Minggu, 13-11-17
"This is your day" Mark membisikkan kalimat tersebut ketelinga Jaemin, sambil tersenyum. setelahnya ia melangkah kembali menuju kursinya.
Kali ini ia menempati kursi saksi, dan ia berjanji tidak akan membiarkan Jaemin lolos.
Dan Jaemin, masih setia tersenyum semenjak menduduki kursi tersangka.
"Baik! Mari kita mulai sidang pada siang hari ini!" Suara Hakim terdengar membuat semua hadirin sidang terdiam.
Tanpa basa basi, sidang dimulai.
"Apakah benar saudara Jaemin yang telah membunuh saudara Sanha?"
Jaemin terdiam, pengacara nya terus saja membela nya. Ia bisa melihat tatapan sinis Mark dari mejanya.
"Sekali lagi saya tanya, apakah benar saudara Jaemin yang telah membunuh saudara Sanha?"
Jaemin masih terdiam, menunduk. Ia menolehkan kepalanya menuju kursi tamu, melihat bundanya yang sedang menangis.
"Saudara Jaemin?"
Jaemin mengadahkan kepalanya, tersenyum lebar, lalu menganggukkan kepalanya.
"Ya, saya yang bunuh."Ia bisa mendengar tangisan bundanya yang semakin kencang, juga teriakan orang orang disekitarnya, serta suara tangisan pilu yang ia yakini suara mamanya Sanha.
Suara palu diketok satu kali, mengisyaratkan untuk diam.
"Apakah benar Saudara Jaemin yang membunuh saudari Eunseo?"
"Ya." Jawab Jaemin mantap, sambil tersenyum lebar. Sorakan kembali terdengar, membuat hakim kembali memukulkan palunya satu kali.
Kini pengacara pun sudah tidak bisa berbuat apa apa, karna Jaemin sendiri yang mengakui.
"Apakah benar saudara Jaemin yang membunuh saudara Sungjae?"
"Ya."
"Apakah benar saudara Jaemin yang membunuh saudara Yeri?"
"Ya" senyum Jaemin semakin lebar.
Mingyu bangkit dari duduknya, berusaha menggapai Jaemin untuk menghantamnya jika saja June tidak menahannya.
" apakah Saudara Jaemin yang membunuh saudara Jeno?"
Senyuman Jaemin semakin lebar, lebih seperti menyeringai sekarang,
"Ya."Suara sorakan kembali terdengar, kali ini lebih parah dari sebelumnya. Muka Mark sudah merah menahan marah, begitu juga dengan yang lainnya.
Palu diketok kembali, membuat semuanya diam.
"Tenang dulu!"
"Saya tanya lagi, apakah saudara Jaemin yang membunuh Mina?" Jaksa kembali bertanya.
Eskpresi Jaemin seketika berubah, seringainya berubah menjadi datar,
"Tidak."Yuta bangkit dari kursinya, dengan wajah merah padam. Ia nyaris mengamuk namun Doyoung masih dapat menahannya.
"Sekali lagi saya tanya, apakah saudara Jaemin yang membunuh saudari Mina?"
"Tidak!" Jawab Jaemin.
"Apakah anda yakin?"
"Tidak, tidak. TIDAK!" Jaemin berteriak membuat satu ruangan sidang terkejut. Namun Jaksa tidak menyerah.
"Tapi menurut bukti dan saksi, mengarah kepada anda."
"TIDAK!" Pekik Jaemin. Ekspresinya kini terkesan marah.
"BOHONG LO ANJING!" Teriak Mark.
"SAUDARA MARK! HAKIM TIDAK MENGIJINKAN ANDA UNTUK BERBICARA!"
Mendengar teguran itu, Mark kembali duduk dan mengatur amarahnya.
"Apakah anda yang membunuh saudara Chanwoo?"
"Tidak!" Jawab Jaemin mantap. Ia lagi lagi mendapat seruan dari para hadirin yang tidak percaya, sehingga membuat hakim kembali memukul palunya.
"Apakah anda yang membunuh saudari Sohye?"
"Tidak."
"Apakah anda yang membunuh saudari Joy, saudara Bambam dan saudari Arin?"
"Tidak." Eskpresi Jaemin sudah benar benar tidak enak sekarang. Entah pergi kemana senyumannya-yang lebih seperti seringai itu dari wajahnya.
Tangan Mark semakin mengepal, Haechan disebelahnya sudah berusaha untuk menenangkan Mark.
"Apakah anda, yang menyerang saudari Jennie?"
"Tidak!"
"Kalau anda tidak ingin mengaku, saya akan ganti pertanyaannya."
"Apa yang anda lakukan, disekolah pada hari Jumat tanggal 11 November 2017 di jam 05.45?"
Jaemin hanya terdiam, sama sekali tidak bergeming.
"Mengapa anda berada di tempat kejadian, begitu Jennie ditemukan terluka?"
Jaemin masih tetap terdiam, ia menoleh keseliling, melihat suasana ruang sidang. Ia dapat melihat banyak sekali mata memandang tajam kearahnya. Sedangkan bundanya, sedang menangis tersedu sedu sambil berteriak histeris sekarang.
Jaemin menyeringai kembali,
"Entahlah."Jawaban Jaemin memancing amarah Jaksa.
"Jika anda menjawab seperti itu, anda dapat dinyatakan bersalah, berdasarkan bukti yang ada."
"Karna anda tidak memberikan pembelaan.""Silahkan saja." Ucap Jaemin, seringainya semakin lebar.
"Hanya saja, kalian mungkin akan menyesal jika harus menghukum saya.""Hey, aku mengetahui apa yang kalian tidak ketahui." Seringai Jaemin semakin lebar. Ia merogoh kantungnya dan mengeluarkan sesuatu.
Sebuah pistol.
Jaemin mengarahkan pistol itu ke kepalanya, membuat semua hadirin memekik kaget. polisi sudah ingin maju mengamankan Jaemin namun diintrupsi oleh Jaemin,
"JANGAN MENDEKAT! ATAU GUE BAKAL TEMBAK KEPALA GUE!""Gue emang pembunuh, namun bukan berarti gue yang membunuh semuanya yakan?"
Jaemin kembali menyeringai, ia menolehkan kepalanya kearah Haechan yang kini sedang tersenyum sinis."Saya sudah memperingati kalian, selamat hidup tenang." Ucap Jaemin dengan senyum terlebarnya.
Dan setelahnya, suara tembakan terdengar tanpa ada yang bisa mencegah.
Na Jaemin, mati ditempat karna menembak kepalanya sendiri dengan pistol yang ia bawa.
Dan hakim pun memutuskan untuk menutup kasusnya.
FIN
GAK DENG CANDA BELUM SELESAI HEHE
KAMU SEDANG MEMBACA
Sycho?¿ || 95-00
Mistero / ThrillerMereka saling menyalahkan Padahal pembunuhnya sedang menonton mereka.. Sambil menyeringai senang..