Perang Dingin

1.2K 95 14
                                    

"Adeep Ulla mana?"  tanya nenek yang memergoki Aku sendirian di ruang tivi,

"Masih kuliah! " sahut ku bohong,

" Kamu Tuh gimana sih, udah punya istri Koq kaya single! " tegur nenek,

" dia bareng temannya nek, don't worry! " jawab ku

" Ooohh, Ayo makan dulu deep! " ajak nenek,

" enggak ah, Nunggu Ulla!, nenek duluan Saja! " tolakku, 
nenek tersenyum lalu beranjak ke meja makan,

" nenek makan duluan ya! "

" silahkan nek! "

Kulihat jam dinding Sudah jam 7 malam, ku telpon hape nya masih tidak aktif,
" Hmmmmm dimana Kamu Ulla, Masih banyak urusan yang perlu Kita Selesai kan! "

" assamualaikum! "

" Walaikumsalam! " nampak suara bik surti bergegas ke pintu, Aku Masih acuh tak ingin tahu siapa tamu nenek.

Nampak bik surti balik masuk dan diikuti Ulla yang dingin melewatiku, Aku Refleks menoleh karena Sudah hafal dengan bau parfume khas punya istri ku,  dia sudah berganti baju?

"Halo nek, maaf Ulla pulang kemalaman, tadi Ketiduran di kos! " jelas nya panjang ke nenek, padahal nenek lho enggak tanya apa-apa ke dia,  hmmm harusnya dia kan salim dulu sama suaminya yang Sudah menunggui nya dari tadi ,  nenek nampak Sudah selesai makannya ketika Ulla datang,

" iya ndak papa Ulla, Adeep Belum Mau makan Tuh nungguin Kamu Katanya, nenek istirahat dulu ya! "

Aku Masih melihat istriku yang bahkan tak sedikit pun melirikku, begitu nenek masuk kamar, dia pun langsung masuk kamar, ga keluar-keluar lagi, aaaarrhhh alhasil Aku pun makan sendiri.

" mas Adeep, ini ya kunci motor mbak Ulla! " kata Pak Toni driver nenek.

" oh, Ulla bawa motor Pak? " tanya ku,

" iya mas! "

" Makasih ya Pak! ", kataku sambil menerima kunci motor Ulla dan meneruskan makan dengan garing nya.

Aku masuk kamar dan Ulla Sudah memposisikan tidur di posisi kiri yang seharusnya jatah ku,  Aku tahu dia sedang Pura-Pura tidur.

Aku bersenandung sambil masuk kamar mandi bermaksud cuci Muka dan gosok gigi.

Dari kaca wastafel, Aku Tau Ulla membuka matanya mencuri-curi pandang mencariku, 
"Ulla Ulla selain lugu wagu Kamu itu juga gengsian bener!"

Sengaja kulama-lamain di Kamar mandi,

"Aaaahh seger nya, tidur aaaahhh! " suara ku sengaja ku keras kan,  dan aku ga ngambil di sebelah kanan yang kosong tapi Tetep ambil posisi jatah ku di kiri Walopun disitu ada Ulla,  Aku rebahan dan berjuang menggeser nya, Ulla kelihatan banget bertahan nya  dia sengaja tidur membelakangiku.

Akhirnya Aku berhasil merebahkan diriku disebelah kiri Ulla Walopun Pas Cuma sebadan,  kami saling membelakangi,  perlahan aku mendorongnya dengan pantatku, Ternyata Ulla menyadarinya lalu membalas mendorongku ulang,
Aku membalasnya Agak keras, Ulla pun ganti membalasku Lebih keras dan brrruuuukkkkk!!!

"aawww sakit Ulla!! " teriak ku yang jadi terjatuh ke lantai parquet.  Aku berharap   Ulla bangun lalu menolongku, Uhfffff ternyata nonsense, sia-sia.  Sambil bersungut-sungut aku naik lagi ke kasur dan mengalah tidur di sebelah kanan.

***

" lu bareng gue ya! " kata ku lembut dipagi hari nya,

" enggak! Gue naik motor! " jawabnya singkat.

" Plis Ulla, dari sini ke kampus itu jauh! " kataku Masih berusaha lembut.

" gue udah biasa! " Jawabnya singkat, sambil keluar Kamar,  dan langsung berubah drastis ketika bertemu nenek di pool,

" pagi nenek! " Sapa nya mencium tangan,

" Mau berangkat? " tanya nenek,

" iya nek, pamit ya! " kata Ulla,

" udah sarapan? " tanya nenek lagi,

" udah nek, assalamualaikum! " pamitnya

" Walaikumsalam ",  sambil membalas Salam nya, nenek mengeryitkan dahi menelisikku, Aku cuma mengangkat bahu.

Ulla berangkat duluan, tapi Aku mengikutinya dari kejauhan, she never know how I worried!

Di kampus pun, Aku menjaga jarak Seperti yang dia mau walaupun Aku selalu berada di sekitar dia.  Termasuk melihat betapa akrab nya, dia bercanda dengan Cowo gondrong yang pernah Aku lihat di warung om nya, lalu datang lagi cowo satu nya dan mereka asik mengobrol.

"lo mutusin gue, karena Ulla? "

Tanpa ku sadari, ada Adel Sudah duduk disampingku, dengan sangat menempelnya.
Aku membiarkan nya Saja, karena Sudah paham sekali dengan kemanjaan Adel,

" maksud lo? " tanya ku Pura-Pura ga tahu.

" jangan bohong deh, dari tadi lo itu ngeliatin Tallulah! "

" oh, gue punya mata kan? Suka -  suka gue deh! " jawab ku datar, 
Adel Masih menempel dengan cuek nya bahkan sekarang menaroh kepalanya dibahuku,

" gue ga Mau lo putusin! " katanya manja,

" gue tahu, lu ngomong itu terus setiap ketemu! " jawab ku cuek,

" Trus? "

" yaa gue udah pernah jawab kan, gue ga bisa! " jawab ku dingin, Adel mulai menarik kepalanya,

" gue lu putusin tanpa alasan! " protes Adel,

" ya, gue udah terbiasa mutusin cewe tanpa alasan, karena gue jatuh cinta juga tanpa alasan! "

" plak!! You're asshole!! " kata Adel mulai Marah dengan sikap dingin dan cuek nya Adeep.

Adeep mulai meradang dan menatap cewe manja disampingnya,

" gue mutusin lu baik-baik, lu datang lagi merengek gue tanggapi baik-baik, Tiap ketemu lu memelas minta balik gue respon dengan baik-baik hingga detik ini pun lu merendahkan harga diri lu Masih lendat lendot an di gue, gue biarin tapi gue udah ga bisa diam, kalo lu lancang nampar gue!! Tapi Sayangnya gue paling anti nggunain tangan gue buat ngasarin cewe! So listen to me carefully adela, gue udah mutusin lo dengan Kejujuran yang gue punya, gue ga bisa cinta sama lu, just it! "

Dan Sudah kutebak lagi, cewe manja itu menangis sambil meninggalkanku,  Shit Ulla melihat nya lagi,  aaaarghhhh Masalah tidak hari makin bertambah.

Aku Pura-Pura sibuk dengan laptop ku dan ketika menoleh ke bangku bawah angsana, hanya ada guguran daun kuning dan kemana Ulla?  Shit Aku kehilangan jejaknya.

Sepertinya Aku harus minta jadwal kuliah dia deh!

Dan perang dingin ini Sudah berlangsung genap Tiga hari, Ulla yang dingin, cuek dan aku yang sedang belajar menyrateninya seberapa keras kepala nya dia.

Hingga di hari ke empat siang, ada telpon dari nenek yang mengatakan bahwa dia harus ke Kuala Lumpur karena ada urusan yang berkaitan dengan Para pamegang saham. Jadi Aku harus ke Kantor menggantikan nenek dan papa, Jadi lah sore itu Aku meluncur ke Saputro's company. 

Melihat peliknya semua berkas yang didaulat nenek buat dibaca, banyak anggaran prive yang telah di Keluarkan di Setahun terakhir ini oleh tante Lola, tepatnya suami tante Lola. Aku makin terperangkap menyelidiki angka-angka ajaib didepanku bahkan memutuskan tidur di kantor serta sejenak melupakan keberadaan Ulla.

**-

AngsanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang