Waktu makan malam tiba, jelas lah aku resah si cucu sialan itu belum keluar kamar juga, aku menyusul suster Ratna dan sekar ke teras.
"buk, anak-anak udah malam begini Koq belum pulang ya? " tanya menantuku begitu melihat aku keluar," sekar, Adel sekarang itu Sudah kuliah, Tugas nya banyak dan sebenarnya anakmu lanang si Adeep itu Lebih sering tinggal di apartemen nya, "
" Lhoh, Adeep dibeliin apartemen sama papa nya buk?" tanya sekar terkaget,
"bukan begitu, priyo saat itu terpaksa menyetujuinya karena dekat ke kampus nya, Tugas nya Kala itu banyak sekar, kasian lihat Adeep riwariwi pulang malam! " kataku dengan sedikit berbohong.
" Aaah Ternyata Saya Sudah melewatkan banyak hal ya buk? Sekar Mau sembuh total buk! " kata menantuku itu sambil menyandarkan punggungnya di kursi.
" simpan semangatmu nduk, Kamu Pasti sembuh, ibuk Akan bantu semampu ibuk untukmu! " jawab ku sambil memegang tangan nya, Aku sangat menyayangi menantuku yang satu ini. Kalo ku rasakan sifatnya mirip sekali dengan Ulla, seperti ketulusannya Lebih memilih tinggal di Rumah ini sejak mereka menikah.
" Terimakasiih Ya buk, Terimakasih banyak, selama Saya sakit Sudah membantu merawat mas priyo, Adeep dan Adel! "
" ra sah dipikirkan, jangan banyak berfikir, sekarang fokus dengan kesembuhanmu, wis Ayo sekarang Kita makan malam dulu, Mari suster!" ajakku,
"tapi buk, enggak Nunggu anak-anak? " tanya nya cemas,
" sekar, anak anak mu itu Sudah besar, sudah dewasa, mereka pasti Sudah tahu makan sendiri ketika perut mereka terasa lapar! " kataku, padahal dalam hati" dasar cucu sialan itu, mana rasa lapar kalo Sudah sibuk menyantap istrinya dikamar! "
Untungnya sekar menurut dan mulai ikut ke ruang makan, dia nampak ingin mengingat sesuatu,
" iya, piano nya Aku pindah kesitu, lebih nyaman begitu kata priyo! " jawab ku berbohong, padahal piano itu sengaja untuk menutupi keberadaan pintu kamar Adel dan adeep yang hanya dislamurkan si toni dengan triplek yang dicat menyerupai tembok.
Untungnya lagi sekar Cuma angguk-angguk, mungkin dia masih belum ingat atau dia merasa ada yang janggal tapi belum tahu apakah itu.
Kami bertiga makan tanpa banyak percakapan,
"Wah ibu sekar makan nya mulai banyak sekarang ya? " kata si suster Ratna sambil tersenyum memuji." iya suster, Saya mau cepat sembuh, cepat bisa menjalankan peran Saya sebagai istri, menantu dan mama yang baik, Iya kan buk? " jawabnya sambil menatapku, Aku mengangguk penuh haru.
" ibu akan membantumu semaksimal yang ibu bisa nduk! "
Surti mulai datang untuk membereskan meja makan, ketika kami mulai beranjak ke ruang tengah,
" Mau nonton tivi sekar? " ajakku ,
" enggak buk, Saya Masih bingung melihat dan mendengarkan banyak dialog dari TV, Saya mau ke depan Saja sambil Nunggu anak-anak pulang! "
Duhhhhh, Gara-gara Adeep ini, lagi ngapain sih mereka?
Mencoba menelpon hape Ulla tidak aktif, mau ke kamar mereka, kalo ketauan sekar bisa kacau acara nya, karena jelas foto-foto mereka berdua itu Pasti Belum dicopotin dari dinding, baru saja mau menelpon Adeep, suara sekar mengagetkanku,"buk, mas priyo Sudah tahu belum ya kalo Saya Sudah ada dirumah? "
" Eh uh Ehmm dari tadi ku telpon belum diangkat nya neh! Mungkin dia sedang meeting dengan para second line! " jawab ku berbohong lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angsana
General FictionAku jatuh cinta padamu di balik angsana. Aku memujamu diantara angsana. Aku mencintaimu di bawah angsana. Aku terserak bak bunga bunga angsana.