Siyeon namun ia masih mengingat kalau Siyeon adalah perempuan.

Hingga Haechan datang dengan berlari dari lift.

"MARK LO COBA TUNG..." Omelan Haechan berhenti ketika matanya melihat Jeno yang terbujur dilantai. Tubuhnya membeku seketika ketika melihat gadis yang ia benci. Otaknya langsung menangkap situasi.

Siyeon membunuh Jeno. Fakta ini diperkuat dengan pisau yang ada ditangan Siyeon.

"ANJING YEON!" Pekik Haechan.

"BANGSAT LO GATAU DIRI!" Maki Haechan.
Meskipun ia membenci Jeno akhir akhir ini karena Jeno membela Siyeon tetapi tetap saja Jeno adalah teman kecilnya. Sudah terlalu banyak kenangan dan waktu yang mereka lewati.

Haechan meringsek maju, menghampiri Siyeon. Mark menahan tangannya namun ia tepis.

"MAU LO APA YEON?!" Teriak Haechan. Matanya menatap nyalang ke Siyeon.

Siyeon yang kesadarannya tlah kembali buru buru menjatuhkan pisau yang ada di tangannya dan menatap Haechan seraya menangis kencang.

"Bukan gua Chan! SUMPAH BUKAN GUA!" Pekik Siyeon tak kalah nyaring dari teriakan Haechan.

"LO MASIH GAMAU NGAKU SETELAH JELAS KAYAK GINI?!" Amuk Haechan.

Ia sudah tidak peduli jika didepannya adalah Perempuan. Dimatanya, Siyeon bukan perempuan, melainkan iblis.

"Tapi sumpah Chan bukan gua!"

Brukk!

Haechan meninju dinding disamping Siyeon. Membuat gadis itu menahan nafas. Darah terlihat menetes dari tangan Haechan dan jatuh kelantai.

"Diam lo iblis" desis Haechan.




Untuk saat ini segini dulu aja ya. Mian kalo part nya pendek huhu otak ata lagi buntu. Maaaf banget hehe. Tolong selalu dukung aku hehe

Sycho?¿ || 95-00 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang