WARNING, TYPOOOOOO!!!!!
HAPPY READING!!!
♚♚♚Adakah yang menunggu book 2 ff ini??? Mana suaranya?!!!
Deringan ponsel terdengar di ruangan yang remang pencahayaan. Seorang lelaki dewasa bangun dari tidur malamnya. Hembusan nafas berat keluar dari mulutnya. Tangan kekarnya meraih ponselnya diatas balas disampingnya dengan malas. Matanya melirik ke jam dinding yang menempeli tembok ruang itu. Bahkan matahari belum terlihat, ini masih pukul 1 dini hari. Dan tidak berperikemanusiaannya seseorang mengganggu tidurnya dengan meneleponnya pada saat itu.
"Kumohon, aku masih mengantuk! Berhentilah mengganggu hidupku!! " teriaknya dengan suara serak khas bangun tidur.
"Yak! Beraninya kau! " teriak orang diseberang telepon. Seketika mata namja dewasa itu melotot terkejut mendengar suara siapa yang menimpalinya. Ya, salahkan dirinya sendiri menerima telepon tanpa melihat siapa sang penelepon. Ceroboh.
"Kim Namjoon!! " teriak pria diseberang sana dengan nada kesal yang kentara.
"Mian appa. Aku baru saja menyelesaikan tugasku tengah malam. Dan aku masih mengantuk. " ucap Namjoon mencoba meyakinkan seorang yang disebut appa olehnya itu.
"Terserah, aku tidak peduli. Itu sudah resiko. Aku hanya ingin memberitahukan bahwa kita akan melakukan rapat di markas pukul tiga nanti. " lagi-lagi mata Namjoon melotot. Apa pria tua itu gila? Dimana rapat yang dilakukan jam tiga dini hari?? Gila!.
Namjoon menghela nafasnya frustasi "Apㅡ" ucapannya terpotong seenaknya. "Tidak ada protes! Beritahukan ini pada anak appa yang lain. Terutama Jimin, dia selalu sengaja melupakan tugasnya begitu saja. " jelas pria itu dengan wibawanya.
"Appa, mohon mengertilah. Jimin hanya belum menerima semua ini dengan sepenuh hati. Iaㅡ" lagi-lagi ucapan Namjoon terpotong. "Ya, appa mengerti. Mohon berilah ia pengertian, Namjoon-ah. Sebagai seorang pemimpin dan salah satu hyungnya. " ujar pria itu dengan kelembutan yang menenangkan.
"Baiklah, appa. Aku mengerti. " terdengar kekehan kecil diseberang telepon. "Bagus. Itu baru anakku. "
Namjoon pun tersenyum mendengar ucapan appa-nya itu.Ia mencoba menyamankan sandarannya di kepala tempat tidur.
"Appa, " panggil Namjoon lirih. Entah mengapa sekarang rasa kantuknya menghilang begitu saja. "Hm, " Namjoon menatap langit-langit kamarnya dengan sendu."Terimakasih. " berlangsung beberapa detik, masih tidak terdengar balasan dari pria yang ia ajak bicara itu.
"Terimakasih, kau sudah menampung kita. Kita tidak tau bagaimana jadinya jika kau tidak mengundurkan diㅡ" matanya terlihat berkaca-kaca dan terasa berat untuk meneruskan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wind Beneath My Wings [BTS•Brothership]ㅡ book II {end} ✔
FanfictionKelanjutan book pertama dengan judul yang sama! ♛ Disarankan, membaca book pertama terlebih dahulu. Jangan lupa VOMENT! ◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◐◑◑ Book ke-2 ini, menceritakan keenam namja yang berusaha mencari adik bungsu mereka (Jungkook) yang hilang...