Badra melihat arlojinya Masih jam satu Siang dan Masih menunggu hujan reda.
Jam tiga Nanti, lelaki gondrong ini harus mengisi Kelas ekstra musik di sebuah SD swasta.
Buku Suzuki Jilid 1 nya mulai di buka-buka lagi, lalu membuka notes kecil nya Untuk mengingat materi minggu lalu yang telah diberikannya."aaaah hujan begini paling enak ngopi sambil smoke, hmmm apa daya pihak sekolah mensyaratkan Aku tidak boleh merokok 2 jam sebelum mengisi Kelas anak-anak itu",
Biyung bilang "ditelateni saja, ambil kesempatan yang ada sekalian membagi ilmu mu!"
Dan duit yang ku terima mengajarkan ekstra musik di sekolahan anak-anak ini memang lumayan.
Aku selalu Ingat kalimat bopo "jangan mengukur Semuanya dengan uang, selama Kamu suka, Kamu enjoy, tekunilah, Pasti ada banyak Hikmah dan hal positif yang akan Kamu raih!"
"durung mangkat dra! " kepala tarra nongol di jendela Kamar kos ku yang terbuka
" udan sue! " jawab ku sambil nyrutup kopi, dia langsung membuka pintu dan nyelonong masuk begitu Saja.
" duwe mi ora? "
" Halah, Kebiasaan! Kae neng rak jupuken! " sautku
" Hehehe njilih yo dra, ngelih banget Aku! "
" hmmm pake aja!! "
Tarra berlalu, hujan Masih deras, Aku bersiap-siap membungkus case biola ku dengan Jas hujan.
" Yakin mangkat saiki dra? " teriak Tarra dari dapur bawah tangga.
" ho'oh, ndak telat wis jam loro je, lungo sik yo ra! " pamit ku.
" Ati Ati! "
Aku menstarter Honda beat ku, Biola Sudah ku Bungkus dengan aman ku taruh di punggung ku yang juga sudah berlapis Jas hujan,sementara tas punggung ku cangklongkan di bagian dada.
Syukurnya begitu masuk jl. Magelang hujan mulai Reda, beberapa kendaraan nampak melihat kami yang ber Jas hujan dengan janggalnya, yaaa begini lah efek hujan yang tidak merata Hahahaha
Beberapa montor yang senasip nampak menepi, dan mulai melepaskan Jas hujannya. Tapi Aku? Cuek Saja melenggang di teriknya matahari sore, nanggung pikirku, Lagian Lumayan lah sekalian ngeringin Jas hujan 😁😁😁
"aaaaah Bentar lagi nyampe deh! " kataku mulai tak sabar dan berasa Sumuk dengan Jas hujan tapi males kalo harus berhenti dan melepaskannya.
Kubelokkan motor ku menuju parkiran sekolah yang teduh ini karena di naungi beberapa pohon angsana yang sedang berbunga.
Di parkiran hanya ada beberapa kendaraan, karena jam Belajar Siswa disini hanya sampai sampai Dua Siang, selebihnya adalah kegiatan ekstra.
Setelah kuparkirkan beat putih ku di tempatnya, mulai ribet membuka semua Jas hujan. Aku pun melenggang sambil menenteng case Biola ku masuk ke gedung utama sekolah ini, Tentu nya setelah melapor pada satpam yang berjaga.
Lagi-lagi ku lirik jam tangan ku, Masih ada waktu Tiga puluh menit an untuk bersiap.
Di SD ini, Aku mengajar Kelas kecil anak Kelas 1-3,itupun Masih sedikit peminatnya, tapi yang membuatku Salut adalah sekolah ini punya lab musik yang luarbiasa komplit, sepertinya memang mengakomodir kegemaran siswanya, hmmm kabarnya biaya masuk SD ini juga lumayan bombatis.
Setelah mampir ke ruangan guru, Untuk mengambil kunci lab musik, Aku segera membuka pintu nya dan menghidupkan pendingin ruangan.
Mulai menata standing partitur yang memang disediakan beberapa di sekolah ini.Mulai ku letak kan buku Suzuki volume 1 ku sebagai Bahan mengajar jam empat Nanti.
Sebenernya ini bukan kali pertama Aku mengajari anak - anak usia SD, beberapa kali Aku juga sengaja menerima murid private Untuk datang ke Rumah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angsana
General FictionAku jatuh cinta padamu di balik angsana. Aku memujamu diantara angsana. Aku mencintaimu di bawah angsana. Aku terserak bak bunga bunga angsana.